4 BUMN Berambisi Kuasai Pasar Baterai Kendaraan Listrik Dunia

Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki ambisi besar menjadi pemain yang diperhitungkan dalam industri baterai kendaraan listrik pada 2025.

oleh Andina Librianty diperbarui 01 Feb 2021, 20:20 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2021, 20:20 WIB
Konvoi Kendaraan Listrik Sambut Formula E 2020
Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Konvoi kendaraan listrik berlangsung dari GBK menuju Monas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki ambisi besar menjadi pemain yang diperhitungkan dalam industri baterai kendaraan listrik pada 2025. Empat BUMN itu tergabung dalam Indonesia Battery Holding (IBH), yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Industri Electric Vehicle Battery (EV Battery), Agus Tjahajana, mengatakan bahwa holding BUMN tersebut berambisi menjadi pemain global material hulu baterai dengan nikel sulfat pada 2025.

"Kita berambisi menjadi produsen nikel sulfat global dengan produksi tahunan 50 ribu hingga 100 ribu ton untuk melayani ekspor global dan permintaan lokal," kata Agus dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada Senin (1/2/2021).

Ambisi lain pada 2025 yaitu menjadi pemain global material antara (katoda) baterai dengan target produksi prekursor sampai dengan katoda sebesar 120 ribu sampai 240 ribu ton per tahun untuk ekspor dan di industri lokal.

Selain itu juga berambisi menjadi pemain hilir regional serta domestik di industri baterai dan kendaraan listrik.

"Menjadi pusat manufaktur kendaraan berbasis EV (kendaraan listrik) di Asia Tenggara," tutur Agus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penjajakan Mitra

Konvoi Kendaraan Listrik Sambut Formula E 2020
Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Anies disopiri oleh pembalap Formula 2 yakni Sean Gelael. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Untuk merealisasikannya, BUMN sedang melakukan penjajakan calon mitra atau investor. Kriterianya termasuk memiliki jejak gobal dalam industri baterai kendaraan listrik, memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnis, memiliki kekuatan finansial dan investasi di bidang baterai, serta memiliki reputasi merek yang baik dan memiliki hubungan dengan perusahaan Original Equipment Manufacturer (OEM).

"Dari proses penjajakan calon mitra untuk gelombang I, terdapat tujuh grup perusahaan sesuai kriteria termasuk LG, Samsung, dan Tesla," jelas Agus.

Potensi dampak GDP bila Indonesia menjadi pemain global baterai kendaraan listrik mencapai USD 26 miliar pada 2030. Selain itu, penyerapan tenaga kerja diproyeksikan akan ada sekira 23.500 orang dari pengembangan industri baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, dengan peningkatan neraca perdagangan sekitar USD 9 juta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya