Indonesia Masih Resesi, Stafsus Jokowi Santai

Stafsus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengklaim prospek ekonomi di Indonesia pada 2021 akan lebih baik

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2021, 11:08 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 11:08 WIB
Lembaga Hitung Pilpres Bakal Diaudit
Anggota Tim sukses Jokowi-JK , Arif Budimanta mendorong agar lembaga survei diaudit, karena hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran hasil survei yang dilakukan lembaganya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus (Stafsus) Presiden Jokowi Bidang Ekonomi Arif Budimanta mengklaim prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2021 akan lebih baik dibanding dengan tahun sebelumnya. Walaupun saat ini pandemi Covid-19 masih terjadi.

"Prospek ekonomi Indonesia tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020," kata Arif dalam keterangan pers, Kamis (5/2/2021).

Dia mengklaim hal tersebut terlihat dari faktor penanganan kesehatan yang lebih siap. Kemudian vaksin yang sudah mulai diberikan, dan kembali bergeraknya konsumsi rumah tangga akan menjadi hal paling membedakan tahun 2021 ini dengan tahun 2020 yang lalu.

"Terlihat dari faktor penanganan kesehatan yang lebih siap dan vaksin yang mulai diberikan," ungkap Arif.

Arif juga mengatakan pemerintah sepanjang tahun 2021 ini tetap menyediakan Anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.Jumlahnya pun cukup besar yaitu angkanya direncanankan sebesar Rp619,83 triliun atau sekitar 3,5 persen PDB nasional.

“Itu artinya, pemerintah terus mendorong agar ekonomi kita pulih dalam waktu yang cepat baik dari sisi supply maupun demand," beber Arif.

Sementara itu Arif membeberkan BPS pada Jumat (5/2) menyebutkan ekonomi Indonesia kuartal IV 2020 terkontraksi minus 2,19 (yoy). Hal tersebut sudah sesuai dengan yang diperkirakan dan menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal III (yoy) minus 3,49 persen dan II (yoy) minus 5,32 persen

Kontraksi tersebut kata Arif adalah dampak pandemi yang begitu besar menghantam perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi.

Kemudian pandemi juga menggoyahkan pertumbuhan ekonomi global yang berimbas pada turunnya kegiatan perdagangan internasional. Dampak pandemi juga terasa di kuartal IV 2020, ketika agenda tahunan seperti Natal dan Tahun Baru tidak cukup kuat dalam menggerakan ekonomi seperti tahun-tahun sebelumnya.

 

KEIN arif Budimanta 1
KEIN arif Budimanta 1

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lebih Baik dari Negara Maju

Namun, jika pertumbuhan ekonomi RI dibandingkan dengan negara-negara mitra dagang utama Singapura (minus 5,8 persen), Amerika Serikat (minus 3,5 persen), Uni Eropa minus 6,4 persen maka kondisi kita relatif lebih baik.

Arif membeberkan BPS juga merilis bahwa sepanjang tahun 2020 yang lalu, ekonomi RI tercatat terkontraksi minus 2,07 persen (yoy), tetapi pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah masih tumbuh 1,94 persen.

Sebab itu, Arif mengatakan jika kita dapat tetap menjaga disiplin protokol kesehatan dan mendorong tingkat konsumsi masyarakat pada tahun 2021 ini maka ekonomi dapat tumbuh positif dan sesuai yang direncanakan.

Untuk itu program padat karya dan program lain yang dapat membuka lapangan kerja menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya beli.

Tidak hanya itu, sektor investasi juga dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Mengingat kata dia dalam waktu yang tidak terlalu lama aturan turunan dari UU Cipta Kerja akan segera disahkan.

"Sehingga hal ini diharapkan akan mendorong investasi secara signifikan dan menciptakan lapangan kerja baru," ungkap Arif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya