Bangun Lahan Pembibitan untuk Food Estate, Menko Luhut Janji Tak Babat Hutan

Penebangan pohon untuk membuat lahan pembibitan food estate justru menyebabkan banyak keanekaragaman hayati hilang.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2021, 18:33 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2021, 18:33 WIB
Pertanian
Para petani di area Food Estate Blok A, Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah siap menggelar panen raya. Kementan

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan lahan untuk pusat penelitian bibit unggul food estate mencapai 500 hektare. Dari jumlah kebutuhan tersebut, pemerintah sudah melakukan pembebasan lahan seluas 50 hektare.

"Tanahnya 500 hektare, yang sekarang 50 hektare sudah dibebaskan karena itu lahan negara," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, luhut Binsar Pandjaitan, dalam video di akun instagram @luhut.pandjaitan, Jakarta, Minggu (14/2/2021).

Luhut menjelaskan, pusat penelitian bibit unggul ini membutuhkan lahan seluas 300 hektare untuk uji coba. Lahan percobaan ini akan memanfaatkan lahan yang sudah terbuka. "Tempat lahan percobaannya kira-kira 300 hektare dan itu memanfaatkan lahan yang sudah terbuka," kata dia.

Sedangkan lahan untuk masih tertutup, dia berjanji akan tetap dipelihara negara. Alasannya konsesi yang pernah diberikan pemerintah kepada 2 perusahaan besar telah melakukan penebangan pohon.

Penebangan pohon tersebut menyebabkan banyak keanekaragaman hayati hilang. "Nah itu yang kita enggak mau, karena itu banyak yang hilang," ungkap Luhut.

Luhut mengaku, pembukaan lahan tertutup memang tidak boleh dilakukan. Sehingga pemerintah hanya akan membersihkan lahan yang sudah ditumbuhi semak untuk bisa dimanfaatkan.

"Saya lihat dari helikopter sendiri, dan baru paham, tidak boleh kita motong hutan. Kita hanya bersihkan lahan-lahan yang sudah ditumbuhi semak-semak tadi," katanya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mentan Syahrul: Food Estate Pulang Pisau Mulai Panen Pekan Depan

Dukung Ketahanan Pangan, Penyuluh Siap All Out Dukung Food Estate di Kalteng
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau lokasi lahan rawa pengembangan food estate atau lumbung pangan dan saluran primer induk UPT A5 di Kapuas, Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (MentanSyahrul Yasin Limpo mengungkapkan food estate yang berada di kawasan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mulai panen sekitar pekan depan.

“Dari yang sedang direncanakan, kami optimistis bisa melaksanakan panen dengan baik,” ungkap Syahrul saat menghadiri Rapat Kerja DPR RI di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, pada Senin (08/02/2021) siang.

Pengembangan food estate di Kalimantan Tengah direncanakan seluas 30.000 hektare. Khusus untuk Kabupaten Pulang Pisau, areal yang sudah ada seluas 10.000 hektare. Hingga saat ini telah dilaksanakan olah tanah seluas 9.837 hektare, dan yang sudah ditanam seluas 8.838 hektare.

Syahrul menyebutkan food estate di Kalimantan Tengah memang berbeda dengan kawasan lain seperti Aceh maupun Jawa. Mayoritas kawasan food estate berupa lahan rawa sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaannya. Tapi Syahrul membantah jika program ini disebut gagal. “Mana bisa disebut gagal kalau panen saja baru mau dimulai,” tegasnya.

Di depan anggota Komisi IV DPR RI, Syahrul berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan food estate sebagai upaya memenuhi cadangan pangan nasional. Food and Agriculture Organization (FAO) pada awal pandemi mengingatkan potensi krisis pangan yang bisa melanda dunia.

“Kita memang akan terus melakukan tambahan-tambahan untuk terus membenahi apa yang ada di sana. Food estate bisa menjadi jawaban sehingga cadangan kita bisa terpenuhi,” sebut Syahrul.

Food estate yang saat ini dikembangkan oleh Kementerian Pertanian bersama sejumlah kementerian/lembaga lain berbasis korporasi pertanian. Dengan konsep ini, pemerintah bisa lebih mudah memfasilitasi bantuan pembiayaan maupun memasifkan mekanisasi.

“Kalau kita korporasikan, kita bisa melakukan intervensi KUR (kredit usaha rakyat.red). Di sini tidak single commodity, tapi kita juga bawa komoditas perkebunan dan hortikultura,” ungkap Syahrul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya