Liputan6.com, Jakarta - Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar tahun ini mencapai Rp 13.750.
"Terkait rupiah, tahun 2021 yield ini Rp 13.750, rata-rata di sini," kata Adrian di Jakarta, Kamis (24/2/2021).
Baca Juga
Adrian mengatakan, ada tiga hal yang bisa membuat rupiah berada di posisi tersebut. Pertama, dolar akan melemah karena berada di range 80-90.
Advertisement
Kedua, nilai tukar rupiah akan menguat jika arus modal asing yang masuk ke Indonesia tahun ini mencapai USD 19 miliar. Sebab tahun lalu arus modal asing yang keluar dari Indonesia mencapai Rp 19 miliar dolar sedangkan arus modal asing yang masuk hanya USD 9 miliar dolar.
"Jadi net inflow (arus modal asing) 2020 minus USD 10 miliar rupiah," kata dia.
Dari target tersebut, setidaknya setiap kuartal rata-rata arus modal asing yang masuk berkisar USD 4 miliar sampai USD 5 miliar. Sayangnya, sampai pertengahan kuartal I-2021 arus modal asing yang masuk sekitar USD 2 miliar sampai USD 3 miliar.
Ketiga, berdasarkan asumsi, secara global perekonomian sudah mulai membaik. Tercermin dari harga komoditas yang sudah baik. Nilai produk ekspor yang semakin baik sehingga menambah suplai dolar yang dimiliki Indonesia.
"Asumsi secara global ini sudah oke. Tinggal dievaluasi setiap minggu, bulan dan kita lihat nanti ini di akhir tahun," kata dia mengakhiri.
Anisyah Al Faqir
Merdeka.com
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Berpotensi Menguat Dibayangi Imbal Hasil Obligasi AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah berpeluang terus menguat, namun dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (25/2/2021), rupiah dibuka di level 14.082 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 14.085 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di 14.105 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.082 per dolar AS hingga 14.106 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,40 persen.
Sedangkan Berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.104 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.089 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pagi ini sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat meninggi dengan penguatan indeks saham Asia yang mengikuti kenaikan besar indeks saham Amerika Serikat.
"Pasar menanggapi positif pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di hadapan komite jasa keuangan DPR AS bahwa target inflasi mungkin baru akan tercapai tiga tahun lagi. Oleh karena itu The Fed masih akan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter," ujar Ariston dikutip dari Antara, Kamis (25/2/2021).
Selain itu, lanjut Ariston, kemajuan program vaksinasi global juga bisa membantu penguatan sentimen aset berisiko hari ini.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan alasan di atas hari ini," katanya.
Advertisement