Liputan6.com, Jakarta - Meski pemerintah sudah mengeluarkan larangan mudik Lebaran 2021, pengelola Bandara Soekarno-Hatta, tetap siaga terhadap lonjakan penumpang jelang Idul Fitri 1442 Hijriyah.
"Sebenarnya, bila mudik tidak dilarang justru kita harus di posisi siap siaga. Tapi ini tidak dizinkan, kami pun tidak boleh lengah, tetap harus bersiap," tutur EGM Bandara Internasional Soekarno Hatta, Agus Haryadi.
Baca Juga
Sebab belajar dari pengalaman tahun lalu, sempat terjadi lonjakan penumpang di beberapa hari jelang Idul Fitri. Makanya, kejadian tersebut diharapkan di tahun ini bisa terkendali.
Advertisement
Makanya, pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi, tetap ada peningkatan penumpang saat mendekati Idul Fitri 1442 Hijriyah. Menurut Agus, bila selama pandemi Covid-19 traffik penumpang ataupun pesawat hanya mencapai 25 persen dari angka normal perharinya, maka akan ada kenaikan hingga 50 persen dari angka normal sebelum pandemi.
"Kalau kemarin (sebelum pelarangan mudik Lebaran 2021), diprediksi kenaikan trafik bisa sampai 70 persen dari normal. Tapi sekarang, setelah adanya tidak diizinkan naik, estimasi kami meningkat hanya 50 persen saja dari angka normal," tutur Agus.
Makanya, adanya prediksi kenaikan penumpang dan pergerakan pesawat domestik ini, bakal dibarengi dengan pengetatan izin terbang penumpang dan juga penerapan protokol kesehatan.
"Kami akan ikuti dan patuhi surat keputusan ataupun surat edaran dari regulator. Bagaiamanapun, kita juga harus ikut membantu menekan penyebaran Covid-19," ujarnya. (Pramita Tristiawati)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Uniknya Warna-Warni Kampung Airport di Dekat Bandara Soekarno-Hatta
Unik, ada Kampung Airport yang berdampingan dengan Bandara Soekarno Hatta, tepatnya di Kampung Rawalini, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Saat memasuki perkampungan tersebut, suasana kampung dibuat warna warni. Lalu, beberapa tempat atau lahan yang semula kumuh, rawa, atau tanah tidur, dibuat produktif.
Ada juga dibuat kebun toga alias untuk tanaman obat. Ada juga dibuat bale dari bambu untuk 'English Club', lalu hydropolic untuk menanam berbagai macam sayuran dan buah. Lalu, ada rumah yang dijadikan tempat kursus komputer yang dikhususkan untuk warga setempat, hingga pemberdayaan maggot, untuk berbagai makan ternak.
"Jadi kami ingin menjadikan perkampungan di dekat kawasan bandara ini adalah kampung yang mandiri, terlebih di tengah pandemi Covid-19, kami inginnya juga berketahanan pangan," ungkap EGM Bandara Soekarno Hatta, Agus Haryadi.
Bukan hanya menjadikan kampung produktif, di lokasi yang sama, AP II Bandara Soetta, juga membedah 10 rumah warga yang tak layak huni. Satu rumah, Agus mengatakan, AP II menggelontorkan Rp 78 juta.
"Iya, ada 10 rumah, masing-masing rumah itu menghabiskan Rp 78 juta,"katanya.
Menurut Agus, program bedah rumah ini bukan kali ini saja, melainkan akan dilakukan secara bergilir dengan rumah-rumah tak layak huni lain di sekitar Bandara Soekarno Hatta.
"Ini bertahap, tiap tahun kita gilir. Targetnya semua rumah yang tak layak di sekitar bandara,"katanya. (Pramita Tristiawati)
Advertisement