Lindungi Petani Daerah, Gunungkidul Targetkan Asuransi Pertanian Mencapai 500 Hektar

Untuk melindungi para petani dari risiko kerugian akibat gagal panen, pemerintah menargetkan kepesertaan asuransi pertanian di Gunungkidul mencapai 500 hektar.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 21 Apr 2021, 12:45 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2021, 12:45 WIB
Sosialisasi Asuransi Usaha Tani Melalui Aplikasi SIAP Sudah Sampai Lampung Barat
Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Mulyadi Hendiawan mengatakan, peserta asuransi pertanian terus meningkat.

Liputan6.com, Gunungkidul Sebagai upaya nyata untuk melindungi para petani dari risiko kerugian akibat gagal panen, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menggulirkan program asuransi pertanian.

Meski minat petani terhadap asuransi pertanian belum banyak, dinas pertanian dan pangan terus berupaya mensosialisasikan program ini ke masyarakat. Tahun ini pemerintah menargetkan kepesertaan asuransi pertanian di Gunungkidul mencapai 500 hektar.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jika ikut asuransi, petani akan tenang dalam menghadapi kondisi buruk. Apalagi, Kementan bersama PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah meluncurkan aplikasi Proteksi Pertanian (Protan) untuk memudahkan petani daftar atau klaim asuransi.

“Petani harus selalu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di lahan pertanian. Utamanya yang bisa menyebabkan gagal panen. Kondisi gagal panen bisa membuat petani merugi. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan asuransi,” kata Mentan SYL, Senin (19/4).

Mentan SYL menyambut baik terobosan yang dilakukan untuk membantu petani. Menurutnya, sosialisasi door to door akan lebih efektif agar petani lebih memahami pentingnya asuransi pertanian. 

"Pertanian dalam kondisi cuaca yang tidak menentu. Petani harus disadarkan pentingnya asuransi pertanian agar terhindar dari kerugian,” kata Mentan SYL.

 


Protan Mudahkan Petani Klaim Asuransi

Pengamat Asuransi Apresiasi Capaian Program AUTP dari Kementan
Kementan gencar promosikan program Asuransi Pertanian kepada para petani.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, Protan sangat membantu petani. Petani semakin dipermudah dalam mengurus asuransi. Lewat aplikasi Protan ini, proses pendaftaran hingga klaim bisa dilakukan dengan mudah.

"Asuransi adalah bagian penting untuk melindungi petani dari kerugian. Asuransi bisa memberikan ganti rugi saat lahan pertanian mengalami gagal panen. Ada klaim yang diberikan, sebesar Rp 6 juta/hektare (ha). Klaim ini bisa dimanfaatkan petani untuk tanam kembali,” ujar Sarwo Edhy.

 


Tantangan Program Asuransi Pertanian di Gunungkidul

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi asuransi tani minim peminat adalah persyaratan yang mengharuskan kondisi lahan berupa padi sawah lengkap dengan saluran irigasi.

“Di Gunungkidul ada 48.104 hektare sedangkan kepesertaan asuransi berkisar 100 hektare sampai 200 hektar dalam setahunnya,” kata Raharjo Yuwono.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, persyaratan itu sulit terpenuhi. Sebab mayoritas lahan di Gunungkidul adalah sawah tadah hujan. Kurangnya minat petani untuk ikut program ini juga disebabkan kondisi tanaman yang jauh dari serangan hama. Sedangkan, dari sisi potensi kekeringan juga kecil karena pasokan air yang tersedia hampir di sepanjang tahun.

“Iya peminatnya masih sangat kecil,” jelasnya.

Menurutnya, dengan mengikuti asuransi tani ini dapat memberikan keuntungan bagi petani. Dengan membayar premi yang telah ditentukan, maka petani mendapatkan ganti sebesar 6 juta pada saat terjadi kegagalan panen yang disebabkan karena bencana maupun serangan hama.

Dijelaskan untuk asuransi tani yang disubsidi pemerintah biaya premi per hektar nya sebesar Rp 36.000. Sedangkan untuk reguler lebih mahal Rp 136.000 per hektar.

"Sejauh ini meski telah mengikuti asuransi akan tetapi belum ada petani Gunungkidul yang meminta klaim dari program pemerintah ini," pungkasnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya