BPUM Sasar 12,8 juta Pelaku UMKM, 76,6 Persen Bantuan Telah Tersalurkan

Program BPUM ini ditujukan pemerintah untuk membantu UMKM dalam bagian Pemulihan Ekonomi Nasional.

oleh Athika Rahma diperbarui 27 Mei 2021, 23:47 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2021, 23:47 WIB
UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memberikan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM). Program tersebut merupakan hibah modal kerja yang diberikan kepada pelaku usaha mikro yang belum terhubung dengan perbankan.

Program ini ditujukan pemerintah untuk membantu Pemulihan Ekonomi Nasional. "Tahun 2020 diberikan kepada 12 juta usaha mikro dan tahun ini diberikan kepada 12,8 juta usaha mikro," kata Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Riza Damanik dalam Webinar Gegas Bergiat Menuju Ekonomi Sehat yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (27/5).

Menurutnya, per tanggal 11 Mei lalu sudah tersalurkan kepada 9,8 juta usaha mikro nilainyamasing-masing Rp 1,2 juta. Dari survei, program ini membantu usaha mikro sebesar 99,94persen yang omset usahanya di bawah Rp 300 juta per tahun.

Sebanyak 98,9 persen penerima program ini menggunakan dana untuk keperluan usaha bukankonsumtif, sebagian besar untuk membeli bahan baku sekitar Rp 1,1 juta.

"Sebagian lainnya digunakan untuk membayar sewa tempat dan lainnya," ujar Riza.

Dia menambahkan, sebanyak 73,5 persen bergerak di perdagangan, 13,5 persen di sektor pertanian, 3 persen di industri pengolahan.

Kemudian sebanyak 75,9 persen penerima bantuan ini tetap membuka usaha di masa pandemi. Dari jumlah tersebut, 76,5 persen usaha di lokasi di rumah. 5,3 persen lokasi usaha di sekitar tempat umum seperti sekolah atau kantor, dan 4,8 persen berusaha di pasar.

Menurut Riza, penerima program ini memiliki jumlah pekerja rata-rata di bawah 10 orangdengan mayoritas perempuan.

Meski dana yang digunakan tidak besar tetapi bisa digunakanuntuk bisa bertahan. Hal ini dibuktikan berdasarkan survei penerima hibah yang usahanyamengalami kenaikan 41,1 persen.

Riza menekankan, tentu kenaikan ini tidak bisa dipisahkan dengan pemulihan kesehatan. UMKM tumbuh jika masalah kesehatan masyarakat juga diselesaikan.

"Semakin landai atau turun virusnya semakin baik kesehatan masyarakatnya. Insya Allah UMKM-nya akan semakintumbuh ekonomi," jelas dia.

 

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan itu, Kepala Biro Perekonomian Sekda Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar juga meminta para pelaku UMKM jangan patah semangat karena pemerintah ada di belakang.

Menurutnya, kalaupun belum tersentuh pemerintah, lebih karena adanya skala prioritas. Dia memastikan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen UMKM harus tumbuh.

Karena 96 persen ekonomi Jawa Barat digerakkan UMKM."Kami terlebih dahulu membantu UMKM yang paling terdampak pandemi dan bertahap kepadaUMKM lain," ujarnya.

Edukator Wirausaha Didiet Maulana berharap, pemerintah melanjutkan program meningkatkan ilmu dan kemampuan. Menurutnya, ada kisah yang mengajarkan untuk menolong orang tidak dengan memberi ikan.

Karena itu hanya bersifat sementara. Tetapi membantu denganmengajari mencari ikan."Memberi ikan hanya bisa menolong satu hari saja. Tapi ajari mencari ikan, berarti kitamembantu memberi makan seumur hidup," tuturnya.

Adapun Pelaku UMKM Ayu Oktarini menambahkan, tidak hanya modal yang dibutuhkan tetapijuga pelatihan yang mudah dipraktikkan. Di antaranya pelatihan manajemen.

"Karena kadangpelaku usaha setelah diajari bagaimana membuat sebuat kreasinya, kadang tidak menguasaimanajemen, bagaimana kelola uang dan sebagainya," katanya.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya