Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada penutupan perdagangan Rabu setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mencapai kesepakatan mengenai produksi.
Kompromi dari kedua produsen minyak tersebut membuka kesempatan bagi OPEC+ untuk meningkatkan pasokan minyak saat dunia pulih dari Pandemi Covid-19.
Harga minyak semakin tertekan setelah data pemerintah menunjukkan permintaan bensin di AS turun secara signifikan minggu lalu. Sementara U.S. Energy Information Administration mengatakan stok minyak mentah turun lebih dari yang diharapkan.
Advertisement
"Setelah permintaan yang kuat minggu lalu, permintaan bensin tersirat telah turun jauh menghasilkan peningkatan persediaan bensin," kata Direktur Peneliti Komoditas ClipperData, Matt Smith, dikutip dari CNBC, Kamis (15/7/2021).
Stok bahan bakar di AS lebih tinggi bahkan ketika pengoperasian kilang minyak sedikit berkurang. Stok bensin naik 1 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 1,8 juta barel.
Harga minyak mentah Brent turun 2,26 persen menjadi USD 74,76 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate menetap 2,82 persen lebih rendah ke level USD 73,13 per barel.
Harga minyak turun di awal sesi setelah dua produsen minyak di Teluk sepakat untuk meningkatkan produksi dasar di atas kesepakatan output yang dicapai oleh anggota OPEC+.
Menurut sumber, perjanjian itu sekarang harus membuka jalan bagi anggota OPEC+ untuk memperpanjang kesepakatan untuk menahan produksi hingga akhir 2022.
Kementerian energi UEA sendiri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada kesepakatan dengan OPEC+, dan musyawarah akan terus berlanjut.
Sebelumnya harga minyak memang sudah tertekan setelah data menunjukkan impor minyak mentah China turun 3 persen dari Januari hingga Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini adalah kontraksi pertama sejak 2013, karena kekurangan kuota impor, pemeliharaan kilang dan kenaikan harga global membatasi pembelian.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Minyak Naik Dibayangi Ekspektasi Jatuhnya Stok di AS
Pada perdagangan hari sebelumnya, harga minyak naik pada perdagangan Selasa, pulih dari penurunan hari sebelumnya. Kenaikan harga minyak ini karena ekspektasi penurunan lebih lanjut dari persediaan minyak mentah AS melebihi kekhawatiran bahwa penyebaran varian Covid-19 dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global.
Dikutip dari CNBC, Kamis (14/7/2021), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 8 sen atau 0,1 persen menjadi USD 75,24 per barel, setelah turun 0,5 persen pada perdagangan Senin.
Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk Agustus berada di USD 73,93 per barel, turun 17 sen atau 0,2 persen setelah turun 0,6 persen pada hari sebelumnya.
"Optimisme tentang pasokan yang ketat dan penurunan stok minyak mentah AS memberikan dukungan," kata Toshitaka Tazawa, Analis di Broker Komoditas Fujitomi Co.
Dia menambahkan bahwa ekuitas global yang bullish juga membantu meningkatkan selera risiko di kalangan investor.
"Namun, kekhawatiran yang berkembang atas lonjakan kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia dan ketidakpastian atas rencana produksi oleh OPEC+ kemungkinan akan membatasi kenaikan," tambahnya.
Dari jajak pendapat Persediaan minyak mentah AS diperkirakan turun selama delapan minggu berturut-turut, sementara stok bensin juga menurun, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.
Advertisement