Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan sebesar USD 2,59 miliar pada Juli 2021. Jika dikumulatifkan sejak Januari-Juli 2021, maka Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan hingga USD 14,42 miliar.
"Pada Januari-Juli 2021 ini, secara kumulatif neraca perdagangan kita surplus sebesar USD 14,42 miliar," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Rabu (18/8/2021).
Baca Juga
Margo menilai, pencapaian ini seolah sangat berkesan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Bahkan surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat masih jauh lebih besar dibanding kondisi normal beberapa tahun terakhir.
Advertisement
"Jika dibandingkan dengan 2020 yang hanya mencapai USD 8,65 miliar, 2019 bahkan defisit, 2018 juga demikian," urai Margo.
Secara tren, Indonesia bahkan sudah mengalami surplus neraca perdagangan selama 15 bulan beruntun selama masa pandemi ini.
"Jadi 15 bulan ke belakang kita selalu surplus. Ini juga memberikan indikasi bahwa ekonomi kita semakin membaik, karena neraca perdagangan kita selama 15 bulan beruntun mengalami surplus," papar Margo.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Negara Penyumbang Surplus
Amerika Serikat muncul sebagai negara penyumbang surplus neraca perdagangan terbesar bagi Indonesia, yakni mencapai USD 1,27 miliar.
"Kemudian surplus terbesar berikutnya dengan Filipina, neraca perdagangan kita surplus USD 533 juta. Juga ke Malaysia neraca perdagangan kita juga pada Juli 2021 ini surplus sebesar USD 337,5 juta," terang Margo.
"Tapi kita mengalami deifisit neraca perdagangan dengan Tiongkok sebesar USD 884,5 juta. Juga ke Australia kita masih defisit USD 448,1 juta, dan juga Thailand sebesar USD 271,1 juta," tandasnya.
Â
Advertisement