Pengamat: Kondisi BUMN Saat Ini Masih Pareto

Kinerja BUMN sepanjang 2020 terpaksa harus terkoreksi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Sep 2021, 16:40 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 16:40 WIB
Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN (dok: Humas KBUMN)

Liputan6.com, Jakarta Kinerja BUMN sepanjang 2020 terpaksa harus terkoreksi. Hal ini dibuktikan dengan turunnya pendapatan BUMN dari Rp 2.456 triliun di 2019 menjadi Rp 1.842 triliun pada 2020. 

Namun perlu diketahui, pendapatan BUMN ini disumbang setidaknya hanya dari 20 BUMN. Padahal, jumlah BUMN saat ini masih 107 perusahaan.

Associate Director BUMN Research Group Lembaga Manajemen Univesitas Indonesia Dr. Toto Pranoto mengungkapkan bahwa kondisi BUMN masih Pareto.

"Kondisi BUMN di Indonesia saat ini menunjukkan suatu kondisi Pareto. Dimana sekitar 80 persen dari total kontribusi pendapatan BUMN hanya disumbang oleh oleh sekitar 20 persen perusahaan saja," demikian paparan Dr. Toto Pranoto dalam acara penganugerahan Business Performance Excellence Awards (BPEA) 2021 yang digelar secara daring pada Kamis (23/9/2021).

Dari data tersebut, Toto menegaskan banyak BUMN yang belum beroperasi secara optimal. Untuk itu, Toto mendorong adanya perbaikan ke depannya, supaya kontribusi BUMN terhadap negara ini bisa meningkat.

"Tentu ini perlu menjadi perbaikan kedepannya, bagaimana supaya produktivitas di setiap BUMN bisa ditingkatkan," tambahnya.

Toto juga mengungkapkan bahwa performa sektor perbankan BUMN Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

"Pertumbuhan EBT Bank BUMN Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan Bank BUMN Singapura dan Malaysia, bahkan Bank BNI mencatat pertumbuhan minus sebesar 73,7 persen," papar Toto.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perkuat Daya Saing BUMN

FOTO: Erick Thohir dan DPR Bahas Penyelamatan Perbankan Akibat COVID-19
Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19 ini juga diikuti Gubernur BI, Pimpinan BIN, hingga Pimpinan KPK. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lalu bagaimana memperkuat postur daya saing BUMN kedepannya?

Toto menyarankan, hal itu dapat diupayakan dengan meningkatkan jumlah BUMN masuk dalam kategori contributors, melakukan restrukturisasi (spin-off) bagi BUMN yang kurang sehat secara internal (keuangan) dan kontribusinya untuk sektor publik sudah minimal

Spin-off juga diharapkan dapat membuat span of control BUMN lebih ramping, demikian paparan Toto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya