Perjalanan Karier Gandi Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas Jadi Dubes RI di Korea Selatan

Setelah 30 tahun bergabung dengan Sinar Mas Group, Gandi Sulistiyanto resmi pamit dari perusahaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 14:00 WIB
Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistiyanto akan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan. (Dok Sinar Mas)
Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistiyanto akan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan. (Dok Sinar Mas)

Liputan6.com, Jakarta Setelah 30 tahun bergabung dengan Sinar Mas Group, Gandi Sulistiyanto resmi pamit dari perusahaan. Managing Director Sinar Mas itu menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan melalui proses seleksi dari penunjukkan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Gandi Sulistiyanto yang akrab disapa Sulis sudah menjalani sejumlah tes di DPR untuk menjadi duta besar sejak awal 2021.

Pamitnya Sulis dari perusahaan disampaikan saat perayaan HUT ke-83 Sinar Mas Group. Ia juga meminta restu kepada jajaran direksi dan karyawan.

"Saya sekaligus ingin berpamitan. Saya telah berkarya di Sinar Mas selama 30 tahun dari usia Sinar Mas yang sekarang 83. Saya mohon izin pamit dan mohon doa restu sekaligus untuk yang belum mengenal saya," kata Sulis dalam sambutannya di Forum Dialog HUT 83 Sinar Mas: Economic Outlook 2022, Rabu (6/10/2021).

Meskipun memiliki posisi yang tinggi di perusahaan, sebelumnya Sulis memiliki latar belakang kehidupan yang sederhana. Ia berasal dari keluarga petani dan merupakan anak pertama dari 6 bersaudara.

Inilah perjalanan karier Gandi Sulistiyanto, seperti yang dilansir dari berbagai sumber, Senin (25/10/2021).

Perjalanan Karier

Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistiyanto akan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan. (Dok Sinar Mas)
Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistiyanto akan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan. (Dok Sinar Mas)

Sulis lahir pada 13 Februari 1960 di Pekalongan, Jawa Tengah. Setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA Masehi Pekalongan, ia mengambil program D-III Perkapalan di Universitas Diponegoro pada 1978.

Setelah lulus, Sulis memiliki keinginan bekerja di perusahaan pupuk yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur. Akan tetapi, ia tidak jadi berangkat ke Kalimantan dan memutuskan untuk mencari kerja di Jakarta.

Akhirnya, usaha Sulis membuahkan hasil. Sulis bergabung dengan perusahaan otomotif Astra. Ia memulai kariernya dari nol, mulai dari mengangkut sparepart otomotif hingga berhasil menjadi marketing manajer BMW.

Posisinya sebagai marketing manajer membuat Sulis sering mengikuti kegiatan golf untuk menawarkan produk.

Kegiatan tersebut membawa Sulis bertemu dengan anak dari pendiri Sinar Mas Group, Indra Widjaja. Ia pun ditawari pekerjaan oleh Indra.

Tak tanggung-tanggung, Sulis yang menerima tawaran Indra dan bergabung dengan perusahaan pada 1992, langsung menjabat sebagai CEO Asuransi Jiwa EkaLife. Selanjutnya, Sulis mendirikan asuransi kerugian LG Simas pada 1997.

Ia juga dipercaya menjadi komisaris di BII pada 1999 yang waktu itu masih di bawah naungan Sinar Mas.

Pada 2000, Sulis menduduki posisi sebagai Managing Director dan memiliki tugas untuk melakukan restrukturisasi.

Sembari berkarier, Sulis aktif mengembangkan soft skill guna memperkaya kemampuannya. Ia mengikuti Top Management Program di Asia Institute of Managemet, Manila, Filipina, pada 1999.

Lalu, ia juga melanjutkan pendidikan di Harvard Business School dengan mengambil jurusan Advanced Management Program (AMP) pada 2011.

Sulis tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa memimpin sebuah perusahaan yang besar. Impiannya hanya menjadi orang sukses dan memiliki keluarga yang baik.

Oleh karena itu, ia selalu bekerja keras dari pagi hingga larut malam. Saat hari libur tiba, Sulis akan meluangkan waktunya untuk keluarga.

Sikap Toleran

Yayasan Muslim Sinar Mas mendonasikan minyak goreng kemasan dalam Program Amaliyah Ramadan YMSM bersama Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI).
Yayasan Muslim Sinar Mas mendonasikan minyak goreng kemasan dalam Program Amaliyah Ramadan YMSM bersama Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI).

Pada forum Forum Dialog HUT 83, Sulis bercerita bahwa ia sudah banyak membuat program CSR perusahaan.

Beberapa contoh program tersebut, antara lain membuat bazar minyak goreng hasil produksi Sinar Mas, mencetak Al-Quran menggunakan kertas hasil produksi Sinar Mas untuk dibagikan kepada masyarakat, mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi cabang Sinar Mas, hingga menggalang dana bertajuk Pengusaha Peduli NKRI.

Diketahui bahwa Sulis sering mengadakan berbagai kegiatan sosial dan budaya, serta lintas agama. Dengan demikian, ia juga melihat peluang Sinar Mas untuk menyebarkan sikap toleran.

Salah satu sikap toleran tersebut diwujudkan melalui kehadiran Yayasan Muslim Sinar Mas pada 2019. Yayasan ini menjadi wadah praktik keislaman yang terbuka, setara, dan penuh kasih di lingkungan perusahaan.

Sulis yang memiliki minat untuk membangun hubungan antaretnis, serta keimanan membuat dirinya dan perusahaan memiliki hubungan yang dekat dengan kalangan moderat lintas iman, termasuk PP Muhammadiyah dan PB Nahdlatul Ulama.

Reporter: Shania

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya