Pengemudi Ojol Minta Pemerintah Serius Tangani Banjir Jakarta: Ini Soal Nyawa

Musibah banjir di Jakarta juga berdampak pada aspek ekonomi, antara lain meningkatnya biaya operasional yang harus ditanggung para pengemudi ojek online.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2021, 15:50 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 15:50 WIB
FOTO: Pembersihan Sampah Banjir Rob
Petugas PPSU membersihkan sampah saat terjadi banjir rob di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Walau terendam banjir rob, petugas PPSU tetap sigap bersihkan sampah yang mengambang terbawa air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir. Musibah banjirini membahayakan keselamatan jiwa masyarakat, termasuk para pengemudi ojek online (ojol). 

Oleh sebab itu, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono meminta kepada pemerintah untuk menangani secara serius musibah yang selalu berlangsung setiap tahun ini. 

"Kami minta pemerintah dan pihak terkait lainnya serius untuk menangani banjir Jakarta. Karena saat banjir itu bisa membahayakan keselamatan jiwa masyarakat dan kita juga para pengemudi ojek online," Kata Igun saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (10/11/2021).

Risiko keselamatan jiwa saat banjir di wilayah ibu kota dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Antara lain jalan berlubang yang tergenang air banjir. Selain itu, risiko tersengat aliran arus listrik juga menghantui para pengemudi ojek online di musim penghujan.

"Karena kan mungkin ada kabel yang terendam dan lainnya, itu sangat membahayakan," bebernya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dampak Ekonomi

FOTO: Pembersihan Sampah Banjir Rob
Petugas PPSU membersihkan sampah saat terjadi banjir rob di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Walau terendam banjir rob, petugas PPSU tetap sigap bersihkan sampah yang mengambang terbawa air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain keselamatan jiwa, musibah banjir di wilayah ibu kota juga berdampak pada aspek ekonomi. Antara lain meningkatnya biaya operasional yang harus ditanggung para pengemudi ojol.

"Karena akibat musibah banjir kita harus memutar lebih jauh dan butuh bensin lebih banyak untuk menghindari sejumlah ruas jalan akibat banjir. Sementara di aplikasi itu kan tarif antar penumpang maupun tetap normal, tidak ada istilah mengenal banjir. Otomatis biaya operasional jadi lebih besar saat banjir kan," terangnya.

Untuk itu, Igun meminta pemerintah dan stakeholders terkait untuk serius dalam menangani persoalan banjir di ibu kota. Mengingat, musibah banjir rutin terjadi saat memasuki musim penghujan.

"Jadi, harapannya persoalan banjir ini segera bisa diatasi oleh pemerintah dan pihak terkait lainnya. Karena tadi membebani masyarakat dan kita (ojol) juga," tandasnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya