7 BUMN Bakal Disuntik Mati, Bagaimana Kondisinya saat Ini?

Wacana pembubaran BUMN yang sudah tak beroperasi atau merugi ini sudah bergulir sejak Menteri BUMN masih dijabat oleh Rini Soemarno.

oleh Arthur Gideon diperbarui 18 Nov 2021, 10:10 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 10:10 WIB
Merpati Nusantara
Merpati Nusantara. (Creative Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan akan membubarkan 7 BUMN. Langkah pembubaran 7 BUMN tersebut karena memang kondisinya sudah tidak beroperasi atau merugi terus menerus.

Associate Partner BUMN Research Group LM FEB UI Toto Pranoto menjelaskan, wacana pembubaran BUMN yang sudah tak beroperasi atau merugi ini sudah bergulir sejak Menteri BUMN masih dijabat oleh Rini Soemarno.

Namun kemudian beberapa tahun terakhir kembali mencuat kembali saat Menteri BUMN dijabat oleh Erick Thohir. Terbaru, Erick mengumumkan akan menyuntik mati 7 BUMN.

Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Merpati Nusantara Airlines, PT Iglas, PT Kertas Kraft Aceh, PT Kertas Leces, PT PANN, PT Istaka Karya dan PT Industri Sandang.

Bagaimana Kondisi 7 BUMN tersebut saat ini?

Toto menjelaskan, untuk PT Merpati Nusantara Airlines yang merupakan perusahaan penerbangan memang sudah berhenti beroperasi atau sudah tidak terbang lagi. Namun ada bagian dari perusahaan tersebut yang masih menjalankan aktivitas.

"Dua anak usaha yaitu Merpati Maintenance Facility dan Merpati Training Centre masih beroperasi," jelas dia dalam FGD Likuidasi BUMN dari aspek Hukum, Bisnis dan Sosial yang diselenggarakan oleh PT PPA seperti ditulis, Kamis (18/11/2021).

Ia melanjutkan, untuk PT Iglas dan PT Kertas Kraft Aceh memang sudah lama berhenti beroperasi.

Untuk PT Kertas Leces dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada September 2018.

PT PANN yang juga akan dilikuidasi saat ini kondisinya masih beroperasi. Namun operasi dari perusahaan ini sudah di luar bisnis utama atau core business.

"Selain itu perusahaan ini juga sudah merugi," tutur Toto.

Untuk PT Istaka Karya, perusahaan ini juga masih beroperasi tetapi kondisi keuangan sudah tidak sehat lagi. Begitu pula dengan PT Industri Sandang yang juga memiliki kondisi keuangan tidak sehat.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Erick Thohir Bubarkan 7 BUMN Lagi

Menteri BUMN, Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir (dok: KBUMN)

Menteri BUMN Erick Thohir akan membubarkan tujuh perusahaan pelat merah. Ia menilai di era pasar bebas digitalisasi perlu ada keputusan yang cepat.

"Ketika kita melihat ada satu perusahaan yang tidak sehat, dan ini sekarang sudah terbuka digitalisasi dan marketnya. Kalau tidak diambil keputusan cepat, itu nanti akan membuat perusahaan tersebut makin lama makin tidak sehat. Padahal dalam waktu yang singkat kita bisa memperbaiki, cuma karena prosesnya belum jadinya tidak sehat. Akhirnya bukan jadi tidak sehat saja, malah bangkrut dan tutup," katanya di Jakarta, Kamis (23/9/2021).

Dalam melakukan restrukturiasi perusahaan BUMN perlu waktu yang lama. "Restrukturisasi beberapa perusahaan BUMN membutuhkan waktu yang sangat lama yakni 9-12 bulan," katanya

"Tentu karena ini lintas Kementerian yang saya rasa ini bagian dari bagaimana kita saling menjaga. Tapi percepatan pengambilan keputusan itu sangat penting," imbuhnya.

Tujuan penutupan perusahaan BUMN itu supaya bisa mengantisipasi perubahan bisnis model yang terjadi saat Covid atau pascaCovid. Ini yang kita lakukan.

"Sekarang yang perlu ditutup itu ada tujuh BUMN yang memang sudah lama tidak beroperasi, ini kan kasihan juga nasib para pegawainya terkatung-katung," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya