Erick Thohir Cerita Soal Vaksin Sinovac: Dulu Citranya Negatif, Sekarang Paling Dicari

Di awal pandemi, Indonesia baru mendapat komitmen dari Sinovac. Di awal vaksin itu memiliki citra negatif tetapi saat ini justru banyak dicari.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 18 Nov 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 16:30 WIB
Indonesia Kedatangan Vaksin Sinovac
Indonesia kembali kedatangan 4 juta vaksin jadi Sinovac, yang merupakan vaksin COVID-19 tahap ke 116 dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Selasa, 9 November 2021. (Dok Alfin/IndonesiaBaik/Kementerian Komunikasi dan Informatika RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menceritakan usaha pemerintah mengusahakan mendapat vaksin di awal pandemi Covid-19. Pemerintah telah melobi banyak negara dan pemerintah negara lain untuk mendapat pasokan vaksin. 

Di awal pandemi, Indonesia baru mendapat komitmen dari Sinovac. Di awal vaksin itu memiliki citra negatif tetapi saat ini justru banyak dicari. Ia mengisahkan, sejak awal pandemi, Ia meminta perusahaan pelat merah untuk turut serta menangani pandemi Covid-19.

"Yang sebenarnya bukan tupoksi kami, kami adalah korporasi, tapi tadi, tentu dengan tanggung jawab kemanusiaan, kita lakukan intervensi dari berbagai kebijakan dan dikoordinasikan dengan seluruh kementerian," katanya dalam webinar Kontroversi PCR: Bisnis atau Krisis, Kamis (18/11/2021).

Kisah berlanjut, saat ia dan Menteri Luar Negeri diminta Presiden Joko Widodo untuk mencari suplai vaksin ke negara lain.

"Pengadaan vaksin awal-awal saya dan Menlu berangkat cari vaksin, ke China, ke Inggris, lalu bagaimana kita ditugaskan distribusi vaksin sampai ke provinsi dan provinsi ke bupati ada mekanisme lain," katanya.

Kemudian, Menteri Erick dan jajaran kabinet lainnya juga menyiapkan wisma atlet sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19. Yang saat ini diklaim telah sukses berkontribusi sebagai lokasi penyembuhan pasien Covid-19.

"Kita siapkan dengan Kementerian PUPR, Wisma Atlet yang sudah selamatkan 201 ribu jiwa dengan tingkat kematian sangat rendah sekitar 472, kita diminta bangun rumah sakit rumah sakit pasa saat PSBB lalu, dan kami diminta lakukan tadi, uoayakan lab tes PCR. Ini bagian sari kerja kerja kerja pemerintah untuk hadir untuk masyarakat," tuturnya.

Ia juga menuturkan, pada 23 maret 2020 lalu Wisma Atlet diresmikan, lalu 27 Maret 2020, jaringan RS BUMN disiapkan sebanyak 73 RS di 18 provinsi. Dimana 50 persen kapasitas tempat tidur dipaksakan untuk menangani pasien Covid-19.

"Ketika banyak rumah sakit swasta, ya kami tidak salahkan siapa-siapa, itu mereka masih panik," katanya.

Lalu, pada 12 juni 2020 pemerintah mengeluarkan PeduliLindungi yang saat ini jadi syarat kegiatan. Dengan fungsi untuk memantau pergerakan masyarakat.

"Lalu, 7 desember 2020, kedatangan pertama vaksin yang awalnya Sinovac ini karena buatan china lalu dikonotasikan yang sangat negatif, hari ini sinovac diperebutkan," katanya.

"Saya kebetulan sedang di Bandung sedang bertemu Apindo dan Pemda sini sekarang cari Sinovac, hal ini tentu sebagai upaya bagaimana pelaksanaan vaksinasi harus dipercepat, dan vaksin ketiga harus mulai dipersiapkan untuk tahun depan," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tak Pernah Lelah

Menteri BUMN Erick Thohir dalam penandatanganan rantai pasok UMKM ke BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir dalam penandatanganan rantai pasok UMKM ke BUMN

Lebih lanjut, Menteri Erick mengatakan, bahwa seluruh kementerian termasuk dirinya, diminta untuk bekerja tanpa kenal lelah oleh Presiden Jokowi. Hal itu, dalam upaya melayani masyarakat.

"Kami ditekankan, semua kementerian jangan pernah lelah melayani rakyat, kami di kementerian BUMN terus melakukan upaya untuk jaga pada saat pandemi ini. Tujuannya sama, kami ingin pulih segera," kata dia.

Ia juga kembali mengingatkan, sebagai pejabat publik, memiliki risiko dalam memimpin.

"Dan saya yakini semua pejabat publik ada risiko dalam kepemimpinan, ada yang suka dan tak suka, ada menyebarkan fitnah, beda pendapat. Kami semua tentu adalah manusia yang tak sempurna," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya