Tak Ingin Ekonomi Melambat, Kemendag Minta Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Realisasi pertumbuhan ekonomi turun karena adanya kebijakan PPKM Darurat dan PPKM Berlevel. Hal ini disebabkan lemahnya penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2021, 16:25 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2021, 16:25 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 membaik dari kuartal II 2020 lalu yang tumbuh minus 5,32 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 tidak sebesar kuartal II 2021. Salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi tersebut karena penerapan kebijakan PPKM untuk meredam penularan virus Covid-19.  

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2021 tercatat 3,51 persen, di bawah kuartal II 2021 yang 7,07 persen.

Realisasi pertumbuhan ekonomi turun karena adanya kebijakan PPKM Darurat dan PPKM Berlevel. Hal ini disebabkan lemahnya penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat.

"Setelah dilakukan PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM Berlevel, membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga tahun 2021 tidak secantik kuartal kedua tahun 2021. Ini karena rendahnya penerapan protokol kesehatan," terangnya dalam talkshow virtual bersama Kementerian Perdagangan dan UMKM, Jumat (19/11/2021).

Kebijakan PPKM membuat aktivitas masyarakat melambat termasuk juga dengan industri, perdagangan, transportasi dan lainnya. "Akibatnya (pertumbuhan ekonomi) kita turun dari 7,07 persen yoy menjadi 3,51 persen yoy," tekannya.

Maka dari itu, Kementerian Perdagangan mengimbau kepada seluruh masyarakat, termasuk pelaku usaha di Indonesia agar lebih disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan. Dengan demikian, tren penurunan pertumbuhan ekonomi tidak berlanjut di kuartal IV-2021.

"Jadi, catatan kita di sini melangkah tidak ingin abai penerapan protokol kesehatan. Ini (pertumbuhan ekonomi turun) yang harus diketahui dampaknya, setelah itu dilakukan PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM Berlevel," tandasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tetap Positif

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal IV 2021 diyakini masih melanjutkan tren positif. Hal ini melihat realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan III yang ada di zona positif juga.

"Pertumbuhan ekonomi domestik diprakirakan terus berlangsung secara bertahap, meskipun kinerja ekonomi triwulan III 2021 lebih rendah dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 7,07 persen (yoy)," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Kamis (18/11/2021).

Positifnya pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 ini akan ditopang oleh kinerja ekspor Indonesia. Hal ini bisa menyeimbangkan masih tertahannya konsumsi rumah tangga dan investasi.

Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2021 juga didukung oleh kinerja positif Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan, serta kinerja ekonomi wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), Kalimantan, hingga Sumatera.

Hal ini tercermin dari kenaikan indikator hingga awal November 2021 seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya