Liputan6.com, Jakarta Di tengah ketidakpastian global, perekonomian nasional tetap menunjukkan stabilitas dengan inflasi yang terkendali serta optimisme yang terlihat pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan PMI Manufaktur. Untuk menjaga momentum positif ini, koordinasi antar instansi pemerintah terus diperkuat, termasuk pertemuan antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kemenko Perekonomian pada Rabu (12/03), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan.
Advertisement
Baca Juga
Dalam diskusi tersebut, Menko Airlangga menekankan pentingnya peningkatan investasi baik dari dalam maupun luar negeri guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Advertisement
“Kita juga perlu perhatikan terkait dengan capital market yang kita harus kembalikan bahwafundamental terkait dengan fiskal tetap kita jaga, terkait dengan current account deficit danjuga budget deficit tetap kita jaga sesuai dengan apa yang diarahkan dan disampaikandalam APBN,” ungkap Menko Airlangga, Kamis (13/3/2025).
Sejalan dengan itu, Luhut menyatakan bahwa pemerintah juga akan fokus pada penciptaan lapangan kerja, terutama melalui pengembangan industri padat karya.
Upaya Mendorong Investasi dan Stabilitas Fiskal
Untuk mendukung investasi yang lebih kompetitif, diperlukan kebijakan yang memberikan kemudahan bagi para investor. Menko Airlangga menyoroti pentingnya menjaga stabilitas fundamental fiskal, termasuk defisit transaksi berjalan (current account deficit) dan defisit anggaran (budget deficit), sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto. Beberapa langkah strategis yang akan ditempuh meliputi:
- Percepatan Implementasi Kerja Sama Internasional: Mengoptimalkan perjanjian internasional seperti OECD, IEU CEPA, CP-TPP, Indonesia-Kanada FTA, serta kerja sama regional lainnya.
- Peningkatan Investasi dan Reformasi Sektoral: Mengurangi inkonsistensi regulasi serta menyediakan kanal pengaduan bagi negara mitra dalam menangani permasalahan investasi.
- Evaluasi Kebijakan Insentif Pajak: Meninjau ulang kebijakan tax holiday sebagai respons terhadap global minimum tax 15%, bekerja sama dengan Kementerian Keuangan.
- Dukungan terhadap Industri Kendaraan Listrik: Memberikan insentif PPN DTP untuk mobil listrik hybrid guna mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan.
- Penguatan dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK): Fokus pada KEK Kura-Kura Bali sebagai destinasi pariwisata berkualitas.
Reformasi Regulasi untuk Mempermudah Investasi
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pentingnya reformasi regulasi untuk meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa beberapa regulasi yang dinilai menghambat investasi akan diusulkan untuk dihapus melalui koordinasi dengan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami telah berdiskusi dengan Menko Airlangga mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi dinamika global. Peraturan yang menghambat investasi akan segera kami evaluasi untuk memastikan Indonesia tetap kompetitif,” ujar Luhut.
Advertisement
Komitmen Pemerintah dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi
Sementara itu, Menko Airlangga juga merespons proyeksi lembaga pemeringkat yang memprediksi rasio utang pemerintah mencapai 40,4% terhadap PDB pada 2025, dengan defisit fiskal sebesar 2,5%.
Menurutnya, angka tersebut masih dalam batas aman di bawah 3% dan 40%, sementara batas maksimum rasio utang yang ditetapkan adalah 60%.
Pemerintah tetap berkomitmen menjaga rasio utang di bawah 40% guna memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang.
