Dolar AS Menguat Imbas Kekhawatiran Suku Bunga, Intip Prediksi 6 Januari 2022

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan sejumlah sentimen baik global dan internal pergerakan dolar AS dan rupiah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Jan 2022, 16:50 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2022, 16:50 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang lainnya dalam perdagangan Rabu (5/1/2022) jelang risalah dari pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) terbaru.

Investor juga mempertimbangkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan terhadap lonjakan jumlah kasus COVID-19 secara global.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan sejumlah sentimen baik global dan internal pergerakan dolar AS dan rupiah.

Ia menuturkan, dari sentimen global, The Fed akan merilis risalah dari pertemuan Desember di kemudian hari. Dengan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan mendukung dua kenaikan pada 2022 untuk mengekang inflasi yang tinggi, sekarang menunggu komentar dari Presiden Fed St. Louis James Bullard.

Selain itu, Presiden Fed San Francisco Mary Daly berbicara di acara terpisah pada Kamis dan Jumat masing-masing untuk petunjuk lebih lanjut.

Di sisi lain, patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik ke level tertinggi dalam lebih dari sebulan pada Selasa karena ekspektasi kenaikan suku bunga Fed.

Futures pada tingkat dana federal pada Selasa memperkirakan peluang sekitar 66 persen dari pengetatan seperempat poin persentase pada Maret 2022, dan investor sepenuhnya menetapkan harga skenario itu pada Mei.

Dari sentimen kasus COVID-19, varian omicron terus memicu lonjakan kasus, dengan AS melaporkan rekor global hampir 1 juta kasus baru pada Senin,3 Januari 2022 menurut Reuters.

Sementara itu, data yang dirilis pada Selasa di AS menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur Institute of Supply Management lebih rendah dari perkiraan 58,7 pada Desember, sedangkan survei lowongan pekerjaan JOLT menunjukkan 10,562 juta lowongan pada November. Di Asia Pasifik, China merilis indeks manajer pembelian layanan Caixin pada Kamis.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Prediksi 6 Januari 2022

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari sentimen internal, Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia pulih dari resesi imbas tekanan pandemi covid-19 tahun ini. Pemulihan diharapkan membawa pertumbuhan ekonomi kembali ke kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

"Mulanya, ada titik cerah dari harapan ini. Sebab, ekonomi Tanah Air cuma terkontraksi 0,74 persen pada Kuartal Pertama 2021. Memang, angkanya masih minus, namun sudah lebih kecil dari minus 3,49 persen pada kuartal ketiga 2020 dan minus 2,19," ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu (5/1/2022).

Ibrahim menuturkan, pemulihan pun semakin bersinar karena ekonomi mampu berbalik positif sampai 7,07 persen pada Kuartal Kedua 2021.

Sayangnya, menurut Ibrahim COVID-19 varian delta membuyarkan mimpi pemerintah pada Kuartal Ketiga 2021, sehingga pertumbuhan ekonomi kembali turun ke kisaran 3,51 persen. Penyebabnya adalah kasus varian delta menyebabkan pemerintah harus menarik rem darurat dengan penerapan PPKM level 4 di berbagai wilayah demi menjaga keselamatan masyarakat.

Kendati begitu, Pemerintah kembali menaruh harapan di Kuartal Keempat 2021, pertumbuhan ekonomi setidaknya bisa mencapai 5 persen agar ekonomi berada di kisaran 3,5 persen sampai 4 persen untuk keseluruhan 2021.

"Sementara pandangan bagi para ekonom untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat sangat berat sekali untuk mencapai angka 5 persen dalam kondisi saat ini, bisa saja di 3,5 sampai 4 persen. Dan ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 diperkirakan 3- 4 persen," ujar dia.

Walaupun ada perbedaan pandangan antara pemerintah dan para ekonom tentang kisaran angka pertumbuhan ekonomi, baik di kuartal keempat maupun pertumbuhan ekonomi pada 2021, tetapi ini semua untuk memacu pemerintah agar lebih pro aktif lagi dalam penanganan pemulihan ekonomi kedepannya.

Dalam perdagangan akhir tahun 2021, rupiah ditutup melemah 55 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin di level Rp. 14.368 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.323.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.350 - Rp.14.390," kata dia.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya