Liputan6.com, Jakarta Angka pengangguran di Indonesia saat ini terus ditekan. Salah satunya dengan dengan menciptakan ebrbagai lapangan kerja sekaligus memulihkan ekonomi.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM bidang Produktivitas dan Daya Saing, Yulius mengungkap biang kerok tingginya angka pengangguran di Indonesia sebenarnya bukan karena COVID-19 semata.
Baca Juga
Yulius bilang, adanya ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan atau mismatch menjadi penyebab utama banyaknya masyarakat yang tidak terserap lapangan kerja.
Advertisement
"Kita ini banyak menganggur baik dari SMA, SMK, Perguruan Tinggi. Salah satu penyebab menganggurnya adalah mismatch, nggak cocok apa yang dikeluarkan dunia sekolah dengan apa yang dibutuhkan industri," ucapnya dalam Dialog Kolaborasi Ekspor Menuju Digital Export 2022 di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Padahal, sambung Yulius, nilai anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk sektor pendidikan tergolong tinggi. Yakni mencapai 20 persen dari APBN.
"Bisa dibayangkan anggaran pendidikan kita yang hampir 20 persen dari pad3 pengeluaran pemerintah tidak dibutuhkan industri dan dibutuhkan masyarakat," bebernya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kampus Merdeka
Menyadari hal itu, Pemerintah menelurkan program Kampus Merdeka untuk memfasilitasi mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan. Antara lain dengan pertukaran mahasiswa, magang, dan lainnya.
Tak cukup disitu, Pemerintah juga menjajaki kolaborasi dengan swasta untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia. Seperti melalui program Sekolah Ekspor.
"Karena salah satu sekolah yang dibutuhkan adalah bagaimana kita mampu mengekspor," tutupnya.
 Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement