Mimpi Anak Petani di “Desa Miliarder” Tuban, Bisa Sukses dan Berangkatkan Haji Orang Tua

Sebanyak 21 dari 47 pelajar Tuban penerima beasiswa Pertamina Group tahun ini memasuki tahap akhir studi

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Feb 2022, 20:37 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 20:37 WIB
Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)
Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Di balik rencana pembangunan Kilang Tuban terselip sejumlah mimpi dan cerita dari generasi muda di wilayah ini. Demi membangun sumber daya manusia, Pertemina Group memberikan beasiswa kepada sejumlah anak muda di wilayah ini.

Sebanyak 21 dari 47 pelajar Tuban penerima beasiswa Pertamina Group tahun ini memasuki tahap akhir studi di program studi D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas di Cepu, Jawa Tengah.

Mereka pun memiliki harapan dari pendidikan yang dienyamnya. Salah satunya berharap langsung dipekerjakan di proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban demi membangun mimpi lebih besar.

Seperti diungkapkan penerima beasiswa bernama Tin Khoirinnatul Musyarofah atau akrab disapa Inna (22 tahun). Inna semula ingin mendaftar Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN). Opsi lain, kuliah di jurusan farmasi.

Namun warga Desa Wadung ini akhirnya memilih mengambil beasiswa D-III Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu dari PTPertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft).

“Awalnya, saya ingin kuliah S1. Saya ikut tes STAN dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) untuk Jurusan Farmasi di Universitas Negeri Jember. Namun musibah menerpa, yang mengubah rencana studi saya sehingga saya mengambil D-III PEM Akamigas,”tutur Inna.

Di tahun 2019 kakak Inna meninggal dunia. Selepas kepergian sang kakak, Inna menjadi tumpuan harapan ayah dan ibunya yang bekerja sebagai petani dan pekerja serabutan.

Dia pun meninggalkan proses penerimaan mahasiswa di Universitas Negeri Jember, meski telah lolos SBMPTN dan bahkan sudah mendaftar ulang.

“Ketika dinyatakan lolos mendapatkan beasiswa dari Pertamina, saya memilih mengambilnya karena saya berpikir sebagai anak satu-satunya, harapan orang tua tertumpu pada saya. Beasiswa ini bisa mengantarkan saya untuk mewujudkan mimpi membahagiakan orang tua,”tuturnya.

Kini setelah dua tahun berjalan, Inna tak sabar untuk mendedikasikan ilmunya kepada Pertamina Rosneft selaku pemberi beasiswa, dengan bergabung menjadi pekerja di proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.

Jika kelak diterima, Inna memiliki rencana mulia,yakni menabung uang gajinya untuk memberangkatkan haji orang tuanya yang berusia 50 tahun lebih.

 

Mimpi Anak Desa Lain

Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)
Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)

Penerima beasiswa lain Budi Hermanto (21 tahun) menceritakan mimpinya. Berangkat dari latar belakang keluarga buruh tani, warga Desa Mentoso ini sempat berpikir bahwa jenjang pendidikannya hanya akan berakhir di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Ketika mendengar pendaftaran beasiswa D3 PEM Akamigas dari PertaminaRosneft, dia melihat peluang untuk mengubah nasib diri dan keluarganya.

Peluang itu dirasakan menjadi anugerah besar setelah namanya masuk ke daftar penerima beasiswa. Sebagai anak pertama di keluarganya, Budi mengerti bahwa dia akan menjadi tumpuan orangtuanya kelak.

Kini setelah memasuki tahun terakhir pendidikan D3 PEM Akamigas, dia berharap kelak dapat berkontribusi banyak sebagai pekerja Pertamina Rosneft.

“Ketika diumumkan menerima beasiswa, saya sangat bersyukur. Jika diterima bekerja dikilang GRR Tuban, pastinya gaji akan saya gunakan untuk membahagiakan orang tua. Saya ingin memberangkatkan haji orang tua, membuka usaha, dan bersedekah,” tutur Budi.

Tedy Putra Pratama, penerima beasiswa asal Desa Rawasan termotivasi mengejar beasiswa demi membahagiakan orang-tua.

Terlahir dari ayah dan ibu yang bekerja sebagai kuli bangunan dan pedagang baju, pemuda berusia 21 tahun ini sangat ingin membahagiakan bapak-ibunya dengan cara sederhana: memperbaiki rumah mereka yang masih beralaskan semen.

“Itu dulu, baru kemudian menabung untuk memberangkatkan orang-tua naik haji. Saya bersemangat mengambil beasiswa ini setelah mendengar nasihat Bapak. Beliau ingin saya bersungguh-sungguh, agar bisa menaikkan derajat orang tua. Anak dari seorang kuli yang bisa menjadi pekerja Pertamina,” tuturnya.

Bagi Tedy, menjadi pekerja Pertamina memunculkan harapan akan masa depan yang lebih baik, yang menginspirasi rekan-rekan sebayanya untuk giat mencari ilmu dan mengejar peluang.

“Banyak anak di desa saya berpikir: ngapain kuliah kalau ujung-ujungnya jadi kuli.Dengan beasiswa ini, saya ingin membuktikan bahwa anak desa bisa kuliah dan jadi orang sukses!” tegas dia.

Corporate Affairs Pertamina Rosneft Yuli Wahyu Witantra mengatakan para penerima beasiswa studi D-III di PEM Akamigas tidak perlu khawatir dengan masa depan mereka, karena setelah lulus bakal langsung diserap menjadi pekerja di proyek GRR Tuban.

“Memang tujuan akhir program beasiswa tersebut adalah untuk memberdayakan anak muda potensial yang tinggal di sekitar lokasi proyek agar memiliki kecakapan untuk menjadi pekerja Pertamina Rosneft. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mengembangkan dan menyerap pekerja lokal,” tuturnya.

Yuli menyampaikan bahwa program beasiswa tersebut ditujukan untuk meningkatkan kapasitas warga di sekitar lokasi proyek agar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di desa masing-masing.

Hingga saat ini Pertamina Rosneft telah melibatkan 1.220 pekerja lokal dalam proses pembersihan lahan (land clearing) mulai dari tahap I sampaitahap IV. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya