PGN Pasok Gas ke Kilang Tuban, Ini Untungnya Bagi Indonesia

Sub Holding Gas Pertamina Siap Penuhi Kebutuhan Kilang Tuban

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 19 Apr 2022, 22:50 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2022, 22:50 WIB
Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Holding Migas Grup Pertamina bersinergi dalam akselerasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam proyek Kilang, lewat kerjasama antara PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) dalam penyediaan gas bumi Kilang Tuban.

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HOA) penyediaan gas bumi di Grass Root Refinery (GRR) Tuban. Dengan ini, PGN siap menyediakan infrastruktur pendukung untuk penjualan gas ke PRPP, baik melalui Land Based LNG Terminal maupun Pipeline & Stations.

Penandatanganan dilakukan oleh CEO Subholding Gas PT PGN Tbk M. Haryo Yunianto, President Director PRPP Reizaldi Gustino, dan Director of Finance & General Support PRPP Pavel Vagero, disaksikan oleh Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Logistik& Infrastruktur PT Pertamina Mulyono.

Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, keberhasilan proyek GRR Tuban nantinya memiliki nilai strategis bagi Pertamina dan Indonesia. Ini akan menjadi integrated refinery and petrochemical pertama di Indonesia.

GRR Tuban akan menghasilkan produk petrokimia yang saat ini masih didominasi oleh impor, sehingga akan menjadi salah satu langkah bagi Indonesia untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mengurangi impor petrochemical.

“Dengan kita sudah memproduksi petrochemical, maka ini menjadi strategi bisnis Pertamina dalam menghadapi transisi energi ke depan,” kata Nicke, Selasa (19/4/2022).

Nicke mengungkapkan, pembangunan integrated refinery petrochemical ini membutuhkan investasi yang besar. Pertamina berupaya untuk menurunkan investasi melalui integrasi. Dengan intergasi ini, beberapa fasilitas tidak perlu dibangun karena mengoptimalkan apa yang sudah dimiliki oleh Pertamina Group dan bisa menurunkan CAPEX.

“Dari sisi Pertamina Group, sinergi ini adalah sinergi yang harus saling menguntungkan. Kita akan menggunakan market price sebagai dasar mengambil keputusan dan competitiveness. Kita juga tetap berharap dapat mendorong efisiensi, karena pada akhirnya ketika efisiensi terjadi akan meningkatkan profitability dan dikonsolidasikan ke Pertamina Group. Ini langkah untuk membesarkan Pertamina Group lebih kuat ke depan,” ujar Nicke.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pembangunan GRR Tuban

Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)
Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)

Senada dengann Nicke, Direktur Logistik& Infrastruktur PT Pertamina Mulyono mengungkapkan bahwa pembangunan GRR Tuban mengedepankan efisiensi.

“Menurut kami ini sinergi yang luar biasa sekaligus untuk efisiensi dalam membangun pipa dari GRR Tuban ke TPPN sekitar 3 Km. Pembangunan pipa ini bisa mengurangi biaya pembangunan 3 Tank di GRR Tuban dan 2 jetty,” papar Mulyono

Direktur Utama Subholding Gas PT PGN Tbk M Haryo Yunianto mengungkapkan, dengan volume kebutuhan gas sebesar 227 BBTUD pada 2027, dan 351 BBTUD pada tahun 2028 sampai dengan 2046, PGN berkomitmen penuh sebagai agregator pemenuhan energi gas bumi ke GRR Tuban.

“Kami akan menindaklanjuti sesegera mungkin dalam perjanjian definitif dan saling support antar Subholding di Pertamina untuk mengakselerasi penyelesaian on track proyek GRR Tuban ini, sehingga memberikan manfaat bagi energi nasional dan menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional,” imbuh Haryo.

GRR Tuban terletak sekitar 55 km dari Pipa Transmisi Gresik- Semarang (Gresem). Pipa Gresem terhubung dengan Pipa EJGP, Pipa Hulu di area Jatim, dan Pipa Kalija di Jawa Tengah, sehingga hal ini dapat dilakukan integrasi infrastruktur pipa dan LNG untuk menyalurkan gas ke Kilang Tuban.

 

Pasokan Gas

Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)
Pembebasan lahan untuk kilang baru atau Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) sudah rampung, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional memastikan pembebasan lahan sudah sesuai dengan ketentuan. (Dok Pertamina)

President Director PRPP Reizaldi Gustino menambahakan, pasokan gas di GRR Tuban nantinya dapat meningkatkan efisiensi Kilang Pertamina dan meningkatkan nilai keekonomian di Pertamina Group dalam menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik global saat ini.

"Terlepas dari perkembangan situasi global saat ini yang cukup berpengaruh terhadap Pertamina Group, kami tetap memastikan “No Point of Return” untuk terus mewujudkan pembangunan kilang GRR Tuban yang diproyeksikan akan beroperasi di akhir tahun 2027 mendatang," tegas Reizaldi Gustino.

Reizaldi melanjutkan bahwa penandatanganan HoA ini dapat menjadi langkah nyata sinergi Pertamina Group yang nantinya dapat memberikan dampak positif dari segi optimasi CAPEX maupun OPEX, dampak lingkungan, serta terjaganya kehandalan Kilang GRR Tuban.

PGN dan PRPP akan mengelola integrasi jadwal penyediaan gas terhadap master schedule project GRR Tuban, serta mengidentifikasi scenario pemenuhan gas dengan pasokan LNG portofolio Pertamina dan gas gas pipa yang paling optimal.

Untuk Supply LNG, Kilang PRPP telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal besar termasuk Incoming LNGC. Dengan begitu, skenario Supply LNG dengan moda Land Based LNG Terminal lebih feasible.

Pembangunan integrated refinery petrochemical ini juga menjadi mitigasi dari business risk Pertamina ke depan agar semakin sustain. Ketika demand BBM menurun, maka Kilang Pertamina akan memproduksi petrokimia dan dapat membangun infrastruktur turunannya.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya