Melirik Kontribusi UMKM Perempuan bagi Pendapatan Negara Berkembang

Upaya peningkatan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan penerapan kesetaraan gender mendapatkan dukungan dari empat kementerian.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 21 Mei 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2022, 19:30 WIB
FOTO: Mengunjungi Pameran Produk UMKM dalam Program Bangga Buatan Indonesia
Pengunjung memilih produk UMKM pada acara In Store Promotion di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (18/11/2020). Pemerintah mendorong sektor UMKM sebagai tindak lanjut dari program Bangga Buatan Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Upaya peningkatan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan penerapan kesetaraan gender mendapatkan dukungan dari empat kementerian.

Keempat kementerian yaitu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Menteri BUMN, sepakat kontribusi UMKM pada perekonomi negara selama pandemi dan masa pemulihan pasca pandemi sangat besar.

Seperti Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), Menteri Teten Masduki mengadopsi tiga rekomendasi kebijakan berwawasan ke depan yang dapat memperkuat komitmen aksi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam membangun kembali produktivitas perempuan, khususnya pada UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh wanita.

“Rekomendasi pertama, pentingnya meningkatkan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan investor untuk mendukung wirausaha perempuan. Kedua, mendorong kebijakan di bidang keuangan dan infrastruktur yang sensitif gender dan memberikan akses pendanaan dan legalitas. Ketiga, meningkatkan program literasi digital keuangan bagi pengusaha perempuan untuk meningkatkan kesiapan investasi,” kata Menteri Teten, Sabtu (21/5/2022).

Menteri Teten tidak memungkiri, UMKM terbukti dapat memberikan kontribusi hingga 40 persen dari pendapatan nasional di negara berkembang dan mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Menurutnya, pengembangan UMKM merupakan prioritas tinggi bagi banyak negara di seluruh dunia, karena mereka dapat berkontribusi hingga 40 persen dari pendapatan nasional di negara berkembang.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rancangan Rekomendasi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki

Sementara, menurut Co-Chair G20 EMPOWER yang menjabat sebagai COO sekaligus salah satu pemilik PT. Infinite Berkah Energi & WKU Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Ketenagakerjaan IWAPI, Rina Prihatiningsih, hasil dari pertemuan kedua G20 EMPOWER beserta dengan hasil dari pertemuan pertama dan ketiga nanti akan menjadi bagian dari komunike untuk G20 EMPOWER Presidensi Indonesia.

"Pertama rancangan rekomendasi tindakan yang harus diambil oleh sektor swasta untuk mendukung pertumbuhan UMKM Perempuan. Kedua, rancangan dukungan yang diminta dari pemerintah atau pemangku kepentingan lainnya untuk mempercepat pertumbuhan UMKM perempuan," ungkap Rina.

Lalu, pada pertemuan ini membahas mengenai membangun kembali produktivitas kaum perempuan pascapandemi. Pembahasan akan berkisar pada mengapa pemerintah perlu untuk meningkatkan kembali produktivitas perempuan pascapandemi, serta bagaimana sektor swasta dapat mendorong produktivitas perempuan pascapandemi tersebut.

Menurutnya, dalam krisis ekonomi tahun 1998 pengusaha perempuan UKM masih bisa bertahan dan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian, tapi saat pandemi COVID-19 banyak yang tumbang sehingga saat ini merupakan momen yang tepat untuk membangkitkan lagi pengusaha perempuan UKM.

 

Kolaborasi

Potret Usaha Dimsum yang Bangkit dari Pandemi
Wiwin dibantu 11 karyawan membuat dim sum di Griya Dimsum Bunda Imoet, Serua, Tangerang Selatan, Rabu (9/2/2022). UMKM dimsum yang dijual eceran dan per pak menyajikan 4 toping terdiri atas wortel, jamur, beef dan kepiting serta 3 isian yaitu udang, cumi dan smoke beef. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dia mengatakan, perlu ada kolaborasi yang erat antara pemerintah dan swasta dalam mendorong pengusaha perempuan dalam menjalankan usahanya, mengingat saat ini tidak sedikit perempuan yang juga menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.

"Di Indonesia sebesar 43 persen UKM formal dimiliki perempuan dan berkontribusi untuk 9,1 persen total PDB," kata Rinawati.

Sementara, merangkum berbagai rekomendasi dari para pembicara yang hadir, Rina menjelaskan, dalam pertemuan tersebut telah membahas beberapa poin penting untuk pengembangan perempuan di UMKM. Pertama adalah presentasi dari OECD tentang tren perempuan dalam kewirausahaan dan cara pemerintah dapat memperkuat perempuan dalam kebijakan UMKM.

Kedua, presentasi dari Grab Indonesia disampaikan oleh Neneng Gunadi tentang pentingnya dukungan swasta dan kolaborasi G20 bagi perempuan di UMKM.

"Ketiga adalah presentasi dari Knowledge Partner kami, BCG Jakarta, yang mencakup tren, tantangan, dan dukungan yang dibutuhkan dari para pemangku kepentingan serta strategi pengukuran kemajuan dari aksi swasta seperti yang dilakukan oleh Sinarmas, Cocacola adalah dua perusahaan dari 60 lebih perusahaan yang telah berkomitmen sebagai advocate G20 Empower Indonesia dalam aksi akselerasi dan pengembangan perempuan di UMKM," papar Rina. (Pramita Tristiawati)

 

 

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya