Liputan6.com, Jakarta - Harga gas alam jatuh pada perdagangan Selasa setelah Freeport LNG mengatakan fasilitas yang terbakar pada minggu lalu kemungkinan tidak akan segera beroperasi kembali.
"Penyelesaian semua perbaikan yang diperlukan dan kembalinya operasi pabrik penuh diharapkan tidak sampai akhir 2022," kata Freeport LNG pada Selasa dalam sebuah pernyataan.
Fasilitas yang terletak di Pulau Quintana, Texas, mengalami ledakan pada Rabu lalu.
Advertisement
“Mengingat area fasilitas yang relatif tertutup yang terkena dampak secara fisik dari insiden tersebut, pengoperasian kembali sebagian ditargetkan dapat dicapai dalam waktu sekitar 90 hari,” kata Freeport LNG.
Mengutip CNBC, Rabu (15/6/2022), harga gas alam AS turun sekitar 16 persen menjadi USD 7,22 per juta British thermal unit (MMBTU).
“Pasar gas alam AS sekarang akan kelebihan pasokan sementara karena 2 bcf per hari atau sedikit di atas 2 persen dari permintaan gas alam AS telah tiba-tiba dihilangkan,” kata direktur pelaksana di Tortoise Capital, Rob Thummel.
"Pasokan gas alam AS kemungkinan akan tetap pada level saat ini karena produsen tidak akan mengurangi produksi sebesar 2 bcf per hari. Hasilnya adalah pasar gas alam AS yang kelebihan pasokan, ”tambahnya.
Operasi dari Freeport kira-kira mencapai 17 persen dari kapasitas pemrosesan LNG di AS.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masih Tetap Naik
Meskipun turun pada perdagangan hari Selasa, harga gas alam masih naik 93 persen sejak awal tahun. Permintaan telah pulih karena ekonomi di seluruh dunia mulai kembali normal usai pandemi. Sementara pasokan tetap terbatas.
Invasi Rusia ke Ukraina menjungkirbalikkan pasar gas alam yang sudah ketat. Saat Eropa berusaha menjauh dari pasokan energi Rusia, pengiriman LNG AS ke Eropa saat ini mendekati rekor tertinggi.
Lonjakan harga menambah tekanan inflasi di seluruh perekonomian. Di AS, pada pengguna gas sudah bergulat dengan rekor harga dengan rata-rata nasional untuk satu galon gas yang mencapai USD 5 selama akhir pekan. Kenaikan harga gas ini juga akan membuat tagihan listrik meningkat.
Harga gas alam melonjak di atas $9 per MMBtu di bulan Mei, mencapai level tertinggi sejak Agustus 2008.
Advertisement
Pasokan Ketat, Harga Minyak Dunia Makin Mahal
Sebelumnya, harga minyak naik pada hari Senin dalam sesi perdagangan yang bergejolak karena pasokan global yang ketat melebihi kekhawatiran bahwa permintaan akan tertekan oleh meningkatnya kasus COVID-19 di Beijing dan lebih banyak kenaikan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Selasa (14/6/2022), harga minyak mentah Brent naik 26 sen menjadi menetap di USD 122,27 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 26 sen menjadi menetap di USD 120,93 per barel. Perdagangan bergejolak, dengan harga turun sekitar USD 3 per barel sebelumnya.
Pasokan minyak terbatas, dengan OPEC dan sekutunya tidak dapat sepenuhnya memenuhi peningkatan produksi yang dijanjikan karena kurangnya kapasitas di banyak produsen, sanksi terhadap Rusia dan kerusuhan di Libya yang telah memangkas produksi.
Minyak telah melonjak pada 2022 karena invasi Rusia ke Ukraina pada Februari menambah kekhawatiran pasokan dan karena permintaan pulih dari penguncian terkait pandemi COVID-19. Pada bulan Maret, Brent mencapai USD 139, tertinggi sejak 2008. Pekan lalu, kedua benchmark minyak naik lebih dari 1 persen.
“Kami berjuang dengan hilangnya (minyak) Rusia, jadi sekarang tambahkan tanda seru dengan situasi Libya,” kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho.
Pada hari Sabtu, harga rata-rata bensin AS melebihi USD 5 per galon untuk pertama kalinya, data AAA menunjukkan.
Menimbulkan kekhawatiran permintaan, distrik terpadat di Beijing, Chaoyang, mengumumkan tiga putaran pengujian massal untuk memadamkan wabah COVID-19 yang "ganas".
“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengan China. Suasananya suram sekarang,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures.