Liputan6.com, Jakarta Rangkaian kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata kepada para pelaku pariwisata terus berlanjut. Digelar sejak pertengahan Maret 2022 dengan mengambil tempat di Desa Wisata yang ada di 6 Destinasi Prioritas Pariwisata, kali ini sosialisasi berlanjut di 4 desa yang ada di wilayah Kabupaten Simalungun dan Toba, Sumatera Utara.
“Sosialisasi Sadar Wisata, menjadi program strategis di tengah situasi pandemi yang tengah bergerak menuju endemi. Kita perlu menata dan memastikan upaya-upaya untuk mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” ucap Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Frans Teguh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Baca Juga
Frans menegaskan kekuatan pariwisata saat ini berada di wilayah pedesaan, sehingga hal paling mendasar dan diperlukan dalam mewujudkan pariwisata berkualitas adalah standar pelayanan sebagai tuan rumah.
Advertisement
“Para pelaku pariwisata tentu berharap para wisatawan merasa betah, nyaman, berkunjung dalam durasi yang lama bahkan akan datang kembali. Untuk itu aktivitas wisata yang ditawarkan harus memberikan pengalaman terbaik dan unik sehingga menarik bagi wisatawan,” tuturnya.
Sosialisasi Sadar Wisata menjadi bagian dari rangkaian Kegiatan Kampanye Sadar Wisata yang diinisiasi oleh Kemenparekraf dan didukung oleh Bank Dunia dan menyasar sebanyak 65 Desa Wisata di tahun 2022 dan 90 Desa Wisata di tahun 2023.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan sosialisasi sadar wisata bertujuan membangun kesadaran para pelaku pariwisata dalam mengembangkan potensi pariwisata desa melalui 3 pilar utama yakni Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environment Sustainability).
“Pandemi COVID-19 berdampak signifikan khususnya bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita terus mendorong pariwisata berkualitas yang menawarkan experience atau pengalaman unik yang membawa kenyamanan bagi para wisatawan. Desa Wisata menjadi salah satu alternatif destinasi wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan, melalui ciri khas produk lokal, atraksi daerah, serta pelayanan berkualitas,” ucap Sandiaga Uno.
Tidak hanya mengembangkan produk dan atraksi unik dari setiap desa, Menparekraf juga menegaskan pentingnya penerapan Sapta Pesona dan CHSE.
“Saat ini terjadi pergeseran tren pariwisata menjadi low mobility, low touch, less crowd dan hygiene. Wisatawan lebih memilih perjalanan domestik dan destinasi wisata yang tidak terlalu ramai dan aktivitas kebugaran di ruang terbuka dengan pilihan atraksi wisata alam dan budaya. Standarisasi CHSE menjadi terpenting untuk meyakinkan wisatawan, karena wisatawan cenderung memilih destinasi yang mengedepankan rasa aman, nyaman, bersih, sehat dan seiring keberlanjutan lingkungan,” ucapnya.
Untuk itu ia mengajak seluruh pelaku pariwisata desa untuk mendorong minat wisatawan berkunjung ke desa wisata.
“Desa wisata dapat menarik wisatawan karena menawarkan berbagai pengalaman unik dan atraksi menarik. Hal ini akan membuka lapangan kerja, peluang usaha baru ekonomi kreatif, dan menjadi alternatif ketahanan pangan, energi dan ekonomi Indonesia,” ucapnya
Sandiaga juga mengajak seluruh pelaku pariwisata desa memberikan layanan berkualitas kepada wisatawan dan terus melakukan adaptasi, inovasi dan kolaborasi dengan gercep (gerak cepat), geber (gerak bersama) dan gaspol (garap semua potensi lapangan kerja) untuk kebangkitan pariwisata Indonesia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengembangan Pariwisata
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata, Florida Pardosi mengatakan, selama ini Sadar Wisata telah lama menjadi landasan pengembangan kepariwisataan dengan pilar utama Sapta Pesona, namun perbedaannya dengan Kampanye Sadar Wisata kali ini adalah program dilakukan secara lengkap, komprehensif, lebih kekinian dan adaptif sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan adanya elemen pelayanan prima dan CHSE.
“Selain itu, kegiatan ini juga bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan yang dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari sosialisasi, pelatihan, pendampingan, penyusunan program pengembangan desa wisata, pendampingan, penilaian hingga apresiasi. Kami juga menyasar warga yang mayoritas belum pernah mengikuti kegiatan sadar wisata sebelumnya,” jelas Florida.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun, M Fikri Fanani Damanik, saat menghadiri acara pembukaan kegiatan sosialiasi di Kabupaten Simalungun berharap para pelaku pariwisata yang telah dididik nantinya dapat menjadi contoh dan inspirasi dalam pengembangan pariwisata desa.
“Wilayah Simalungun yang terdiri dari 32 kecamatan memperoleh banyak berkah dengan dianugerahi banyak potensi wisata alam yang luar biasa, mulai dari kebun kopi, hingga wilayah perbukitan yang indah dengan pohon-pohon pinus. Potensi wisata budaya yang bisa dikembangkan oleh masyarakat juga sangat beragam di setiap desa. Semuanya harus dimaksimalkan untuk memberi kesejahteraan bagi warga masyarakat,“ harapnya.
Advertisement
Pelayanan ke Wisatawan
Sementara itu Plt.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba, Rusti Hutapea menyampaikan harapannya bahwa dengan adanya edukasi terkait sadar wisata, setiap warga desa yang ada di wilayahnya dapat melayani wisatawan layaknya keluarga.
“Mari kita sambut wisatawan itu layaknya tulang dan nan tulang (keluarga),” ucapnya.
Selain itu, Rusti Hutapea juga meminta warga yang telah memperoleh edukasi sadar wisata ini dapat meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan dan berpartisipasi dalam pengembangan destinasi pariwisata di Kabupaten Toba yang sangat kaya dan beragam mulai dari wisata alam, hingga wisata budaya dan sejarah yang ada di setiap desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Toba.
Sosialisasi Sadar Wisata di Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Toba diikuti para penggerak pariwisata desa yang meliputi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), perangkat desa, Kader PKK dan Karang Taruna dan pelaku usaha pariwisata desa lainnya.
Sosialisasi Sadar Wisata terus berlanjut di 6 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia lainnya yang meliputi Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Jawa Tengah dan DI Yogyakarta), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Lombok (Nusa Tenggara Barat), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Labuan Bajo/Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur).
Setelah rangkaian sosialisasi, para pelaku pariwisata terpilih akan mengikuti pelatihan lebih lanjut terkait pengembangan potensi produk pariwisata, homestay, kuliner, cinderamata serta kewirausahaan dan manajemen bisnis. Ke depan diharapkan dari masing-masing desa dapat lahir local champion atau penggerak dalam pengembangan pariwisata di desa wisata masing-masing.