5 Penangkal Malas ala Mantan Presiden AS Benjamin Franklin

Benjamin Franklin adalah penulis, politikus, satiris, penemu, musisi, dan diplomat yang jelas tahu cara menyelesaikan sesuatu. Bapak Pencerahan AS ini seolah tak pernah memiliki 'hari untuk berleha-leha' dalam hidup.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Feb 2013, 17:32 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2013, 17:32 WIB
benjamin130203b.jpg

Benjamin Franklin adalah seorang penulis, politikus, postmaster, satiris, penemu, musisi, dan diplomat yang jelas tahu cara menyelesaikan sesuatu. Bapak Pencerahan Amerika Serikat ini mungkin tak pernah memiliki 'hari untuk berleha-leha' dalam hidupnya.

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari bapak satu ini. Seperti dikutip Liputan6.com dari inc.com, Minggu (3/2/2013), semoga bisa mencerahkan dan tingkatkan produktivitas. Berikut adalah lima cara Franklin mengatasi momok malas:

1. Buat kelompok dan berbagilah pengetahuan

Ketika berusia 21 tahun, Franklin membuat kelompok Junto, kelompok ini belajar banyak tentang industri di Philadelphia. Kelompok ini punya nafsu besar akan buku. Sayangnya saat itu harga buku sangat mahal.

Kemudian Franklin membantu memulai perpustakaan. Ia membeli buku-buku dan meminjamkannya kepada anggota Junto. Ia berbagi ilmu, menambah koneksi, dan ini membantunya menjadi printer terkemuka di Philadelphia.

Apa yang bisa ditiru dari yang dilakukan Franklin?

Pelajaran bagi pengusaha: Cari orang yang berpikiran sama dan mendorong diskusi, percakapan, dan pertukaran ide. Sebuah komunitas yang mendukung intelektual akan memotivasi Anda bekerja , mempertajam ide-ide Anda, dan terkesan teman-teman Anda.

2. Tangkap peluang

Untuk mencapai sukses, Franklin berpesan 'jump as quickly at opportunities as you do at conclusions'.

Melompatlah secepat peluang datang. Orang-orang muda sangat senang mengambil setiap, tantangan. Kita semua sepakat, ketika kesempatan datang mengetuk dari berbagai arah tidak boleh kita sia-siakan.

Terkadang kesempatan datang tidak berupa 'telur emas' atau lotere, tapi hal-hal yang lebih kecil. Bertemu dengan orang baru bisa jadi kesempatan untuk masa depan.

Pelajaran bagi pengusaha: Hindari penundaan dengan melompat di semua kesempatan, bahkan jika tampaknya akan ada gangguan. Bertemu orang-orang baru, memperkuat persahabatan lama, dan membantu rekan jauh akan membuka pintu untuk kesempatan masa depan.

3. Waktu adalah komoditas pasokan pendek

Franklin menulis, "waktu yang hilang tidak pernah ditemukan lagi."

Sentimen ini mungkin terdengar seperti berasal dari pena seorang penyair tertekan, tapi itu benar-benar panggilan inspirasi untuk bertindak.

Franklin bekerja, menciptakan, dan hidup mengetahui bahwa waktu adalah langka. Dia tidak pernah menunda rasa ingin tahunya atau kreativitas untuk hari berikutnya.

Pelajaran bagi pengusaha: Tukang tunda harus melihat waktu sebagai sumber daya yang langka. Setiap hari harus menjadi laboratorium di mana Anda bekerja, menemukan, dan menciptakan, bukan sel penjara di mana Anda menunggu dengan tidak sabar untuk istirahat.

4. Buatlah daftar

Franklin dikenal sering membuat daftar pro dan kontra. Seperti yang dikatakan Joseph Priestly, ia melihat Franklin menggambarkan bagaimana ia akan menyelesaikan keputusan sulit.

Franklin menggambar dengan membagi selembar kertas, untuk kolom pro dan kotra. Lantas ia menuliskan kemungkinan terbaik dan terburuk dari setiap pilihan yang sangat sulit. Dari sini ia menimbang pilihan mana yang lebih baik diambil.

Pelajaran bagi pengusaha: Tukang tunda selalu membuat pledoi yang sangat bijaksana ketika menunda menyelesaikan sesuatu. Tulislah agenda apa dan kapan sesuatu harus selesai. Daftar ini akan memotivasi untuk lebih produktif.

5. Sering gagal, teruslah mencoba! Tak perlu berharap jadi dapat 'keberuntungan pemula'

Penemu tidak ditakdirkan untuk merampungkan sesuatu dalam sekali waktu. Begitu juga dengan Franklin.

Franklin menulis, "Do not fear mistakes. You will know failure. Continue to reach out".

Tukang tunda sering terjebak dalam kelambanan mereka yang diakibatkan ketakutan pada kata 'gagal'. Mereka ingin menjadi yang pertama berhasil, tapi mereka takut mencoba. So, sama saja, mereka tidak akan mengayunkan langkah pertama.

Di sisi lain, ada juga orang yang terlalu pede padahal belum punya cukup kesiapan. Dalam hal ini Franklin memperingatkan "By failing to prepare, you are preparing to fail".

Pelajaran bagi pengusaha: Jangan berharap untuk menjadi sempurna. Tapi jangan ikut-ikutan terjerembab dalam kegagalan karena persiapan yang gagal.

Penundaan adalah tamu yang sering hinggap tak diinginkan, tak peduli seberapa sering Anda mengelak. Ini adalah gangguan yang tak terelakkan yang tidak dapat dihapuskan, tapi pasti dapat dikendalikan. (Est/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya