Liputan6.com, Jakarta Sebagai rangkaian Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) Tahun 2022, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melaksanakan Gerakan Bersih Laut dan Pantai di wilayah Distrik Navigasi Kelas I Palembang.
Kegiatan bersih laut dan pantai ini melibatkan sekitar 300 peserta yang berasal dari 33 instansi dan mitra kerja yang dilaksanakan pada 5 (lima) titik lokasi, yaitu di Dermaga Distrik Navigasi Palembang, Dermaga Penumpang Pelabuhan Boom Baru, Dermaga Pelindo, Masjid Lawang Kidul dan sekitarnya serta Dermaga 16 Ilir.
Kepala Distrik Navigasi Kelas I Palembang Marta Hardisarwono mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu langkah nyata dalam upaya perlindungan lingkungan maritim agar bersih dari sampah di perairan dan pesisir Kota Palembang.
Advertisement
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan pesisir dan muara untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan lestari," kata Marta, Selasa (13/9/2022).
Selain itu, tujuan lainnya yaitu meningkatkan silaturahmi dan kerjasama lintas sektor dalam pengelolaan sampah dari muara dan pesisir yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Pihaknya mengucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh instansi terkait dan mitra kerja yang telah mendukung kegiatan tersebut.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Semoga kita semua mulai dari masyarakat pesisir, para pegawai Kementerian Perhubungan beserta para stakeholder dapat menanamkan tanggung jawab terhadap kebersihan sekitar yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja, kenyamanan serta tentunya mewujudkan lingkungan yang sehat," tutupnya.
Selanjutnya dilakukan penyerahan alat kerja bersih laut dan pantai secara simbolis oleh Kepala Disnav Kelas I Palembang, Staf Ahli Walikota Palembang, GM. Pelindo Regional II Cabang Palembang, perwakilan KSOP Kelas II Palembang, dan Dinas Perhubungan Kota Palembang.
Kemenhub Komitmen Wujudkan Perlindungan Lingkungan Maritim RI
Sebagai bentuk komitmen dalam menjaga perlindungan lingkungan maritim, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan Laut cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menggelar kegiatan Pilot Launch Compliance Monitoring and Enforcement (CME) Marine Environment Protection of the South East Asian Seas (MEPSEAS) Project.
Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional dalam bentuk training atau pelatihan Pemeriksaan Pengendalian Sistem Anti Teritip (Anti Fouling System) dan Sistem Manajemen Air Balas (Ballast Water Management) yang diikuti oleh Port State Control Officer (PSCO) dan Marine Inspector (MI) atau Flag State Inspector (FSI) dari 5 (lima) Pelabuhan yang telah ditetapkan sebagai Pelabuhan Kunci dari Proyek MEPSEAS ini, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Batam, dan Banten.
Membuka kegiatan, Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ahmad Wahid yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut menyampaikan apresiasinya kepada seluruh anggota National Task Force, National Consultan, National Experts serta seluruh PSCO dan MI serta surveyor yang mengikuti kegiatan yang akan diselenggarakan selama 5 (lima) hari mulai 12 s.d 16 September 2022.
“Kita harus bekerja bersama untuk memastikan dan memperbanyak kontribusi yang berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi hijau dan perlindungan berkelanjutan terhadap lingkungan maritime kita. Peran aktif kita dalam MEPSEAS Project ini adalah wujud nyata bahwa kita semua memiliki komitmen yang sama dalam menjaga dan melindungi lingkungan maritim kita,” tegas Wahid pada pembukaan kegiatan yang digelar di Hotel Grand Orchardz Kemayoran pada hari ini (12/9/2022).
Advertisement
Kemajuan
Wahid mengungkapkan, bahwa Indonesia telah membuat kemajuan yang sangat baik dalam Project ini. Indonesia telah menyelenggarakan CME National Workshop dan menyelesaikan 14 (empat belas) Port Biological Baseline Survey sebagai kebutuhan spesifik proyek Indonesia pada tahun 2021.
Kemudian, pada Maret 2022, Workshop Teknis BWM dan AFS untuk PSCO berhasil dilaksanakan. Dan yang terakhir adalah formalisasi Dokumen Panduan Nasional melalui penerbitan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
“Dengan demikian, setelah menyelesaikan agenda kegiatan selama lima hari ini, saya yakin kita dapat menyelesaikan semua tugas kita dalam proyek ini dan dapat melaporkannya pada Regional Meeting yang akan digelar di Vietnam pada 25 s.d 27 Oktober 2022 mendatang,” tukas Wahid.