Siasati Keterbatasan Pupuk Subsidi, Akademisi: Pupuk Organik Jadi Solusi Petani

Saat ini, tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 19 Okt 2022, 19:27 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 19:25 WIB
Pupuk Organik Cair SMPN dari Limbah Jamu Bisa Naikkan Hasil Panen Padi
Pupuk Organik Cair SMPN dari Limbah Jamu Bisa Naikkan Hasil Panen Padi. foto: istimewa

Liputan6.com, Palembang Pupuk merupakan faktor penting untuk mendukung produktivitas pertanian. Ia menjadi pasokan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman yang lebih optimal, sehingga dapat menghasilkan panen yang maksimal. Sayangnya, alokasi pupuk subsidi masih sangatlah terbatas dan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan petani di Indonesia.

Saat ini, tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia. Di sisi lain, ketergantungan petani dengan pupuk subsidi masih sangat tinggi. 

Karena penggunaan pupuk non subsidi akan lebih mahal bagi petani dan menambah ongkos produksi, maka sangat penting bagi para petani mencari alternatif lain sebagai solusi keterbatasan pupuk subsidi. 

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Prof. Supli Effendi Rahim, menyarankan alternatif yang dilakukan oleh petani untuk menyiasati keterbatasan dan ketergantungan pada pupuk subsidi adalah membuat pupuk organik.

"Petani bisa membuat sendiri yakni pupuk organik, yakni pupuk kompos dan pupuk cair," kata Prof Supli dalam keterangan rilisnya, Rabu (19/10).

Akademisi Dorong Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik

Cara Membuat Pupuk Organik dari Sampah Rumah Tangga
Cara Membuat Pupuk Organik dari Sampah Rumah Tangga (Sumber: iStockphoto)

Guru Besar UMP mengingatkan bahwa sangat penting bagi petani untuk membuat pupuk organik secara mandiri, serta edukasi bagi petani soal kelemahan pupuk subsidi atau kimia bagi tanaman.

"Petani mesti diberi edukasi tentang kelemahan pupuk subsidi yang notabene pupuk kimia.  Petani mesti dilatih cara pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik," paparnya.

Menurut Prof Supli, pupuk organik sangatlah solutif bagi petani ditengah ketergantungan dan keterbatasan pupuk subsidi. "Sangat mungkin (solusi)," tambahnya.

Dirinya berharap, pemerintah ikut mensupport para petani agar mandiri dalam membuat pupuk organik secara baik dan benar.

"Pemerintah mesti memberi pelatihan tentang cara membuat pupuk organik. Pemerintah mesti memberi insentif dalam bentuk hadiah kepada mereka tekun membuat pupuk organik secara mandiri," tutup Prof Supli.

Mentan Ajak Petani Gunakan Pupuk Organik

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan, selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap Kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat," ujar Mentan SYL beberapa waktu lalu di Jakarta.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya