Pede Pertumbuhan Ekonomi Kinclong, Konsumen Tak Ragu Lagi Belanja

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 naik menjadi sebesar 120,3. Itu lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Nov 2022, 15:40 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 15:40 WIB
FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sentuh 5,72 persen (YoY) pada kuartal III 2022 turut mendongkrak indeks keyakinan konsumen untuk menggulirkan uangnya dalam berbelanja. Hal itu terungkap dalam survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2022.

"Meningkatnya optimisme konsumen pada Oktober 2022 didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Selasa (8/11/2022).

Erwin melaporkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2022 naik menjadi sebesar 120,3. Itu lebih tinggi dibandingkan 117,2 pada bulan sebelumnya, serta secara konsisten tetap berada di zona optimis (IKK>100).

"Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) terindikasi meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada indeks pembelian durable goods. Sementara dari sisi Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), peningkatan terutama terjadi pada ekspektasi kegiatan usaha," paparnya.

Kenaikan IKE didorong oleh peningkatan seluruh komponen pembentuk, tertinggi pada indeks pembelian barang tahan lama. Di sisi lain, persepsi konsumen terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini juga naik.

Harapan konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan juga meningkat. Itu tercermin dalam ekspektasi kondisi ekonomi per Oktober 128,3, lebih besar dibanding September 2022 sebesar 128,1.

Menguatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama didorong oleh ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ekspektasi terhadap penghasilan. Masing-masing tercatat sebesar 125,8 dan 132,3, lebih tinggi dari 118,8 dan 131,2 pada September 2022.

Sementara ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan ke depan terindikasi sedikit turun dibandingkan bulan sebelumnya, namun terjaga pada level optimis sebesar 126,7.

"Pada Oktober 2022, konsumen memprakirakan perkembangan kegiatan usaha ke depan akan meningkat dibanding bulan sebelumnya," pungkas Erwin.

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,72 Persen di Kuartal III 2022

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Seseorang melintas dekat jendela berlatar gedung bertingkat dan permukiman di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 mencapai 5,72 persen (year on year/yoy). Sedangkan jika dihitung secara kuartal ke kuartal, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 1,81 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, ekonomi Indonesia tumbuh cukup impresif sebesar 5,72 persen pada kuartal III 2022 di tengah tantangan ekonomi global berupa inflasi dan ancaman resesi.

Hal ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022 tumbuh 5,72 persen kalau dibandingkan kuartal III-2021.Tren pertumbuhan ekonomi tahunan semakin kuat dan menuju pemulihan,” ucap Margo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor BPS Senin (7/11/2022).

Sedangkan secara komulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I hingga III 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 tumbuh 5,4 persen.

 

Menko Airlangga Yakin Indonesia Jauh dari Resesi

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, optimis Indonesia jauh dari resesi. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 masih tetap kuat, dan tahun 2023 diproyeksikan juga tumbuh positif.

“Di tahun 2022 secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi diprediksi tetap optimis di angka 5,2 persen, dan di tahun 2023 itu juga di atas 5,3 persen. Kita ketahui dari berbagai lembaga juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam range 4,7 persen sampai dengan 5,1 persen, artinya tahun depan Indonesia juga diharapkan jauh dari Resesi,” kata Menko Airlangga dalam Konferensi Pers Capaian Pertumbuhan Ekonomi Triwulan ke-3, yang akan diselenggarakan secara daring, Senin (7/11/2022).

Dalam data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada kuartal III-2022 tumbuh impresif sebesar 5,72 persen (YoY) atau 1,81 persen (qtq), dan secara kumulatif tumbuh 5,40 persen.

“Pertumbuhan perekonomian Indonesia bulan ketiga mencatatkan pertumbuhan impresif yaitu 5,72 persen,” ujar Airlangga.

Tercatat dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh solid sebesar 5,39 persen yang didukung dengan kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,96 persen.

Sementara dari sisi sektoral, transportasi pergudangan dengan pertumbuhan tinggi sebesar 25,81 persen dan akomodasi makanan dan minuman tumbuh 17,83 persen. Pertumbuhan yang solid tersebut didukung seiring pulihnya mobilitas masyarakat akibat penanganan pandemi yang baik dan terkendali.

 

Seluruh Provinsi Tumbuh

Airlangga menegaskan, secara spasial pertumbuhan ekonomi menguat. Hal itu dilihat dari beberapa daerah yang menunjukkan kinerja positif. Hampir seluruh provinsi pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tentu dari segi keseluruhan Jawa masih 56,3 persen, dan kemudian wilayah timur kinerjanya impresif, Sulawesi pertumbuhannya 8,2 persen demikian pula demikian di Maluku dan Papua pertumbuhannya impresif,” ujarnya.

Oleh karena itu neraca perdagangan masih positif. Namun, kata Menko Airlangga, tantangan kedepan perlu diwaspadai adanya penurunan harga komoditas dan kelemahan permintaan Global.

Kata Airlangga, pada September kemarin pertumbuhan neraca perdagangan surplus USD 4,99 miliar, dan ini kontinu 29 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga September 2022.

“Dari Januari sampai dengan September ini total surplus mendekati USD 40 miliar atau USD 39,87 miliar,” pungkas Airlangga Hartarto.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya