Liputan6.com, Jakarta - KTTG20 2022 yang berlangsung di Bali telah selesai dan menghasilkan Leaders Declaration dengan isi lebih dari 1.000 halaman. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia telah berupaya maksimal untuk mencari solusi terbaik selama memegang Presidensi G20.
Jokowi pun bersyukur, para pimpinan negara G20 mampu menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam G20 Bali Leaders Declaration. Deklarasi ini menjadi yang pertama disahkan pasca memanasnya geopolitik di Ukraina pada Februari 2022.
Baca Juga
"Ini deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022," kata Jokowi dalam Penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di The Apurva, Kempinski, Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022).
Advertisement
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, komunike di tingkat menteri dan deputi terakhir terjadi di bulan Februari 2022. Komunike tersebut terjadi dalam pertemuan menteri keuangan dan bank sentral negara G20. Tepatnya pada 17-18 Februari. Beberapa hari sebelum pecah perang di Ukraina.
"Satu-satunya pertemuan menteri keuangan yang menghasilkan komunike adalah bulan Februari. Itu persis 2 minggu sebelum perang Ukraina," kata Sri Mulyani m Konferensi Pers KTT G20 di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Rabu, (16/11/2022).
Selama perang berlangsung setiap forum G20 tidak pernah lagi menghasilkan komunike. Melainkan menghasilkan kesimpulan pemimpin atau chair summary. Chair summary ini yang  menggambarkan perbedaan situasi sebelum dan setelah perang.
"Chair summary yang menggambarkan perbedaan setelah perang sangat lebar dan sangat dalam," kata dia
Dalam chair summary tersebut, di bagian pertama terdapat paragraf yang tidak mencapai kesepakatan. Biasanya hal ini berkaitan dengan perang dan kondisi geopolitik.
"Paragraf itu yang tidak mencapai kesepakatan dan baru tercapai kesepakatan pada leaders level," kata dia.
Hal ini menunjukkan proses negosiasi yang tidak mudah karena berlangsung selama berbulan-bulan. Hasil kesepakatan bersama ini, kata Sri Mulyani karena para leaders menghormati posisi Indonesia yang telah berusaha menjembatani semua pihak ditengah kondisi global yang tidak mudah.
"Kita juga tidak langsung menyisihkan dan mengisolasi sehingga kita mampu untuk terus menciptakan momentum kerja sama itu," kata dia.
"Ini yang menandai salah satu faktor yang dengan kepemimpinan Presiden Jokowi menjadi sangat jelas bahwa mereka  menghormati kita," pungkas Sri Mulyani.
Jokowi: Deklarasi Bali Disepakati Lewat Konsensus, Ada Perwakilan Rusia Hadir di KTT G20
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Presidensi G20 Indonesia berhasil menghasilkan deklarasi pemimpin G20 atau 'G20 Bali Leaders Declaration'. Jokowi mengungkap pembahasan deklarasi ini berlangsung sangat alot, namun berhasil dicapai melalui konsensus.
"Sampai tengah malam kita berbicara mengenai ini dan akhirnya deklarasi Bali dicapai melalui konsensus," jelas Jokowi dalam konferensi pers usai menutup KTT G20 di Bali, Rabu (16/11/2022).
Dia menyampaikan bahwa pembahasan berlangsung alot karena ada satu pasal yang sangat diperdebatkan yakni, mengenai penyikapan perang Rusia-Ukraina. Para pemimpin negara G20 sepakat bahwa perang berdampak terhadap ekonomi dunia.
"Jadi paragraf yang sangat diperdebatkan itu memang hanya satu paragraph yaitu penyikapan terhadap perang di Ukraina," kata dia.
"Kami menyepakati bahwa perang berdampak negative pada ekonomi global. Kemudian pemulihan ekonomi global juga tidak akan tercapai tanpa perdamaian," sambung Jokowi.
Oleh sebab itu, pemimpin G20 sepakat membentuk pandemic fund yang hingga kini sudah terkumpul USD 1,5 miliar. Selain itu, disepakati kerja sama konkret di bidang energi dan transformasi digital.
"Dan ada perwakilan Rusia yang hadir di KTT (G20) saat itu. Meskipun alot, tetapi telah disahkan," ujar Jokowi.
Sebagai informasi, KTT G20 di Bali berlangsung 15-16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.
Â
Â
Advertisement
Selanjutnya
Kemudian, PM Inggris Rishi Sunak, PM Kanada Justin Trudeau, PM Jepang Fumio Kishida, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Australia Anthony Albanese. Ada pula Sekjen PBB Antonio Guterrez, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Selanjutnya, Presiden Korea Selatan Yoon Seuk Yeol, Presiden Argentina Alberto Fernadez, Menlu Rusia Sergey Lavrov, PM India Narendra Modi, Presiden Uni Emirate Arab Muhammad bin Zayed Al Nahyan.Lalu, PM Italia Giorgia Meloni,
Selain itu, Menlu Brasil Carlos Alberto Franca, dan Utusan Khusus Perdana Menteri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Sementara itu, pemimpin lembaga internasional yang hadir yakni, Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Direktur Jenderal ILO Gilbert F. Houngbo, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, hingga Muhammad Sulaiman Al Jasser selaku Presiden Islamic Development Bank (ISBD).
Reporter: Anisyah Al Faqir
 Sumber: Merdeka.com
Â