Liputan6.com, Jakarta Aliansi Group of Twenty (G20) yang fokus pada bidang pemberdayaan perempuan di industri bisnis, G20 EMPOWER, secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pada India.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, dalam sambutannya menitipkan, agar India bisa melanjutkan rencana kerja G20 EMPOWER Presidensi Indonesia, khususnya yang telah tertuang ke dalam Deklarasi Pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali pada November lalu.
Bintang Puspayoga juga mengatakan, sepanjang Presidensi Indonesia, G20 EMPOWER telah membangun dan memberikan berbagai advokasi, hingga berbagi praktik baik untuk meningkatkan dan memperkuat posisi perempuan dalam pengambilan keputusan di level manajemen puncak.
Advertisement
Aliansi ini pun telah secara aktif, mendorong upaya tercapainya kesetaraan gender di tempat kerja, sektor bisnis, dan masyarakat. Menyediakan platform untuk saling berbagi ilmu dengan pemerintah, advocates, dan pemangku kepentingan lainnya.
Bahkan, bermitra dengan pemerintah dan negara anggota G20 lainnya untuk menerapkan kebijakan terkait peningkatan peran perempuan dalam posisi manajerial.
"Forum G20 telah berkembang sangat signifikan. Deklarasi Pemimpin G20 pada presidensi tahun ini, menjadi momentum pertama kali dituangkannya komitmen terkait pemberdayaan perempuan dan kesetaraaan gender dalam butir terpisah. Tentunya, hal ini, menunjukkan kepedulian dan keseriusan negara-negara anggota G20 dalam menempatkan isu perempuan pada fokus pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan", jelas Bintang Puspayoga.
Â
Representasi Ekonomi Perempuan
Menjawab hal tersebut, Chair G20 EMPOWER Presidensi India, Sangita Reddy, mengatakan, India akan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pemberdayaan dan perkembangan representasi ekonomi perempuan.
Beberapa hal yang akan dilakukan oleh India dalam Presidensi G20 tahun mendatang adalah memberikan kesempatan bagi perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan. Selain itu, presidensi India juga akan menciptakan ekosistem yang sesuai, holistik, dan suportif bagi perempuan yang memimpin perusahaan agar mereka dapat terus berkembang serta mendukung perempuan di akar rumput.
"Terakhir, presidensi India akan membagikan kurikulum literasi digital yang dapat direplikasi oleh negara G20 untuk membangun ketahanan digital perempuan" ujar Sangita.
Rinawati Prihatiningsih selaku Co-Chair G20 EMPOWER dalam pleno penutupan menyampaikan kesiapan Indonesia sebagai Troika mendukung presidensi G20 EMPOWER India 2023. Pada kesempatan yang sama, mewakili G20 EMPOWER Indonesia mengungkapkan rasa syukur dan bangga.
Â
Advertisement
3 Isu Prioritas
“Kita semua bersyukur rangkaian kegiatan G20 EMPOWER Presidensi Indonesia 2022 dapat berjalan sukses, pemberdayaan perempuan menjadi isu lintas sektoral yang penting dalam kerja G20, dan tiga isu prioritas yang diusung G20 EMPOWER Indonesia, serta pertemuan tingkat Menteri terkait pemberdayaan perempuan akan dilanjutkan di bawah presidensi India pada tahun 2023 mendatang," ungkapnya.
Pleno penutupan G20 EMPOWER Presidensi Indonesia dihadiri antara lain, Chief Risk & Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto, President Director PT Anugerah Pharmindo Lestari, Christopher Piganiol, VP HR Unilever, Willy Saelan, dan President Director PT Jamu Iboe, Stephen Walla.
Selain itu, hadir pula beberapa delegasi yang turut memberikan masukan, antara lain, Ulrike Sauerwald dari Italia, Michiko Archilles dari Jepang, dan Shahrzad Rafati dari Kanada. Turut hadir para Sherpa, working group, dan engagement group negara anggota G20 yang mengangkat isu perempuan.Â