Bank Dunia: Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara

Harga beras di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN selama dekade terakhir dibandingkan Filipina, Vietnam, Kamboja, hingga Thailand.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Des 2022, 10:12 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 21:00 WIB
Budi Waseso dan Zulkifli Hasan Tinjau Kedatangan Beras Impor di Pelabuhan Tanjung Priok
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dalam satu dekade terakhir. Lembaga keuangan internasional itu menyebut, harga beras di Indonesia lebih mahal dibandingkan Filipina, Vietnam, Kamboja, hingga Thailand.

"Harga eceran beras Indonesia secara konsisten menjadi yang tertinggi di ASEAN selama (satu) dekade terakhir," demikian tertulis dalam laporan terbaru Bank Dunia Indonesia Economic Prospect (IEP) December 2022', dikutip Senin (19/12/2022).

Bank Dunia mengungkapkan, harga beras di Indonesia 28 persen lebih tinggi dibanding harga di Filipina, juga dua  kali lipat lebih mahal dari negara tetangga lainnya yaitu Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand.

Bank Dunia menyebutkan penyebab tingginya harga beras di Indonesia karena adanya masalah dalam harga pasar bagi produsen pertanian seperti pembatasan perdagangan melalui tarif impor, monopoli impor BUMN untuk komoditas utama, dan tindakan non-tarif lainnya.

"Selain itu, kurangnya investasi jangka panjang dalam penelitian dan pembangunan pertanian, layanan penyuluhan, dan pengembangan sumber daya menahan peningkatan produktivitas yang dapat menurunkan harga pangan dalam jangka panjang," jelasnya. 

Adapun rantai pasokan yang panjang dan biaya distribusi yang tinggi, sebagian karena geografi negara yang kompleks, juga menaikkan harga pangan bagi konsumen di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mendag Jamin Bulog Tetap Serap Beras Petani saat Musim Panen Maret 2023

Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik
Aktivitas pedagang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2022). Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada hari ini, sejumlah komoditas menunjukkan kenaikan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyatakan impor beras untuk menambah cadangan beras Bulog yang berkurang banyak, pasca operasi pasar yang dilakukan Bulog.

Dia mengungkapkan proses pemulihan cadangan Bulog akan diselesaikan pada Januari 2023. Sehingga saat musim panen bulan Maret 2023, cadangan Beras akan dibeli Bulog dari hasil panen petani.

"Harga, apalagi saat Nataru (Natal dan Tahun Baru) kita jamin, tidak akan ada perubahan. Orang bisa memilih beras mana yang diinginkan," kata diasaat melakukan Sidak ke Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

"Sama seperti minyak goreng, ada Minyak Kita yang harganya Rp 14 ribu tapi ada juga minyak goreng premium yang harganya macam-macam. Tapi yang dijamin pemerintah, ya Minyak Kita. Sama di beras juga, yang premium ada, yang dijamin pemerintah ya beras dari Bulog dengan harga sekian. Tempatnya sudah ada, belinya dimana," lanjut Mendag.

Dia menegaskan, langkah impor beras dilakukan untuk menjaga kestabilan harga beras di pasar.

"Sebagian dari impor, 200 ribu, sudah datang. Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," kata Mendag Zulhas.


Harga Beras

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat menerima beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Ia menyebutkan belakangan harga beras terus meningkat secara signifikan, hingga mencapai Rp10.000 per liternya.

Akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300 digelontorkan. Sehingga masyarakat bisa memilih, ada beras yang merk, premier dan beras dari Bulog yang dijamin.

"Terus digelontorkan, karena itu stoknya bulog berkurang banyak. Karena itu musti cari. Kalau kurang kan confidence pasar terganggu. Akhirnya kita ratas, beli di pasar harga berapa saja, kabulog bahkan bisa beli di atas Rp5 ribu, bahkan mencapai Rp6 ribu. Beras itu terakhir di Rp10.200, dicari tapi tidak dapat," ungkapnya.


Khawatir Harga Tak Terkendali

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyatakan impor beras untuk menambah cadangan beras Bulog yang berkurang banyak, paska operasi pasar yang dilakukan Bulog.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyatakan impor beras untuk menambah cadangan beras Bulog yang berkurang banyak, paska operasi pasar yang dilakukan Bulog. (Istimewa)

Jika stok Bulog tipis, lanjutnya, akan menimbulkan isu di pasar dan menyebabkan harga tidak terkendali.

"Kita tidak mau, karena beras ini kan makanan pokok di Indonesia. Kita sudah tiga kali enam hari mencoba mencari tapi tidak dapat. Jadi kita putuskan impor, untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu. Ini yang baru datang 200 ribu," ungkapnya lagi.

Ia juga menegaskan bahwa harga bahan pokok akan stabil selama periode Nataru 2022.

"Memang saat ini, ada beberapa produk yang harganya tutun. Saya baru saja berkoordinasi terkait Nataru, dengan Menko dan Kapolri, ada beberapa yang naik, ada beberapa yang turun," ungkapnya.

"Secara keseluruhan stabil harganya. Yang naik, itu misalnya cabe rawit, telor karena banyak yang bikin kue jadi harganya naik sedikit. Ayam stabil, daging stabil harganya. Rata-rata beras kalau di daerah sudah di packing dengan harga Rp 9.450-an di pengecer dari Bulog. Bulog lepas Rp8.300 dilepas oleh pengecer di Rp 9.450," pungkasnya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya