Liputan6.com, Jakarta - Malajah finansial asal Amerika Serikat, Forbes beberapa waktu lalu merilis daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia edisi tahun 2022. Dalam daftar tersebut ada sosok menarik yang menjadi salah satu miliarder terkaya di Indonesia dengan usia paling tua.
Miliarder ini adalah Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, yang memiliki mayoritas saham perusahaan produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, Bumitama Agri.
Baca Juga
Dilansir dari laman Forbes, Selasa (20/12/2022) Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, yang kini berusia 94 tahun berada di urutan ke-36 dalam daftar Orang Terkaya di Indonesia 2022.
Advertisement
Selain itu, Lim Hariyanto juga berada di urutan 2448 dalam daftar miliarder terkaya di dunia versi Forbes.
Kekayaan bersihnya tercatat sebesar USD 1,12 miliar atau sekitar Rp 17,5 triliun sebagian besar dikumpulkan dari industri minyak sawit dan tambang nikel.
Forbes mencatat, Lim dan keluarganya memiliki saham mayoritas di produsen minyak sawit Bumitama Agri. Meski terdaftar di Singapura, perkebunan kelapa sawit milik perusahaan itu masih berlokasi di Indonesia.
Perusahaan milik Lim Hariyanto keluarganya yaitu Harita Group juga memiliki mayoritas saham di perusahaan tambang bauksit, Cita Mineral Investindo.
Majalah itu menyebut, sang miliarder memiliki 7 anak, di mana dua di antaranya memegang peran penting di beberapa perusahaan milik Lim.
Salah satu putra Lim, yakni Lim Gunawan Hariyanto merupakan CEO Bumitama Agri. Adapun salah satu putrinya, yakni Christina yang menjabat sebagai presiden komisaris perusahaan sekuritas, Harita Kencana Sekuritas.
Founder Alfamart Djoko Susanto Duduki 10 Besar Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia
Kekayaan founder Alfamart, Djoko Susanto naik lebih dari dua kali lipat karena lonjakan pada penjualan franchise minimarket itu, juga perluasan jaringan lokasi toko.
Dilansir dari Forbes, Jumat (9/12/2022) dengan kekayaan senilai USD 4,1 miliar atau sekitar Rp 63,9 triliun, Djoko Susanto kini menduduki 10 besar dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Sumber Alfaria Trijaya, atau yang dikenal sebagai Alfamart menambahkan lebih dari 1.000 minimart tahun lalu sehingga jumlah total tokonya menjadi lebih dari 19.500.
Pada 2021 lalu, laba bersih Alfamart melonjak hampir 84 persen menjadi Rp 1,9 triliun, dan membukukan kenaikan lebih lanjut sebesar 46 persen dalam enam bulan pertama tahun ini.
Menurut Fitch Ratings, kembalinya aktivitas normal pasca pandemi telah "secara tidak proporsional" menguntungkan operator minimart di Indonesia, yang bergegas membuka toko baru setelah Hero Supermarket Indonesia menutup jaringan hypermarketnya tahun lalu karena penjualan yang lesu.
Dikenal sebagai raksasa minimarket terbesar kedua di Indonesia, Sumber Alfaria Trijaya mengalokasikan hingga Rp 3,5 triliun tahun ini untuk membuka 1.000 minimarket dan memperpanjang sewa toko yang ada.
Tak hanya itu, aplikasi belanja onlinenya Alfagift juga terus mengalami peningkatan pengguna, dengan lebih dari 10 juta unduhan pada pertengahan November 2022.
Perusahaan itu pada Juni 2022 membeli 2,2 persen saham di bank syariah online Bank Aladin seharga Ep 500 miliar, memungkinkan nasabah bank untuk melakukan setoran dan penarikan tunai di toko Alfamart.
Advertisement
Sekilas Mengenai Djoko Susanto
Djoko Susanto mendirikan Alfamart pada tahun 1989. Namun dia telah mundur dari manajemen perusahaannya satu dekade lalu.
Putrinya, yakni Feny Djoko Susanto telah mengambil kendali perusahaan induk sebagai presiden komisaris pada tahun 2014 dan anak bungsunya, Budiyanto Djoko Susanto, sebagai komisaris.
Sementara itu, putra sulung Djoko Susanto, yakni Hanto Djoko Susanto menjalankan cabang properti Alfaland sebagai presiden direktur dan CEO.
Alfaland Baru-baru ini bermitra dengan operator jalan tol Jasa Marga untuk membangun dan mengoperasikan hotel di 27 rest area yang dikelola oleh perusahaan milik negara tersebut.
Ada Pendiri Cimory Bambang Sutantio di Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia, Begini Kisah Suksesnya
Meningkatnya permintaan masyarakat akan produk susu membuat Bambang Sutantio, pendiri Cisarua Mountain Dairy atau yang dikenal sebagai Cimory masuk dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia.
Dilansir dari laman Forbes, Kamis (8/12/2022) Bambang Sutantio kini mengantongi kekayaan bersih senilai USD 1,85 miliar.
Saham Cimory naik sepertiga sejak go public pada 2021, mengumpulkan USD 252 juta. Pendapatan perusahaan itu, sesuai angka sementara untuk sembilan bulan pertama tahun ini, naik 75 persen menjadi Rp 4,7 triliun rupiah.
Kenaikan tersebut mengikuti lonjakan 120 persen tahun lalu menjadi 4 triliun rupiah, berkat penjualan produk susu dan makanan beku yang kuat, yang keduanya meningkat lebih dari dua kali lipat.
Dengan sekitar 2.700 karyawan, Cimory memiliki 5 pabrik, di mana tiga pabrik menghasilkan produk susu dan dua pabrik untuk produksi daging olahan.
Merek susu dan yogurt itu bahkan berencana menggandakan kapasitas pabrik susunya tahun ini.
Sekilas tentang pendiri Cimory, Bambang Sutantio menempuh pendidikannya di Technical University of Berlin.
Setelah lulus pada tahun 1984, ia menjadi sales engineer di Jakarta untuk Fuehrmeister, sebuah perusahaan peralatan industri Jerman yang membuat mesin untuk pabrik makanan dan minuman, sambil mempelajari lebih lanjut tentang industri tersebut.
Pengusaha itu memulai bisnisnya dari nol pada tahun 1993 di garasi keluarganya.
Perusahaan pertama milik Bambang Sutantio, yakni Macroprima Panganutama, kini menjadi unit Cimory dan memproduksi sosis dengan merek Kanzler.
Cimory, yang juga merupakan nama merek produk susu perusahaan itu, didirikan oleh Bambang Sutantio pada tahun 2004.
Cimory sebagian besar berfokus pada pasar domestik, tetapi mengekspor beberapa barang ke Singapura dan Filipina, dengan rencana akhir untuk memperluas ke Vietnam dan Malaysia.
Bambang Sutantio kini menjabat sebagai presiden komisaris Cimory sementara putra sulungnya, yakni Farell Grandisuri Sutantio, menjalankan tugas sebagai presiden direktur.
Advertisement