Ciamik, Kantong Negara Terisi Rp 1,79 Triliun dari Kelautan dan Perikanan

Perolehan PNBP sementara sebesar Rp1,79 triliun berasal dari sumber daya alam (SDA) perikanan sebanyak Rp1,1 triliun, non-SDA Rp611,8 miliar,

oleh Arief Rahman H diperbarui 27 Des 2022, 11:15 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 11:15 WIB
KKP Dorong Ekspor Hasil Tangkap Ikan Nelayan Tradisional
Nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan laut di Muara Baru, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut capaian ciamik dari sektor perikanan dan kelautan. Angka penerimaan bukan pajak (PNBP) sektor ini telah mencapai Rp 1,79 triliun di 2022.

“Kami mencoba dengan kondisi yang ada, dan melakukan yang terbaik. Tahun ini PNBP perikanan meningkat mencapai Rp1,79 triliun,” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam Bincang Bahari Edisi Spesial di Kantor Pusat KKP, mengutip keterangan resmi, Selasa (27/12/2022).

Menteri Trenggono merinci, perolehan PNBP sementara sebesar Rp1,79 triliun berasal dari sumber daya alam (SDA) perikanan sebanyak Rp1,1 triliun, non-SDA Rp611,8 miliar, serta BLU Rp44,3 miliar. Perolehan ini mencetak sejarah sebagai PNBP terbesar KKP sejak berdiri tahun 1999.

Sedangkan volume produksi perikanan sampai triwulan III tahun 2022 mencapai 18,45 juta ton yang terdiri dari hasil tangkapan sebanyak 5,97 juta ton, hasil perikanan budidaya 5,57 ton, dan rumput laut sebanyak 6,9 juta ton.

“Tahun ini kampung-kampung budidaya juga sudah berjalan di beberapa daerah, seperti kampung budidaya patin, rumput laut. Ke depan kami ingin membuat kawasan budidaya berbasis kawasan yang modern untuk komoditas udang,” tambahnya.

KKP mengusung lima program ekonomi biru dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Program yang mencakup hulu hingga hilir tersebut berupa perluasan kawasan konservasi, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya berkelanjutan, pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah laut melalui program Bulan Cinta Laut (BCL).

Trenggono menambahkan, program ekonomi biru belum seluruhnya berjalan di sepanjang tahun 2022. Untuk itu, pihaknya mengupayakan seluruh program dapat diimplementasikan di tahun depan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyrakat dan nasional, serta menjaga kelestarian ekosistem kelautan dan perikanan.

“Membuat sebuah kebijakan dan menerapkannya karena menyangkut kepentingan masyarakat Indonesia yang begitu luas, tidaklah mudah. Yang kita sampaikan dan belum terimplementasi itu bagian dari sosialisasi, kita masih terus menyiapkan proses di balik itu sebagai payung hukum yang clear dan jelas. Pada intinya kami mengelola sektor kelautan dan perikanan adalah untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.

 

Target Produksi Udang

Gerbang Mapan Tingkatkan Ekonomi Warga Pesisir Utara Kabupaten Tangerang
Nelayan saat panen udang di tambak Desa Ketapang, Kabupaten Tangerang (21/01/2022). .(Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono menargetkan produksi udang hingga akhir 2024 mencapai 2 juta ton. Untuk mencapai ini, KKP tengah menyiapkan kawasan tambak udang moderen.

"Mudah-mudahan sisa pemerintahan ini 2024 akhir kita sudah bisa menyelesaikan seluas 1000 hektar kawasan tambak udang modern dan ini adalah menjadi salah satu target kementerian, ini juga (target) di akhir 2024 capai 2 juta ton produksi udang," ucap Wahyu di Gedung Mina Bahari, KKP, Senin (26/12/2022).

Wahyu menuturkan bahwa pasar untuk komoditas udang memiliki permintaan dan nilai yang cukup tinggi, yaitu sekitar USD30 miliar. Mempertimbangkan porsi besar itu, dia mengatakan bahwa KKP juga tengah merintis secara perlahan kampung-kampung budidaya sumber daya laut. Saat ini, kampung budidaya ikan patin, dan rumput laut menjadi salah satu upaya yang telah dikerjakan oleh KKP.

Dia menuturkan, kampung-kampung budidaya ke depan akan dibekali teknologi yang mumpuni untuk meningkatkan nilai produksi.

"Kita ingin membuat semacam satu kawasan budidaya yang modern yang bagus yang berjangka panjang yaitu salah satu yang akan kita kejar adalah budidaya udang," ucapnya.

Kesejahteraan Masyarakat

Dia menambahkan, tujuan pembangunan kampung-kampung budidaya laut bertujuan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat pesisir. Dia mengatakan, kendala masyarakat pesisir selama ini yaitu minimnya peralatan sekaligus bekal melaut yang sesuai terhadap luas laut Indonesia.

"Ibaratnya kita ini seorang petani yang begitu luas lahannya tapi kita cuma pakai cangkul, cangkulnya kecil lagi, secara manual ya tidak mungkin kita bisa segera mencangkuli seluruh luasan wilayah itu," ungkapnya.

"Ini kendala, tapi apapun namanya dengan kondisi yang ada kita harus juga mencapai cita-cita mensejahterakan masyarakat pesisir," pungkasnya.

 

Data Produksi

Udang Windu Muara Badak
Undang windu menjadi andalan petambak di Delta Mahakam karena sejak lama elalu diserap pasar dunia.

Berdasarkan data KKP, produksi udang pada 2021 sebesar 1,11 juta. Adapun, produksi udang paling besar pada 2017 sebanyak 1,37 juta ton dengan nilai Rp82,49 triliun.

Secara rinci, produksi udang yang berasal dari hasil budi daya sebanyak 943.481,18 ton pada tahun 2020. Nilai produksi dari budi daya udang mencapai Rp63,2 triliun.

Produksi udang dari hasil tangkap laut sebanyak 247.501,15 ton pada 2021. Nilai produksi udang dari hasil tangkap laut sebesar Rp14,59 triliun. Sementara, produksi udang dari hasil tangkap perairan umum daratan (PUD) sebesar 18.183,47 ton. Nilai produksi udang dari jenis usaha ini mencapai Rp1,43 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya