Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir kembali menyinggung soal porsi utang BUMN. Menurutnya kali ini sejumlah utang yang diambil mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Hal ini terlihat dari kinerja baik dari perusahaan pelat merah, mulai dari pendapatan, hingga catatan laba. Erick Thohir menegaskan, utang yang diambil BUMN dikelola melalui investasi yang produktif.
Baca Juga
Nagita Slavina Dikritik Saltum Saat Dampingi Raffi Ahmad Temui Menteri Lihat Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
"Yang salah adalah jika utang itu dikorupsi. Intinya adalah disiplin," ujar Erick dalam keterangannya, ditulis Selasa (3/1/2023).
Advertisement
Menurutnya, mayoritas BUMN juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya, atau sehat. BUMN telah menurunkan tingkat utang dibanding investasi tertanam dari 38,6 persen pada 2020, menjadi 34 persen pada Kuartal II 2022.
Terkait kinerja, Erick membeberkan capaiannya terlihat dari peningkatan laba konsolidasi BUMN. Angkanya mengalami kenaikan cukup pesat, dari Rp 61 triliun pada Kuartal III 2021 menjadi Rp 155 triliun pada 9 bulan pertama 2022. Itu berarti meningkat 154,1 persen secara year on year (yoy).
"Perlu dicatat bahwa laba itu sudah termasuk restrukturisasi Garuda, Rp 59 triliun. Itu non tunai. Selebihnya, dalam bentuk tunai," ujar Erick.
Pertumbuhan laba tersebut terjadi karena peningkatan Pendapatan Usaha BUMN dari Rp 1.613 triliun pada Kuartal 3 tahun 2021 menjadi Rp 2.091 triliun pada Kuartal 3 tahun 2022, atau tumbuh 29,6 persen yoy.
"Pendapatan Usaha naik. Ini memang belum tutup buku. Saya yakin lebih baik dari 2021," ujarnya.
Â
Ekuitas
Pertumbuhan pendapatan tersebut yang disertai oleh pengelolaan BUMN yang semakin efisien telah membawa perusahaan negara mampu mempertebal permodalan.
Hingga Kuartal 3 tahun 2022, ekuitas seluruh BUMN telah mencapai Rp 3.211 triliun atau tumbuh 26,6 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2.537 triliun.
Pertumbuhan ekuitas juga sejalan dengan pembentukan aset BUMN yang tumbuh 9,0 persen yoy dari Rp 8.767 triliun pada Kuartal 3 tahun 2021 menjadi Rp 9.559 triliun pada Kuartal 3 tahun 2022.
"Perlu dicatat bahwa angka-angka kinerja itu tidak termasuk kinerja keuangan Garuda dari hasil restrukturisasi," ujar Erick.
Â
Advertisement
Tebar Dividen
Menteri BUMN Erick Thohir siap memberikan bonus dividen dari perusahaan BUMN kepada para karyawannya di Kementerian BUMN. Hal itu disebutnya sudah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Erick Thohir ingin agar Kementerian BUMN nantinya tidak terlalu terjebak dalam struktur birokrasi. Pasalnya, anak buah yang bekerja mengurusi korporasi tidak ikut mendapat keuntungan dari kesuksesan sebuah perusahaan pelat merah yang dibawahi.
"Teman-teman BUMN direksinya, BUMN-nya untung dapat bonus. Kementerian enggak dapat apa-apa, enggak fair," ujar Erick Thohir dalam sesi jumpa media awal tahun di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Menurut dia, kondisi tersebut turut menimbulkan kecemburuan dari para pejabat Kementerian BUMN. Sehingga memicu aksi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
"Makanya terjadi jual beli jabatan dulu, ngiri. Nah ini yang kita dorong sekarang, kalau BUMN bagi dividen, teman-teman di (Kementerian) BUMN juga dapat dividennya, bonus," ungkapnya.