Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir membuka Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) di Surakarta, Jawa Tengah. Ini merupakan gelaran yang jadi bagian peringatan 1 abad NU.
Erick Thohir memandang Porseni NU tingkat nasional ini bisa meningkatkan kesadaran akan olahraga. Bahkan, menurutnya ini juga sejalan dengan ajaran agama.
Baca Juga
"Islam mengajarkan kita akan pentingnya kewajiban menjaga kekuatan jasmani dan rohani. Ini luar biasa, ribuan santri dan para kiai hadir di sini untuk menggelorakan budaya olahraga di negeri ini. Kalau umat sehat, Indonesia akan jauh lebih kuat," ujar Erick dalam pembukaan Porseni NU tingkat nasional di Gelanggang Olahraga (GOR) Sritex Arena, Kota Surakarta, ditulis Selasa (17/1/2023).
Advertisement
Erick Thohir yang menjabat Ketua Pengarah Peringatan 1 Abad NU ini mengutip salahbsatu riwayat hadits. Isinya mengenak Rasulullah yang berpesan kalau mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dibanding mukmin yang lemah.
Pria kelahiran Jakarta itu mengatakan, kekuatan tersebut harus berimbang antara jasmani dan rohani. Hal ini, ucap Erick, sejalan dengan tema Porseni NU yang bertajuk "Merawat Raga, Memperkuat Bangsa untuk Peradaban Dunia".
"NU sebagai organisasi Islam terbesar tidak sekadar memberikan sumbangsih kepada negeri dalam bidang keagamaan, tapi juga sektor lain seperti olahraga. Para santri sebagai masa depan generasi umat Muslim, harus berakhlak, cerdas, kuat, dan juga tangkas," kata Erick.
Â
Â
6.400 Kontingen dari seluruh Indonesia
Erick yang mempunyai rekam jejak panjang dalam industri olahraga mengaku sangat antusias menyambut ajang Porseni NU yang menjadi salah satu rangkaian peringatan Satu Abad NU.
Erick menyampaikan Porseni NU 2023 diikuti 6.400 kontingen dari seluruh Indonesia dengan 3 ribu para kiai, PWNU, dan pendamping yang juga hadir dalam acara tersebut.
"Kita lihat juga, jalan sehat menyambut Porseni diikuti 40 ribuan masyarakat. Ini merupakan pesan yang luar biasa dalam mendorong budaya berolahraga di Indonesia," ucap Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut.
Erick mengatakan, banyak nilai positif yang bisa diambil dari olahraga, seperti kerja keras, sportivitas, dan pentingnya kerja sama tim. Bagi Erick, nilai-nilai dalam olahraga dapat diimplementasikan dalam upaya memajukan bangsa.
"Dari olahraga kita bisa belajar untuk saling bekerja sama dalam membangun bangsa. Hal ini sudah pernah kita lakukan saat menghadapi pandemi lalu, dengan bekerja sama, kita mampu atasi berbagai tantangan yang ada," pungkas Erick Thohir.
Advertisement
Berbagai Lomba
Dalam Porseni NU 2023 akan digelar pertandingan beberapa cabang olahraga. Antara lain sepak bola, bulu tangkis, bola voli, dan pencak silat. Lalu, lomba seni dalam Islam yang meliputi musabaqah tilawatil Qur'an (MTQ), musabaqah hifdzil Qur'an (MHQ), dan hifdzul alfiyah (menghafal kitab alfiyah).
Menurut Panitia Porseni NU 2023, Tommy Darmadi, atas arahan Ketua Panitia Pelaksana Porseni NU 2023, Nusron Wahid, pihaknya telah menyiapkan beberapa venue di Solo sebagai arena pertandingan olahraga dan lomba seni.
"Sejauh ini sudah sekitar 3.500 orang terdaftar sebagai peserta pertandingan dan lomba seni. Sesuai arahan pak Erick Thohir dan pak Nusron Wahid, kami sudah siap melayani para duta-duta olahraga dan seni dari seluruh Indonesia untuk bertanding di Solo. Kami harapkan Porseni NU 2023 akan makin meningkatkan dan mempererat persaudaraan dan juga kebersamaan melalui olahraga dan seni," pungkas Tommy.
Â
1 Abad NU
Ketua Panitia Pengarah Peringatan Harlah Satu Abad NU, Erick Thohir mengemukakan alasan menunjuk Banyuwangi menjadi tuan rumah Festival Tradisi Islam Nusantara tak lepas dari akar histori Banyuwangi yang cukup kuat dalam tradisi NU.
"Penunjukan Banyuwangi menjadi tuan rumah memiliki aspek histori," kata Erick saat pergelaran Festival Tradisi Islam Nusantara di Stadion Diponegoro Banyuwangi, Jawa Timur, dilansir dari Antara, Selasa (10/1/2023).
Banyuwangi diketahui sebagai tempat lahirnya shalawat Badar yang menjadi ciri khas warga Nahdliyin. Shalawat ini digubah almarhum KH Ali Manshur, pada tahun 1960-an di Banyuwangi. Selain itu, di Banyuwangi juga terdapat banyak pondok pesantren NU. Banyak santri dan santriwati dari berbagai pelosok nusantara yang mondok di Banyuwangi.
Erick menjelaskan selain Festival Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi, kegiatan satu abad NU juga diwarnai berbagai program lainnya. Ada 9 program utama yang terus digelar di sejumlah daerah di Tanah Air.
Advertisement