Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menjamin, hajatan politik yang sudah dimulai tahun ini tidak akan mengganggu kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan kondisi ekonomi akan baik-baik saja, karena tahun politik ini bukan yang pertama kali dialami Indonesia.
Baca Juga
“Pemilu itu proses 5 tahunan, bukan yang pertama kali kita hadapi. Ini pasca reformasi, mungkin sudah mendekati 5 kali dan selama pemilu selalu berjalan dengan baik,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers daring, Jakarta, Senin (6/2/2023).
Advertisement
Airlangga menjelaskan, proses demokrasi yang dianut Indonesia dalam setiap pergantian kepemimpinan menjadi menguat masuknya investasi ke dalam negeri. Tidak pernah ada bagian demokrasi yang membuat stabilitas negara terganggu.
“Justru karena berjalan demokrasi tidak dan tidak pernah ada hal yang luar biasa pasca reformasi,” kata dia.
Sebaliknya, tahun politik bagi Airlangga menjadi booster bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang dibayangi ketidakpastian global. Tahun politik menjadi momentum bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Tahun politik ini jadi vitamin baru buat pemulihan ekonomi 2023 dan kita lepas dari ketergantungan tekanan-tekanan,” kata dia.
Belanja Politik
Airlangga menambahkan, belanja-belanja politik justru akan menjadi penopang konsumsi masyarakat. Hal ini akan mulai terasa dampaknya di akhir tahun 2023.
“Belanja politik ini akan mendorong masyarakat dan engine ini bergerak di kuartal IV,” kata dia.
Dia menegaskan, Presiden Joko Widodo memiliki mandat hingga 80 persen. Sekalipun terjadi guncangan ekonomi akibat pandemi Covid-19, basis fundamental ekonomi dan stabilitas politik masih bisa terjaga.
Airlangga pun membandingkan beberapa negara yang carut-marut karena pandemi. Pemerintahannya goyang hingga menjadi pasien IMF lantaran gagal mengelola negara dalam keadaan krisis.
“Bandingkan dengan negara lain politik mereka gamang, beberapa negara mengalami kerusuhan, kekurangan pangan, kekurangan energi hingga masuk dalam daftar pasien IMF,” ungkapnya.
Sementara itu, Indonesia masih bisa bertahan dan tumbuh menghadapi dampak pandemi, termasuk berbagai tekananan global. Tercermin dari pertumbuhan di tahun 2022 mencapai 5,31 persen (yoy).
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi Covid-19
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto atau Menko Airlangga mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 5,31 persen merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi sepanjang Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat.
"Secara kumulatif di Tahun 2022 ekonomi mampu tumbuh di angka 5,31 persen, pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari angka pre covid-19 yaitu yang rata-rata sebesar 5 persen sebelum pandemi dan ini merupakan angka yang tertinggi sejak masa pemerintahan bapak presiden Bapak Joko Widodo," kata Airlangga dalam Konferensi Pers: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Q4 tahun 2022, secara daring, Senin (6/2/2023).
Sementara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 tembus 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY). Pencapaian tersebut berasal dari penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi yang baik.
"Tentunya di Tahun 2022 ini penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional menjadi kunci keberhasilan tercermin dalam pertumbuhan ekonomi di triwulan ke-4 yang tumbuh sebesar 5,01 persen yoy artinya dibandingkan dengan Desember tahun lalu," ujar Menko Airlangga.
Lebih lanjut, dari momentum pertumbuhan ekonomi yang cemerlang itu, dari sisi demand Airlangga melihat mayoritas komponen pengeluaran di triwulan ke-4 juga tumbuh kuat, ekspor tumbuh double digit atau 14,93 persen yoy.
Pertumbuhan ekspor didukung oleh harga komoditas yang tinggi ataupun kita sering disebut sebagai windfall harga komoditas. Selain itu impor tercatat juga tumbuh 6,25 persen yoy yang ditopang oleh impor barang modal maupun bahan baku, sehingga impor ini adalah sektor yang produktif.
Sektor Konsumsi
Adapun Airlangga menyampaikan, kontributor utama dari PDB adalah sektor konsumsi. Sektor ini mampu tumbuh 48 persen yoy, kemudian dari sisi investasi tumbuh 3,33 persen dan konsumsi rumah tangga tumbuh 5,7 persen.
Dari segi supply, berbagai lapangan sektor usaha di Kuartal IV tercatat tumbuh positif, diantaranya sektor transportasi pergudangan tumbuh sebesar 16,99 persen secara yoy, diikuti oleh makanan minuman dan akomodasi 13,81 persen.
"Tentunya ini diakibatkan dari mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara, yang paling menggembirakan adalah sektor industri pengolahan yang tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu PDB sektor industri sebesar 5,64 persen yoy," pungkasnya.
Advertisement