Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan para jajaran pengelola Badan Layanan Umum (BLU) mengenai arah fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya adalah bidikan pemerintah mengenai realisasi investasi.
Menurutnya, BLU punya peran penting dalam menggaet investor untuk bisa masuk ke Indonesia. Harapannya, bisa ikut berkontribusi pada pergerakan ekonomi di dalam negeri.
Baca Juga
"Bapak Presiden terus ingin mengingatkan investasi, didalam rangka untuk menciptakan kesempatan kerja yang berkualitas dan tentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata dia dalam Rakor BLU di Kementerian Keuangan, Kamis (2/3/2023).
Advertisement
"Nah BLU ini menurut saya penting dan punya peranan untuk menarik investasi, melakukan kerja sama investasi karena itu akan sangat menentukan banyak sekali kemampuan untuk mobilisasi kapital," sambungnya.
Ada beberapa syarat yang disebut Menkeu agar BLU mampu menarik investasi. Syarat utamanya adalah sisi kinerja dan keuangan dari BLU mampu menunjukkan hal yang baik.
Kemudian, aset yang dimiliki dikelola dengan baik, serta tata kelola BLU dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan begitu, investor dipastikan akan melirik potensi kerja sama dengan BLU.
"Bahkan BLU yang enggak baik aja banyak diincar oleh investor yang gemes ngeliatin. 'Ini kayaknya bisa deh'. Jadi tolong mungkin dari sisi entrepreneurial ditingkatkan," tegas Sri Mulyani.
Â
Bidik Investasi Rp 1.400 Triliun
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengaku cukup berat untuk mencapai target realisasi investasi 2023 sebesar Rp1.400 triliun.
"Target realisasi investasi tahun 2023 ini sebesar Rp1.400 triliun. Cukup berat, jujur," kata Menteri Investasi Bahlil, dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan IV Tahun 2022, dikutip Rabu (25/1/2023).
Bahlil pun mengungkapkan terdapat dua tantangan besar yang akan dihadapi dalam mencapai realisasi investasi tahun ini. Pertama, kondisi perekonomian global yang dipastikan akan mengalami resesi.
"Kenapa? Investasi asing langsung (FDI) kita 53 persen itu ada di Indonesia. Jadi total (realisasi investasi) Rp1.200 triliun itu hampir 53 persen itu FDI. Artinya, kalau kondisi global tidak baik, bagaimana FDI bisa masuk," jelas Bahlil.
Â
Advertisement
Masih Pede
Kendati begitu, Bahlil tetap optimis target investasi 2023 bisa tercapai. Sebab, investasi tahun 2022 saja mampu melebihi target yakni Rp 1.207,2 triliun. Maka, besar kemungkinan target 2023 juga bisa tercapai, yang terpenting adalah dukungan dari semua pihak.
"Target bapak Presiden kepada kami di Kementerian Investasi sebesar Rp 1.200 triliun. Pada awalnya banyak orang yang pesimis terhadap target ini apakah akan tercapai atau tidak. Saya dulu katakan berjanji bisa tercapai, dengan satu syarat 'kami mohon dukungan' Alhamdulillah kita mampu mencapai Rp 1.207,2 triliun," ujar Bahlil.
Tantangan kedua, yakni menyangkut dengan kondisi di dalam negeri. Pasalnya, tahun 2023 sudah memasuki tahun politik. Oleh karena itu, Bahlil meminta agar masyarakat tidak melakukan perdebatan politik yang tidak penting. Sebab, hal itu bisa menganggu stabilitas perekonomian.
"Kampret vs Cebong saya pikir tidak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang baik, jadi penting untuk kita cari narasi yang baik dalam rangka di tahun politik. Semua ini dalam rangka membuat stabilitas negara kita bagus," pungkas Bahlil Lahadalia.