Ombudsman RI Jamin Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah

Ombudsman Republik Indonesia (ORI) memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi melimpah

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2023, 18:09 WIB
Ilustrasi Pupuk Bersubsidi (Istimewa)
Ombudsman Republik Indonesia (ORI) memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi melimpah (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Ombudsman Republik Indonesia (ORI) memastikan bahwa stok pupuk bersubsidi melimpah. Hal ini disampaikan usai meninjau langsung Gudang Lini III yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika mengatakan bahwa stok pupuk bersubsidi di tiga Gudang Lini III yang dikunjungi totalnya mencapai sekitar 8.992 ton atau telah melebihi ketentuan minimum stok yang ditetapkan Pemerintah yaitu sekitar 6.500 ton.

“Kalau kita jumlahkan, stok urea maupun NPK di 3 Gudang Lini III jumlahnya 8.992 ton, artinya apa? Artinya kebutuhan stok di Kabupaten Banyuasin sudah melebihi dari ketentuan yang ditetapkan Pemerintah yaitu minimal 6.500 ton. Dengan ketersediaan stok sudah 8.992 ton, artinya stok aman, pupuk ada, pupuk bersubsidi melimpah,” demikian ungkap Yeka saat konferensi pers tentang Pengawasan Pupuk Bersubsidi di Provinsi Sumatera Selatan, Kamis (9/3/2023).

Yeka menegaskan, alokasi pupuk bersubsidi yang disediakan Pemerintah hanya bisa diterima oleh para petani yang telah memenuhi kriteria.

Adapun, kriteria yang ditetapkan Kementerian Pertanian melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar, dan menggunakan Kartu Tani (untuk wilayah tertentu).

Aturan tersebut juga menetapkan bahwa hanya 9 komoditas saja yang berhak mendapat alokasi subsidi pupuk. Komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, dan tebu rakyat. Dengan kata lain, petani yang menggarap di luar komoditas tersebut tidak lagi mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.

“Saya berharap apa yang terjadi di Banyuasin terjadi di seluruh kabupaten lain. Saya cek juga Gudang Lini I dan Lini II, stok ureanya sudah mencapai 35.000 ton, itu belum termasuk stok yang ada di karung. Jadi sebetulnya tidak perlu khawatir terkait stok, saya yakin bisa terpenuhi,” ungkapnya.

 

Bukti

Ilustrasi stok pupuk urea bersubsidi (Istimewa)
Ilustrasi stok pupuk urea bersubsidi (Istimewa)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP) Tri Wahyudi Saleh mengatakan bahwa stok pupuk urea di Gudang Lini I dan Lini II mencapai sekitar 42.000 ton yang terdiri dari 36.000 ton dalam bentuk curah, dan sisanya sudah dalam karungan 50 kg.

Sementara stok pupuk bersubsidi NPK di Gudang Lini I ada sekitar 9.000 ton dan di Lini III terdapat sekitar 6.100 ton atau mencapai 218 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan Pemerintah.

“Kalua dilihat stok ini, stok di wilayah kerja kami sudah melebihi dari ketentuan Pemerintah, juga sudah siap dilaksanakan musim tanam periode berikutnya,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya