Aturan Harga Acuan Pembelian Beras Rampung Dibahas, Kapan Rilis?

Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi mencabut harga batas atas pembelian gabah dan beras. Mengingat kondisi harga di lapangan yang terpantau anjlok.

oleh Arief Rahman H diperbarui 10 Mar 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2023, 18:15 WIB
Imbas Kenaikan BBM, Harga Beras Ikut Merangkak Naik
Warga saat membeli beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2022). Kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada melonjaknya harga beras di Pasar Induk Cipinang hingga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram akibat bertambahnya biaya transportasi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi mencabut harga batas atas pembelian gabah dan beras. Mengingat kondisi harga di lapangan yang terpantau anjlok.

Surat Edaran pencabutan harga acuan pembelian gabah dan beras tersebut diteken Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada 7 Maret 2023 lalu. Menurutnya pencabutan jadi satu upaya menjaga daya saing petani.

Sebagai gantinya, menurut perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bapanas perlu kembali menerbitkan harga acuan terbaru. Kabarnya, angka baru sudah dikantongi oleh Arief.

Kendati sudah memiliki hitungan finalnya, Arief belum mau mengungkap kapan harga acuan beras dan gabah itu dirilis. Mengingat, mulai Maret 2023 ini, sudah masuk masa panen raya.

"Kita sudah serap aspirasi perwakilan Petani, Penggiling Padi, Kementerian dan Lembaga. Kita juga sdh hitung. Semoga hasilnya dapat segera direalisasikan," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (10/3/2023).

Menyangku panen raya ini, Arief menyebut telah memberikan harga yang fleksibel ke Perum Bulog. Harapannya, Bulog bisa menyerap hasil panen raya petani lokal dengan harga yang bisa bersaing.

"Bulog kita berikan fleksibilitas harga dan bisa serap Beras Komersial," ungkapnya.

Usulan Harga Beras dan Gabah

Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan telah menjalankan pertemuan sengan pemangku kepentingan perberasan nasional. Baik dari kementerian dan lembaga, asosiasi dan organisasi petani serta pelaku usaha.

Dalam pertemuan itu, Kementerian Pertanian turut mengusulkan HPP berada di kisaran Rp4.800-Rp5.100 per kg dan BRIN mengusulkan harga GKP berkisar Rp4.850-Rp5.000 per kg.

Dalam penetapannya nanti, Pemerintah mempertimbangkan dari berbagai sisi secara menyeluruh, baik dari sisi petani, pelaku usaha penggilingan, konsumen, pengendalian inflasi dan lainnya.

"Tidak mungkin pemerintah hanya mengedepankan satu aspek dan kelompok saja. Pasti akan ada pertimbangannya, misal apabila ditetapkan terlalu tinggi bagaimana dampaknya terhadap komoditas lain. Namun yang pasti HPP GKP harga Rp4.200 per kg sudah tidak akan dipilih lagi," kata Arief.

 

Segera Diumumkan

Tinjau Harga Beras di Pasar
Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) segera mengumumkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras terbaru, setelah harga gabah kering panen (GKP) jatuh.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat mengunjungi lokasi panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis.

"Saya menanyakan langsung kepada para petani bahwa GKP-nya jatuh di harga Rp4.200, memang terlalu rendah sehingga pemerintah saat ini sedang menghitung dan nanti segera diumumkan oleh Badan Pangan harga GKP harusnya berapa," kata Jokowi dalam siaran virtual dikutip dari Antara, Kamis (9/3/2023).

Jokowi mengakui bahwa harga GKP di Kebumen yang ia temukan terlalu rendah, yakni Rp4.200 per kilogram.

Menurut Jokowi, Pemerintah melalui Bapanas tengah menghitung ulang HPP terbaru dengan memperhitungkan sewa lahan, pembelian pupuk, serta bibit, agar petani tetap mendapatkan untung.

 

 

Resmi Dicabut

20160503-Pasar- Inflasi Masih Terkendali Hingga Juni-Jakarta-Angga Yuniar
Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Diberitakan sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) secara resmi mencabut aturan harga acuan pembelian gabah dan beras. Menyusul kabar adanya ketentuan harga batas atas beras yang tak sesuai di lapangan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi telah mengeluarkan surat edaran untuk mencabut harga batas atas pembelian beras dan gabah. Surat edaran yang diteken 7 Maret 2023 ini ditujukan ke pengusaha penggilingan padi dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Surat Edaran itu bernomor 60/TS.03.03/K/03/2023 tentang Pencabutan Surat Edaran Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia. Arief menyebut kalau pencabutan ini bertujuan utnuk menjaga daya saing petani.

"Memperhatikan perkembangan produksi padi dan kelancaran pasokan gabah dari petani kepada penggilingan padi serta untuk menjaga daya saing petani, dengan ini kami sampaikan bahwa Surat Edaran Kepala Badan Pangan Nasional Nomor : 47/TS.03.03/K/02/2023 tanggal 20 Februari 2023 tentang Harga Batas atas Pembelian Gabah atau Beras dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi," tulis surat edaran tersebut, dikutip Jumat (10/3/2023).

Tetap Jaga Harga Gabah dan Beras

Kendati belum ada harga acuan terbaru, Arief meminta para pelaku usaha tetap menjaga harga pembelian gabah dan beras. Tujuannya untuk meningkatkan pola usaha yang sehat.

"Namun demikian, kami menghimbau kepada para pelaku usaha penggilingan padi agar tetap menjaga harga pembelian gabah atau beras yang wajar untuk menciptakan persaingan yang sehat di tingkat petani dan menjaga harga di tingkat konsumen," terang Arief.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya