Siapkah Jalan Nasional Seluruh Indonesia Tampung Tumpahan Pemudik di Lebaran 2023? Ini Jawabannya

Jalan lintas utara alias Pantura Jawa terpapar sepanjang 1.192 km. Saat ini, ia menyebut kondisi jalan nasional tersebut mantap 92 persen. Jalan Pantura Jawa siap menampung pemudik pada Lebaran 2023.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mar 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 08:30 WIB
Dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan saat mudik Lebaran 2023, Kementerian PUPR menyiapkan beberapa upaya untuk kesiapan jalan nasional di Pulau Jawa maupun luar Jawa. (Dok Kementerian PUPR)
Dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan saat mudik Lebaran 2023, Kementerian PUPR menyiapkan beberapa upaya untuk kesiapan jalan nasional di Pulau Jawa maupun luar Jawa. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata kesiapan jalan nasional di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Dari pendataan tersebut, jalan nasional di Pulau Jawa maupun luar Jawa siap menghadapi lonjakan saat arus mudik Lebaran 2023.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan, Kementerian PUPR menyiapkan beberapa upaya.

"Pertama, melalui dukungan kondisi operasional dan kemantapan jalan serta Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area. Memudian dukungan operasional manajemen lalu lintas, serta dukungan untuk kenyamanan pengguna jalan," urainya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/3/2023).

Hedy menyampaikan, jalan lintas utara alias Pantura Jawa terpapar sepanjang 1.192 km. Saat ini, ia menyebut kondisi jalan nasional tersebut mantap 92 persen.

"Jalan Lintas Pantai Selatan Jawa 1.543 km dengan kondisi mantap 93 persen," imbuh dia.

Untuk Sumatera, Jalan Nasional Trans Sumatera sepanjang 7.918 km yakni Jalan Lintas Barat 2.562 km dalam kondisi mantap 97 persen. Lalu, Jalan Lintas Timur 3.019 km dalam kondisi mantap 95 persen, dan Jalan Lintas Tengah 2.338 km dengan kondisi mantap 93 persen.

Sedangkan untuk Kalimantan, Hedy melanjutkan, ruas jalan nasional yang bisa digunakan sepanjang 6.556 km. Terdiri dari Lintas Utara Mantap 95,32 persen, Lintas Tengah Mantap 80,17 persen, dan Lintas Selatan dengan kondisi mantap 90,96 persen.

"Sementara, di Pulau Sulawesi, ruas lintas jalan nasional yang digunakan sepanjang 5.400 km," pungkas Hedy.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mudik Lebaran 2023 Mending Lewat Jalan Tol atau Jalur Alternatif? Begini Saran Pengamat

Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Tol Simpang Indralaya-Prabumulih yang dibangun Hutama Karya. (Dok Hutama Karya)
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Tol Simpang Indralaya-Prabumulih yang dibangun Hutama Karya. (Dok Hutama Karya)

Budaya mudik atau pulang kampung sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia setiap tahun. Menjelang Idul Fitri, masyarakat yang merantau akan mudik lebaran ke kampungnya masing-masing.

Apalagi saat ini tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan. Bahkan Kementerian Perhubungan memproyeksikan pergerakan masyarakat pada masa mudik Lebaran 2023 akan mencapai 123,8 juta orang.

Dari prediksi tersebut, pengguna kendaraan pribadi roda empat menjadi pilihan tertinggi masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik lebaran.

Lantas lebih baik mudik menggunakan jalan tol atau jalan alternatif agar tidak kena macet?

Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, tak memungkiri bahwa banyak masyarakat Indonesia menjadikan jalan tol sebagai pilihan utama selama mudik Lebaran. Sebab, masyarakat masih menganggap dengan menggunakan jalan tol akan melancarkan perjalanan.

Namun Djoko menghimbau kepada calon pemudik agar tidak selalu memandang (akses) tol itu cepat. Karena banyaknya yang memilih jalan tol untuk mudik, maka besar kemungkinan akan terjadi perlambatan atau kemacetan. Sebab, menjelang lebaran pengguna jalan meningkat dan melebihi kondisi normal.

"Sebagian besar memilih tol, sehingga pergerakan di tol menjadi lambat," imbuhnya.


Minim Tempat Istirahat

H-3 Lebaran One Way Masih Diberlakukan
Kendaraan pemudik melintas di ruas jalan tol Batang - Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019). Memasuki H-3 Lebaran, kepolisian dan pengelola jalan tol masih memberlakukan jalan tol satu arah (One Way) dari Jakarta menuju Semarang yang terpantau ramai lancar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di sisi lain, area istirahat di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan. Sejumlah rest area yang disediakan di jalan tol untuk kondisi lalu lintas normal. Sementara pada musim Lebaran, lalu lintas kendaraan yang melewati jalan tol akan di atas kondisi normal.

Oleh karena itu, sebagai calon Pemudik harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami saat menggunakan jalan tol.


Jalur Alternatif

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mempromosikan lintas Pantai Selatan Jawa atau Pansela Jawa sebagai jalur alternatif mudik Lebaran 2022. (Dok Kementerian PUPR)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mempromosikan lintas Pantai Selatan Jawa atau Pansela Jawa sebagai jalur alternatif mudik Lebaran 2022. (Dok Kementerian PUPR)

Lalu bagaimana dengan jalan alternatif, apakah aman dan tidak menyebabkan kemacetan?

Djoko menjelaskan, saat menggunakan jalan alternatif pengguna jalan harus berhati-hati dengan sepeda motor. Jika malam hari masih ada jalan alternatif yang belum dilengkapi dengan rambu dan lampu penerangan jalan. Menurutnya, perjalanan melewati jalan tol atau bebas hambatan tidak selalu lebih lancar.

"Masyarakat dapat mempertimbangkan penggunaan jalan arteri, seperti pantura dan pansel Jawa. Pada arus mudik lebaran tahun 2022, penggunaan jalan arteri pantura Jawa tergolong relatif lebih lancar ketimbang jalan tol," pungkasnya.

Infografis Peta Jalur Mudik Lebaran 2022 Rawan Bencana di Pulau Jawa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Peta Jalur Mudik Lebaran 2022 Rawan Bencana di Pulau Jawa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya