Alasan Pemerintah Tarif Listrik Tak Naik Periode April sampai Juni 2023

Tarif Listrik Tak Naik Periode April sampai Juni 2023 berlaku untuk pelanggan subsidi dan nonsubsidi.

oleh Arief Rahman H diperbarui 30 Mar 2023, 19:50 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 19:50 WIB
Pemerintah memutuskan tarif listrik non subsidi dan subsidi tidak naik periode April sampai Juni 2023.
Pemerintah memutuskan tarif listrik non subsidi dan subsidi tidak naik periode April sampai Juni 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memutuskan tarif listrik non subsidi dan subsidi tidak naik periode April sampai Juni 2023. Keputusan tarif listik tidak naik karena beberapa alasan. Tarif tersebut berlaku per 1 April sampai dengan 30 Juni 2023. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu di Jakarta, Kamis (30/3/2023) menuturkan jika keputusan tarif listrik tidak naik dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat dan mempertimbangkan kestabilan kondisi dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional. 

Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjustment) periode April-Juni 2023 yang tak berubah bisa dinikmati sebanyak 13 Pelanggan Non Subsidi PT PLN (Persero). Serta tarif tenaga listrik subsidi untuk 25 golongan pelanggan.

Pelanggan ini tetap diberikan subsidi listrik, termasuk di dalamnya pelanggan yang peruntukan listriknya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan kegiatan sosial.

Dengan tidak adanya kenaikan tarif listrik ini, Jisman berharap kepada PLN melakukan efisiensi. "Kementerian ESDM terus mendorong agar PT PLN (Persero) terus berupaya melakukan langkah-langkah efisiensi operasional dan memacu penjualan tenaga listrik secara lebih agresif," jelas dia.

Menurut Jisman, sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2020, penyesuaian tarif tenaga listrik dilakukan setiap 3 bulan apabila terjadi perubahan terhadap realisasi indikator makro ekonomi (kurs, Indonesian Crude Price/ICP, inflasi, dan Harga Patokan Batubara/HPB).

Jisman mengungkapkan, sesuai ketentuan tersebut, parameter ekonomi makro yang digunakan untuk Periode Triwulan II tahun 2023 menggunakan realisasi rata-rata November 2022, Desember 2022 dan Januari Tahun 2023, dengan realisasi kurs sebesar Rp 15.522,99/USD.

Kemudian Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 80,90 USD/Barrel, tingkat inflasi sebesar 0,36 persen dan Harga Patokan Batubara (HPB) sebesar Rp 920,41/kg (sesuai kebijakan DMO Batubara 70 USD/ton).

"Berdasarkan perubahan empat parameter tersebut, seharusnya penyesuaian tarif tenaga listrik atau tariff adjustment mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tarif pada triwulan I 2023 yang ditetapkan, namun untuk menjaga daya beli masyarakat dan mempertimbangkan kondisi saat ini, Pemerintah memutuskan tarif tenaga listrik tidak naik," ujar Jisman.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya