Liputan6.com, Jakarta Gen-Z tidak hanya masuk ke dalam pasar perjalanan, mereka seperti meledak ke dalamnya.
Menurut perusahaan riset data Morning Consult, meskipun mereka masih muda dan berpenghasilan rendah, lebih dari setengah orang dewasa Gen Z Amerika sering bepergian, setelah melakukan tiga atau lebih perjalanan liburan dalam satu tahun terakhir.
Baca Juga
Melansir CNBC, analis perjalanan dan perhotelan Morning Consult Lindsey Roeschke menyatakan bahwa Gen-Z sendiri secara luas terpapar inspirasi perjalanan melalui media sosial sehingga bepergian menjadi hal yang lebih umum di kalangan mereka.
Advertisement
“Singkatnya, mereka dibesarkan dalam masyarakat di mana perjalanan lebih diprioritaskan daripada generasi sebelumnya,” katanya kepada CNBC, Rabu (19/4/2023).
Gen-Z atau mereka ang lahir antara tahun 1997 dan 2012 bepergian lebih banyak daripada Gen-X dan baby boomer, dan setara dengan milenium, yang saat ini menjadi fokus industri, berdasarkan pernyataan Roeschke.
Namun, tidak seperti generasi sebelumnya, Gen-Z tidak menunggu sampai mereka memiliki pekerjaan bergaji tinggi atau tabungan untuk bepergian.
Menurut laporan Morning Consult tentang tren perjalanan Gen-Z, mereka justru menemukan cara untuk memasukkan kegiatan perjalanan tersebut ke dalam anggaran mereka sekarang.
Morning Consult mencatat 52% Gen-Z sering bepergian hingga lebih dari tiga perjalanan per tahunnya, sedangkan hanya 41% Gen-X dan 35% Baby-boomers yang melakukan hal serupa.
Gen-X dan Baby-boomers lebih banyak tergolong kategori wisatawan santai yang hanya bepergian paling banyak 1 hingga 2 kali dalam satu tahun.
Bukan tanpa alasan perilaku Gen-Z yang satu ini. Ada 3 hal utama yang memotivasi mereka melakukan perjalanan, yaitu untuk bersantai, melarikan diri atau berlibur, dan menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, menurut survei Morning Consult.
Namun data menunjukkan bahwa mereka lebih termotivasi untuk melakukan perjalanan untuk petualangan, kesehatan mental, dan pengalaman wisata budaya daripada generasi yang lebih tua.
Lebih dari kelompok usia lainnya, Gen Z juga berencana untuk bepergian lebih lama, melakukan lebih banyak perjalanan ke luar negeri, dan paling tidak tertarik mengunjungi tempat-tempat yang sudah pernah mereka kunjungi, menurut data Morning Consult.
Gen-Z Masih Mengkhawatirkan Biaya Perjalanan
Hanya 11% Gen Z yang sering bepergian yang berasal dari rumah tangga berpenghasilan $100.000 atau lebih setiap tahun, menurut Morning Consult.
Sebagian besar lainnya dengan persentase 61% mengatakan, mereka berpenghasilan kurang dari $50.000 per tahun, menurut data yang sama dikutip dari CNBC.
Dalam survei terhadap 4.000 siswa penuh waktu berusia 18 hingga 25 tahun, sekitar 76% menyebut biaya finansial sebagai masalah perjalanan terbesar mereka.
Survei diterbitkan pada Maret 2023 oleh perusahaan teknologi perjalanan StudentUniverse, menunjukkan hampir dua dari tiga Gen Z mencari opsi termurah saat bepergian, dan hampir setengah (46%) mengatakan mereka mengharapkan bantuan keuangan dari orang tua mereka.
Berdasarkan survei lainnya, perusahaan media Gen-Z Student Beans menyatakan bahwa mereka juga rela memotong pengeluaran lain demi membiayai perjalanan. Dalam survei tersebut, 83% orang dewasa muda mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Panduan yang diterbitkan oleh Student Beans menunjukkan bahwa dari tahun 2021 hingga 2022, pengeluaran rata-rata Gen Z per pembelian menurun untuk mode/pakaian (7%), teknologi (6%), dan makanan (12%), sementara pembelian perjalanan mereka melonjak di angka 60%.
Laporan itu juga menuliskan kesimpulan, “Krisis biaya hidup atau tidak, tidak ada yang menghalangi Gen Z mengambil istirahat yang layak.”
Advertisement