Panen Raya Jadi Penyelamat Inflasi selama Ramadan dan Lebaran

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, adanya panen raya sejak Maret 2023 turut meredam gejolak inflasi pangan pada momen Ramadan dan Lebaran 2023 di April lalu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Mei 2023, 12:40 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 12:40 WIB
Momen akrab Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat meninjau panen raya di ladang sawah Ambal, Kabupaten Kebumen. (Istimewa)
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, adanya panen raya sejak Maret 2023 turut meredam gejolak inflasi pangan pada momen Ramadan dan Lebaran 2023 di April lalu.. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, adanya panen raya sejak Maret 2023 turut meredam gejolak inflasi pangan pada momen Ramadan dan Lebaran 2023 di April lalu.

"Inflasi pada Ramadan dan Lebaran 2023 relatif lebih rendah dibandingkan Lebaran 2022, yang dipengaruhi pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga, didorong aktivitas panen sepanjang Maret-April. Deflasi cabai merah dan cabai rawit meredam tingkat inflasi umum," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, Selasa (2/5/2023).

Margo mengatakan, andil inflasi beberapa komoditas pangan di April 2023 relatif lebih rendah dibandingkan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya akibat adanya panen raya.

Sebagai contoh, tingkat inflasi bulanan atau month to month pada momen Lebaran Juni 2019 sebesar 0,55 persen. Adapun penyumbang andil terbesar berasal dari cabai merah, 0,20 persen.

Sementara pada Lebaran Mei 2022, telur ayan ras, ikan segar, bawang merah, nasi dengan lauk, hingga daging sapi memberikan andil dominan pada tingkat inflasi bulan tersebut sebesar 0,40 persen.

Adapun pada April 2023, tingkat inflasi bulanan tercatat sebesar 0,33 persen. Bila dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi bulanan terbesar pada kelompok transportasi, dengan inflasi sebesar 0,84 persen. Sektor tersebut turut memberikan andil 0,11 persen pada inflasi April 2023.

Menurut komoditas, penyebab inflasi April sebesar 0,33 persen di antaranya yang berikan andil cukup besar angkutan udara, dengan andil 0,06 persen.

Selain transportasi, angkutan antar kota turut mendongkrak inflasi bulan tersebut dengan andil 0,03 persen. Lalu juga komoditas emas, daging ayam ras, beras, dan rokok kretek filter dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen.

Bila dihitung secara tahunan atau year on year (YoY), April 2023 terjadi inflasi sebesar 4,33 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,01 persen. Demikain hasil data BPS.

 

 

Harga Tiket Pesawat Lebaran Jadi Biang Kerok Inflasi April 0,33 Persen

Tarif Batas Atas Tiket Pesawat
Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi bulanan atau month to month pada April 2023 terjadi sebesar 0,33 persen. Angka inflasi tersebut muncul khususnya selama momen Ramadan dan Lebaran yang terjadi pada bulan itu.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, bila dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi bulanan terbesar pada kelompok transportasi, dengan inflasi sebesar 0,84 persen. Sektor tersebut turut memberikan andil 0,11 persen pada inflasi April 2023.

 "Menurut komoditas, penyebab inflasi April sebesar 0,33 persen di antaranya yang berikan andil cukup besar, angkutan udara dengan andil 0,06 persen," jelas Margo dalam rilis BPS April 2023, Selasa (2/5/2023).

Selain harga tiket pesawat, angkutan antar kota turut mendongkrak inflasi bulan tersebut dengan andil 0,03 persen. Lalu juga komoditas emas, daging ayam ras, beras, dan rokok kretek filter dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen.

 

Kelompok Pengeluaran

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
BPS merilis dari kelompok pengeluaran, bagan makanan mengalami deflasi sebesar 0,07% dengan andil dalam inflasi September 2016 sebesar -0,01%, Jakarta, Senin (3/10). Harga beras dan telur ayam terkoreksi turun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun menurut kelompok pengeluaran, Margo melanjutkan, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi pada April 2023.

"Kecuali pada kelompok pengeluaran untuk informasi, komunikasi dan jasa keuangan, dimana di bulan April ini alami deflasi, namun andilnya sangat kecil pada inflasi di bulan April 2023," imbuhnya.

Bila dihitung secara tahunan atau year on year (YoY), April 2023 terjadi inflasi sebesar 4,33 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 1,01 persen.

"Jika dilihat berdasarkan series, inflasi di bulan April 2023 secara bulan ke bulan lebih tinggi dibanding inflasi bulan Maret 2023 sebesar 0,18 persen," pungkas Margo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya