Wajah Baru, Lokananta Jadi Pusat Industri Kreatif hingga Museum Musik Indonesia

Studio perekaman pertama di Indonesia, Lokananta akan diresmikan pada 3 Juni 2023, besok

oleh Arief Rahman H diperbarui 02 Jun 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2023, 20:30 WIB
Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan.
Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan. (dok: Arief)

Liputan6.com, Solo Studio perekaman pertama di Indonesia, Lokananta akan diresmikan pada 3 Juni 2023, besok. Konsep baru disebut akan hadir sebagai salah satu daya tarik aset BUMN ini.

Direktur Lokananta, Wendi Putranto mengungkapkan studio yang lahir pada 1956 ini mengusung sejumlah pilar bisnis. Mulai dari menggandeng UMKM hingga nantinya berambisi menjadi museum musik rujukan di Indonesia.

“Lokananta baru memiliki visi untuk menjadi Creative and Commercial Hub bagi para musisi, seniman, dan UMKM, lokal sehingga dapat memberikan dampak sosial, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian budaya Indonesia," ujar dia dalam Konferensi Pers, di Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (2/6/2023).

Visi itu bakal dituangkan dalam beberapa misi. Diantaranya, pertama, destinasi cagar budaya musik Indonesia, kedua, Pertunjukan kesenian usaha sebagai hubungan masyarakat. Ketiga, melestarikan & mengembangkan aset-aset seni budaya dalam bidang musik, keempat, Ruang kreatif publik bagi kegiatan komunitas & umum.

Kelima, pusat pengembangan talenta kreatif, dan keenam, Pemberdayaan sekaligus pembinaan bisnis UMKM.

"Kedepannya memang baru, tak hanya sebagai pabrik piringan hitam, tak hanya rekaman dan penyedia jasa rekaman, tapi ada pola placemaking seperti di Blok M, Mbloc, dan tempat lain. Ada kerja sama dengan pemilik lahan, disini (Lokananta) dengan PNRI, dengan Danareksa dan PPA," bebernya.

"Ini jadi pendekatan baru dimana Lokananta creative dan commercial hub bagi industri kreatif di Solo dan kita kembangkan pemberdayaan UMKM," tambah Wendi.

 

Museum Musik

Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan.
Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan. (dok: Arief)

Lebih dari itu, Wendi mengungkap salah satu ambisi yang ditanamkan di lingkungan Lokananta. Nilai historis yang melekat di Lokananta, bakal diperkuat dengan tujuan aset BUMN ini sebagai pusat rujukan museum musik Indonesia.

Dia menyebut, berbagai potensi perkembangan industri musik tanah air yang dimulai dari Lokananta sebagai harta karun di masa depan.

"Lokananta salah satu harta karun musik Indonesia, destinasi wisata, cagar budaya kedepannya yang akan menjadi landmark kota Solo dan jadi aset nasional," terangnya.

"Indonesia belum punya museum musik yang bagus, saya sudah ke Malang, disana ada museum musik, tapi duh, belum bagus. Terus terang ini (Lokananta) yang paling keren," pungkasnya.

 

Kerja Sama BUMN

Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan.
Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan. (dok: Arief)

Sementara itu, Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi mengatakan pihaknya membuka peluang kolaborasi untuk pemanfaatan Lokananta. Termasuk bagi korporasi swasta hingga BUMN.

Diketahui, proses pemugaran Lokananta memakan waktu sekitar 6 bulan. Awalnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku prihatin dengan kondisi Lokananta dan meminta studio rekaman ini untuk direvitalisasi.

“Kami juga membuka peluang kolaborasi, baik BUMN, korporasi, dan UMKM untuk dapat bersama-sama mendukung kemajuan Lokananta, sehingga Lokananta dapat menjadi creative & commercial hub bagi para musisi, seniman, dan UMKM yang memberikan dampak secara sosial, ekonomi, dan pelestarian budaya di Indonesia,” tutup Yadi.

 

Lahir dengan Wajah Baru

Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan.
Proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan. (dok: Arief)

Diberitakan sebelumnya, proses revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta telah rampung. Dengan begitu, wajah baru Lokananta pun bakal diresmikan.

Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, nilai ikonik dari Lokananta sebagai studio rekaman pertama di Indonesia tak akan dihilangkan. Bahkan, wajah baru Lokananti diperkuat dengan menjadikannya sebagai pusat kegiatan kreatif bagi komunitas dan masyarakar sekitar.

"Sebagai studio rekaman pertama di Indonesia yang merupakan “Titik Nol” musik Indonesia, Lokananta memiliki nilai historis yang tinggi, memiliki intellectual property hasil karya anak bangsa, dan merupakan cagar budaya yang harus kita jaga," ujarnya dalam Konferensi Pers, di Studio Rekaman Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (2/6/2023).

Yadi menyebut, Lokananta sempat menjadi studio rekaman terbesar yang mengalami masa kejayaan pada tahun 1970-1980, sampai akhirnya terbengkalai sejak tahun 1990an. Oleh karena itu, Kementerian BUMN memandang perlu untuk melakukan revitalisasi Lokananta.

Dengan mengamanatkan PPA yang merupakan bagian dari Holding Danareksa, aset Lokananta yang memiliki luas 2,1 hektar di pusat Kota Surakarta. Yadi menjelaskan revitalisasi dan pengembangan Lokananta telah melalui proses bisnis dan uji tuntas yang komprehensi dengan mengedepankan tata kelola yang baik, sehingga diharapkan Lokananta menjadi entitas bisnis yang berkelanjutan.

“Pembangunan fisik Lokananta dimulai pada bulan November 2022 yang ditandai dengan perhelatan Lokananta Reload pada tanggal 27 November 2022, dan diselesaikan dalam waktu hanya 6 bulan. Kami memastikan bahwa project ini dilaksanakan dengan proses bisnis yang feasible," urainya.

"Sehingga Lokananta dapat sustainable dengan berfokus pada 5 pilar bisnis: museum/galeri, studio rekaman, arena pertunjukan/amphitheater, area F&B, dan galeri UMKM," sambung Yadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya