Liputan6.com, Jakarta PLN gerak cepat melakukan pemeriksaan dan pemulihan infrastruktur kelistrikan terdampak gempa Bantul magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Jumat (30/6/2023) pukul 19.57 WIB.
"Hingga pukul 22.30 WIB, 100 persen atau 34 ribu pelanggan di Bantul, Yogyakarta, Kebumen, Jawa Tengah serta Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur yang sebelumnya mengalami gangguan listrik akibat gempa kini telah kembali menyala," kata Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY Ahmad Mustaqir, Sabtu (1/7/2023).
Ahmad menjelaskan, sebelumnya terdapat 313 gardu distribusi yang menyalurkan listrik ke 34 ribu pelanggan mengalami gangguan akibat guncangan gempa. Namun, sejauh ini tidak terdapat gardu yang rusak akibat gempa.
Adapun rinciannya sebanyak 161 gardu distribusi dengan lebih dari 26 ribu pelanggan di Pacitan dan Trenggalek, Jawa Timur. Sementara, 152 gardu distribusi dengan lebih dari 8 ribu pelanggan di Bantul, Yogyakarta dan Kebumen, Jawa Tengah.
Advertisement
PLN mengimbau masyarakat dapat segera melaporkan kepada PLN jika melihat adanya potensi kerusakan pada infrastruktur kelistrikan atau mengalami gangguan kelistrikan. Seluruh layanan PLN dapat dilakukan melalui aplikasi PLN Mobile atau Contact Center PLN 123.
Guncangan Gempa
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan penyebab gempa di wilayah Yogyakarta. Gempa dikarenakan terjadi endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang lapuk serta bersifat urai, lunak, lepas, dan belum kompak memperkuat efek guncangan gempa bumi mag 6,4 di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
Endapan kuarter yang berada di Yogyakarta, termasuk Jawa Tengah berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunung api muda, serta batuan berumur tersier berupa batuan sedimen (batu pasir, batu lempung, batu lanau, batu gamping).
Sebagian batuan berumur tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Selain itu, pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak pada bagian atas megathrust. Sesar aktif pada zona itu umumnya merupakan sesar naik.
Gempabumi Mag 6.4 Bantul Yogyakarta Timbulkan Kerusakan di 20 Titik
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat ada 20 titik kerusakan akibat gempabumi mag 6.4 pada Jumat, 30 Juni 2023, sekitar 19:57 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD, ada 20 titik kerusakan akibat gempa bumi tersebar di beberapa kecamatan/kapanewon.
"Berdasarkan data sementara yang masuk Pusdalops BPBD Kulon Progo ada 20 titik kerusakan. Data tersebut masih bisa berkembang karena belum semua informasi dan data masuk," kata Joko dikutip dari Antara, Sabtu (1/7/2023).
Ia mengatakan, gempa menyebabkan beberapa rumah warga retak dengan kerusakan ringan hingga berat.
Adapun beberapa kecamatan yang terdapat bangunan rusak akibat gempa, yakni di Galur, Wates, Kalibawang, dan Panjatan.
"Tim reaksi cepat melakukan inventarisasi dan kajian terhadap bangunan rumah dan lainnya yang mengalami kerusakan," katanya.
Sementara itu, anggota TRC Kulon Progo Sutikno mengatakan, sampai pagi ini wilayah Kulon Progo aman dari dampak gempa pada Jumat (30/6).
"Saat ini, kami masih mengumpulkan data-data berbagai wilayah personel di seluruh Kabupaten Kulon Progo yang tersebar di wilayah masing-masing," katanya.
Â
Advertisement
Guncangan Gempabumi Mag 6.4 Bantul Yogyakarta Terasa Kuat
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkap endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang lapuk serta bersifat urai, lunak, lepas, dan belum kompak memperkuat efek guncangan gempabumi mag 6,4 di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.
"Morfologi daerah tersebut umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian utara. Wilayah pantai secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E)," kata Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto dikutip dari Antara, Sabtu (1/7/2023).Â
Endapan kuarter yang berada di Yogyakarta, termasuk Jawa Tengah berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunung api muda, serta batuan berumur tersier berupa batuan sedimen (batu pasir, batu lempung, batu lanau, batu gamping).Â