Wamenkeu: Indonesia Telat Bikin Dana Abadi Pendidikan untuk LPDP

Dana abadi pendidikan berasal dari hasil penerimaan negara yang disisihkan sedikit demi sedikit. Awalnya pada tahun 2007 hanya disisihkan Rp 1 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Agu 2023, 21:10 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 21:10 WIB
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam acara persiapan keberangkatan LPDP Awardee Angkatan 210 dengan tema ”Pembentukan SDM Berintegritas dan Kepemimpinan Berdaya Saing Global". (Tira/Liputan6.com)
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam acara persiapan keberangkatan LPDP Awardee Angkatan 210 dengan tema ”Pembentukan SDM Berintegritas dan Kepemimpinan Berdaya Saing Global". (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan awal mula adanya dana abadi yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Hal ini ia katakan saat memberikan pembekalan pada Persiapan Keberangkatan LPDP 275 mahasiswa penerima beasiswa LPDP (Awardee) Angkatan 210 dengan tema ”Pembentukan SDM Berintegritas dan Kepemimpinan Berdaya Saing Global", di siarkan melalui Youtube LPDP, Rabu (9/8/2023).

Anak buah Sri Mulyani ini bercerita, dulu sangat susah sekali mencari beasiswa. Namun, sejak 2007 hingga sekarang berkat adanya dana abadi pendidikan yang dikelola LPDP, masyarakat Indonesia bisa berkesempatan mendapatkan beasiswa dengan mudah.

"(Dulu) kita nyari beasiswa itu ya juga nyari ke segala macam tempat, pokoknya segala macam tempat kita cari. Malah ada program studi apa yang ada beasiswanya, ikut. Kalau kita pengen udah kita daftar aja deh gitu program studi apa aja pokoknya asal dapat biasiswa," kata Suahasil.

Menurutnya, Indonesia terhitung telat dalam menyisihkan dan mengumpulkan dana abadi pendidikan. Pasalnya, baru tahun 2007 lah akhirnya Pemerintah mulai menyisihkan dana abadi tersebut.

"Kita merdeka tahun 1945, baru pada waktu Indonesia umur 62 tahun tepatnya di tahun 2007, kita mulai pikirkan untuk nabung (dana abadi pendidikan). Penerimaan pajak tahun ini sebagian disisihkan, dana Abadi itu ditabung," ujar Suahasil.

 

Kecil-Kecil Dulu

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam acara persiapan keberangkatan LPDP Awardee Angkatan 210 dengan tema ”Pembentukan SDM Berintegritas dan Kepemimpinan Berdaya Saing Global". (Tira/Liputan6.com)
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam acara persiapan keberangkatan LPDP Awardee Angkatan 210 dengan tema ”Pembentukan SDM Berintegritas dan Kepemimpinan Berdaya Saing Global". (Tira/Liputan6.com)

Dana abadi pendidikan berasal dari hasil penerimaan negara yang disisihkan sedikit demi sedikit. Awalnya pada tahun 2007 hanya disisihkan Rp 1 triliun, kemudian dana abadi tersebut dikelola ke dalam instrumen keuangan agar lebih berkembang.

"Tahun 2007 kita mulai berfikir, 16 tahun yang lalu mikirnya kita terima penerimaan negara tahun ini, mbok ya sebagian kita sisihkan, kita tabung. Dulu kecil-kecilan angkanya Rp 1 triliun," ujarnya.

"Kita Waktu kita coba sisihkan, artinya kita masukkan ke dalam satu akun terus dikunci nggak boleh dipakai Rp 1 triliunnya itu. Rp 1 triliun yang dikembangkan dengan cara-cara pengelolaan keuangan yang bener yang good governance yang betul-betul secara tata kelola itu dapat dipertanggungjawabkan di audit, di laporkan," tambahnya.

 

Berkembang Jadi Rp 130 Triliun

Alhasil dana abadi pendidikan yang semula Rp 1 triliun kini berkembang, dan sekarang LPDP mempunyai dana sebesar Rp 130 triliun lebih untuk dana pendidikan maupun beasiswa.

"Sekarang uang yang tadinya Rp 1 triliun kita sisihkan, sekarang di rekeningnya LPDP yang diperoleh nilainya sekarang sebesar Rp 130 triliun lebih. Hasil pengelolaaanya dipakai untuk memberangkatkan setiap batch setiap tahun," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya