Liputan6.com, Jakarta Pengamat Ekonomi Palacheta Subies Subianto mengapresiasi kinerja pemerintah di bidang ekonomi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian positif.
Palacheta mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 mencapai 5,17 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil.
Baca Juga
"Saya selaku ekonom dan juga pelaku ekonomi riil tentu menanggapi positif data yang dirilis oleh BPS ini, karena pertumbuhan yang mencapai 5,17 persen telah melebihi ekspektasi dan perkiraan banyak kalangan. Dan besaran pertumbuhan ini menunjukkan ekonomi Indonesia cukup solid," kata Palacheta yang juga Ketua HIPMI Kota Medan dikutip Jumat (7/8/2023).
Advertisement
Ekonom alumni London School of Economic and Political Science ini menjelaskan bahwa capaian Indonesia ini tentu tidak lepas dari kebijakan dalam negeri dan peran kepemimpinan yang tepat.
Selain sosok Presiden Joko Widodo, Palacheta juga menilai positif kepemimpinan menteri yang melakukan koordinasi bidang ekonomi yakni sosok Airlangga Hartarto. Menurutnya, sebagai Menko Perekonomian, Airlangga memahami dan menjalankan visi ekonomi Presiden Jokowi dengan baik.
"Saya merasakan ini duet yang ideal di periode kedua pemerintahan Jokowi. Di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Menko Perekonomiannya, Airlangga Hartarto, roda perekonomian memulih relatif cepat dan membaik pasca pandemi Covid-19 dibanding banyak negara," kata dia.
"Hal ini menunjukkan leadership, kinerja dan program pemerintah mulai berjalan tepat sasaran, mulai dari insentif KPR rumah diberlakukan, automotive dan KUR sudah berhasil dijalankan, tinggal yang diperkuat agar terjadi sustainable growth adalah iklim investasi yang stabil dan aman. Dan Indonesia melihat dari data BPS sudah mulai mendapatkan trust dari investor dan pelaku dunia usaha," tutur Palacheta.
Pertumbuhan Ekonomi
Sementara, pengajar ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Syafrizal Helmi Situmorang juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi hari ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia ke depan.
"Dimana berdasarkan data BPS kita bisa melihat bahwa sektor transportasi dan pergudangan tumbuh menjadi yang paling tinggi, artinya masyarakat sudah lebih optimis terhadap persoalan pandemi. Sedangkan di sisi lain faktor lainnya yang membuat ekonomi tumbuh adalah momen lebaran yang menstimulus pertumbuhan dan juga komponen pengeluaran pemerintah yang membuat uang ini beredar dan usaha ini menjadi jalan kembali," kata Syafrizal.
Syafrizal menjelaskan secara umum meningkatnya pertumbuhan ekonomi juga menjadi keberhasilan tersendiri bagi pemerintah.
"Terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik ini di tengah situasi ekonomi politik global yang masih rentan, sesungguhnya kredit dan apresiasi secara fair bisa kita tujukan ini kepada Menko Airlangga," ujar Syafrizal.
Meski demikian, ia mengingatkan kondisi sosial ekonomi bukan kondisi yang dapat berdiri sendiri. Indonesia tetak harus terus waspada.
"Kebijakan ekonomi harus pula mempertimbangkan variabel lain, seperti stabilitas politik atau situasi geopolitik dan sebagainya. Terdapat keterkaitan dengan faktor eksternal dan internal," tutur dia.
Advertisement
Jokowi Sebut Indonesia Termasuk 3 Negara dengan Ekonomi Tumbuh Lebih 5 Persen di G20
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen pada kuartal II 2023. Di antara negara anggota G20, Indonesia bersama India dan China masuk dalam tiga negara anggota G20 yang mampu meraih pertumbuhan ekonomi melebihi 5 persen.
Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Munas Real Estate Indonesia (REI) 2023 di Jakarta, Rabu (9/8/2023) seperti dikutip dari Antara.
“Di G20, negara-negara G20 yang tumbuh di atas 5 persen itu hanya Indonesia, India, RRT (China),” ujar Jokowi.
Adapun G20 adalah forum multilateral yang terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan Uni Eropa dengan kontribusi 79 persen terhadap perdagangan global dan 85 persen perekonomian dunia.
Jokowi menuturkan, ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen yaitu sebesar 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II 2023. Jokowi menambahkan, Indonesia capai pertumbuhan ekonomi 5 persen dalam tujuh kuartal berturut-turut.
“Kinerja ekonomi kita sudah membaik, ini disampaikan Pak Totok (Totok Lusida) Ketua REI. Sudah diumumkan Senin, 7 Agustus kemarin pertumbuhan ekonomi kita 5,17 persen,” ujar Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, daya saing Indonesia telah meningkat 10 peringkat menjadi peringkat 34 dari peringkat 44. Kenaikan 10 peringkat itu merupakan yang tertinggi di dunia.
Jokowi menuturkan, tanpa daya saing yang baik, sebuah negara akan sulit dapat bersaing di perekonomian global terutama untuk meraih investasi.
“Karena persaingan negara ini sangat ketat sekali, memperebutkan investasi. Semuanya direbutkan, saling memperbaiki diri, kecepatan perizinan, kecepatan pembebasan lahan, semuanya,” ujar dia.
Peningkatan investasi yang ditopang perbaikan daya saing menjadi penting seiring lompatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada sumber pendanaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kalau tergantung pada APBN, negara-negara itu juga mungkin tak tumbuh. Investasi menjadi kunci,” tutur Jokowi.