Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan pihaknya tengah serius untuk menghadirkan proses bisnis yang ramah lingkungan. Terutama menekan emisi karbon dari sektor hulu sampai hilir.
Nicke menjabarkan pihaknya memiliki tugas yang serius. Pertama, menjamin ketahanan energi atas kebutuhan di Indonesia. Kedua, pada saat yang sama menjalankan inisiatif dekarbonisasi untuk menurunkan emisi karbon.
Baca Juga
"Inisiatif dekarbonisasi merupakan metodologi holistik dari hulu hingga hilir," ujar Nicke Widyawati dalam sesi diskusi Indonesia Sustainability Forum 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Langkah dekarbonisasi, kata Nicke, nyatanya sudah membuahkan hasil. Dia mengatakan, perseroan telah sukses menurunkan emisi karbon sebesar 31 persen hingga 2022, tahun lalu.
Advertisement
"Dan kami sangat bangga hingga tahun lalu, kami berhasil mengurangi 31 persen emisi karbon kami dari proses internal hulu hingga hilir dan ini akan terus berlanjut pada saat kami mengubah aset yang ada menjadi kilang ramah lingkungan," ungkapnya.
BBM Ramah Lingkungan
Kilang ramah lingkungan merujuk pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan yang akan meningkatkan teknologi untuk mengolah BBM dengan kualitas yang lebih baik. Dari standar Euro 2 ke standar Euro 5.
Upaya lainnya dalam menekan emisi karbon, kata Nicke, adalah menghadirkan produk BBM dengan campuran nabati. Sehingga bisa menekan emisi yang keluar.
"Kedua, apakah kita juga mengurangi jejak karbon dari bisnis gas. Kami menerapkan penangkapan karbon di seluruh fasilitas pengolahan gas untuk menghasilkan energi gas biru, hidrogen biru, amonia biru," papar Bos Pertamina itu.
Â
Bidik Bisnis Panas Bumi
Lebih lanjut, Nicke menyampaikan ekosistem Pertamina juga menjajaki potensi bisnis di sektor panas bumi. Diketahui, ini ditandai dengan makin ekspansifnya Pertamina Geothermal Energy yang sudah melantai di bursa saham.
"Kami mengembangkan dan meningkatkan portofolio kami pada produk nol karbon, panas bumi, kami memiliki potensi panas bumi yang melimpah. Jadi kami akan menggandakan kapasitasnya dalam tiga, empat tahun ke depan dari sekarang," paparnya.
"Dan yang terakhir, karena kita masih berkontribusi terhadap emisi karbon maka inisiatif ketiga adalah inisiatif karbon negatif, yaitu penangkapan karbon dan solusi iklim, solusi berbasis alam," imbuh Nicke Widyawati.
Â
Advertisement
Soal Lebel Green
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkap strategi dalam memastikan ketahanan energi. Tak cuma itu, dia ingin produknya juga ramah lingkungan.
Namun, Nicke menyebut, pihaknya tak ingin hanya menghasilkan produk yang ramah lingkungan atau berlabel 'green'. Tapi, bisa juga sustainable atau berkelanjutan dan berdampak luas.
"Jadi strategi Pertamina yang paling utama adalah kita bagaimana membangun atau memiliki sustainable energy, sustainable artinya adalah semua materialnya dan bahan bakunya dimiliki oleh Indonesia," kata dia di sela-sela Indonesia Sustainable Forum 2023, di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Sustainable
Poin sustainable yang ditekankannya adalah pada aspek ketersediaan yang bisa memenuhi kebutuhan yang ada. Selanjutnya, masuk pada ranah energi yang rendah emisi.
"Jadi bukan cuma bicara 'green' saja, tapi juga harus sustainable, suplainya harus ada terus menerus. Kemudian kita miliki kemampuan untuk kelolanya jadi energi lebih baik yang disebut low carbon energy," paparnya.
Nicke mencontohkan, pihaknya sukses menerapkan konsep sustainable pada biodiesel B35 berbasis kelapa sawit. Pada bagian ini, Indonesia sebagai produsen kelapa sawit yang cukup besar bisa memiliki dampak berkelanjutan ke bangak sektor.
"Jadi kami yakini bahwa biodiesel adalah sustainable energi yang memang cocok untuk Indonesia karena bisa meng-create lapangan pekerjaan, mulai dari perkebunan, di pabrik prosesnya, maupun di distribusi. Jadi ini salah satu yang diluncurkan," paparnya.