Startup Bisnis Lokal Mau Berkembang? Ikuti Program Ini

Mandiri Capital Indonesia mencari startup yang sudah memiliki model bisnis cukup solid dan bisa dikembangkan.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Sep 2023, 16:49 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2023, 16:47 WIB
Startup
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang merupakan Corporate Venture Capital (CVC) serta perusahaan anak dari PT Bank Mandiri Persero Tbk, mengajak seluruh startup di Indonesia untuk mengikuti program Zenith Accelerator. Dimana melalui Zenith, startup dapat mengembangkan bisnisnya dan berkolaborasi bersama ekosistem Mandiri Group.

Nantinya, setelah mendaftar, para peserta program Zenith akan melewati beberapa tahapan seleksi online dan offline. Kemudian, sebanyak 6 startup akan terpilih menjelang akhir Oktober ini.

Startup finalis akan masuk ke dalam program dimana mereka akan melewati program akselerasi bisnis dan penciptaan sinergi bersama ekosistem Mandiri Group. Program diperkirakan selesai pada awal Januari 2024.

Program Zenith kali ini mengusung tema 'Catalyzing Innovation, Growth, and Sustainability' dan berfokus pada lima industri, yaitu Embedded Finance, B2B Value Chain, Merchant Enabler, Environment, Social and Governance (ESG), dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. 

EVP Investment and Synergy Mandiri Capital Indonesia, Rabbi Givatama menyebutkan ada beberapa kriteria utama yang perlu diperhatikan para founder startup agar bisa lolos seleksi program Zenith.

“Kami mencari startup yang sudah memiliki model bisnis yang cukup solid dan bisa dikembangkan (scalable), sudah mencapai Product-Market Fit (PMF), serta memiliki kesesuaian dengan fokus industri pada Zenith,” jelasnya. 

Untuk memperkuat peluang bisa lolos seleksi, peserta harus memiliki pitch deck yang jelas dari awal. Informasi essensial seperti bagaimana model bisnisnya, model partnership, serta keunggulannya dalam industri-sub-industri yang dicari oleh Zenith perlu tertera di dalamnya. 

 

 

Program Zenith

Ilustrasi startup. Photo: Slidebean/Unsplash
Ilustrasi startup. Photo: Slidebean/Unsplash

Program Zenith terdiri dari tiga sesi utama, yaitu sesi mentorship, workshop, dan penciptaan sinergi atau synergy creation. Nantinya, sesi mentorship akan membahas tentang pengalaman dan pengetahuan tentang bisnis dari para pakar di industrinya.

Lalu, akan ada sesi workshop FGD dengan berbagai unit bisnis dan anak perusahaan Mandiri Group, serta eksplorasi peluang sinergi yang tersedia untuk para startup terpilih. Terakhir, synergy creation dalam diskusi tatap muka 1-on-1 akan menjadi percepatan integrasi dan kolaborasi bagi kedua pihak.

“Yang membedakan program Zenith Accelerator dengan program akselerator lainnya adalah fokus kami pada product value serta impact yang dihasilkan startup, serta potensinya untuk berintegrasi dengan Mandiri Group. Hal ini tidak lain untuk mendorong sinergi yang berkelanjutan dan saling menguntungkan, ” ungkap Dennis Pratistha, selaku Direktur Investasi Mandiri Capital Indonesia.

“Zenith diharapkan dapat mendorong kemajuan startup di Indonesia dan meningkatkan synergy value yang signifikan kepada startup dan Mandiri Group". 

 

Menteri Teten Masduki: Fintech Harus Jadi Bagian Pendukung Proses Hilirisasi UMKM

Menteri Teten Masduki: Fintech Harus Jadi Bagian Pendukung Proses Hilirisasi UMKM
MenKopUKM Teten Masduki dalam acara UMKM Digital Summit 2023 di Convention Hall SMESCO, Jakarta.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menghadiri acara AFPI UMKM Digital Summit 2023 di Jakarta, Kamis (21/9). Melalui event ini, AFPI mempertemukan para pelaku UMKM dengan penyedia platform Fintech Peer to Peer (P2P) Lending untuk berinteraksi, berkolaborasi dan berbagi pengetahuan agar bisa bertumbuh di era digital. 

Menteri Teten Masduki mengatakan, sebagai bagian dari transformasi digital, kehadiran fintech P2P lending bisa menjadi bagian dalam mendukung UMKM yang masuk dalam program hilirisasi yang didorong oleh Pemerintah. Salah satunya UMKM yang masuk dalam program e-katalog UMKM dimana 40 persen pengadaan barang/jasa Pemerintah harus dialokasikan kepada UMKM, kata MenKopUKM Teten Masduki.

“Hlirisasi jangan hanya berfokus pada industri besar saja. Tetapi UMKM juga menjadi bagian dari rantai pasok industri dalam hilirisasi yang diamanatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Fintech bisa masuk untuk membantu pembiayaan ke UMKM untuk modal kerja, karena dalam program 40 persen belanja Pemerintah, UMKM memiliki kepastian harga dan pendapatan,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (22/9).

Menteri Teten mengatakan, dalam hilirisasi yang menjadi program Pemerintah, UMKM bisa membuat end product dengan teknologi. Untuk nikel misalnya, UMKM bisa memuat produk hilirisasi berupa alat makan hingga produk kesehatan. Termasuk di sektor perkebunan melalui produk CPO hingga rumput laut.

“Hilirisasi akan menjadi ekonomi baru bagi UMKM. Hal ini juga yang kami harapkan, perusahaan fintech maupun lembaga keuangan juga melihat keunggulan domestik Indonesia. Kita unggul dari banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang ada, seperti agriculture produk sawit, maupun aquaculture,” katanya.

Strategi Transformasi Digital

Menteri Teten Masduki: Fintech Harus Jadi Bagian Pendukung Proses Hilirisasi UMKM
MenKopUKM Teten Masduki dalam acara AFPI UMKM Digital Summit 2023 di Convention Hall SMESCO, Jakarta.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (MenKominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, dalam mendukung transformasi digital pihaknya memiliki beberapa strategi.

Pertama, UMKM Level Up, dalam bentuk pendampingan dan fasilitasi UMKM agar dapat go online melalui digital mentoring dan business incubator.

“UMKM didampingi oleh fasilitator baik secara daring maupun luring pada fasilitas basecamp, untuk mendapatkan pelatihan terkait teknologi digital termasuk PoS (Point Of Sale) system dan pemanfaatan fintech,” katanya.

Selanjutnya, strategi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), di mana Kemenkominfo terus mendukung dan mendorong promosi serta pendampingan produk-produk buatan Indonesia. Hingga Juni 2023, Kemenkominfo telah memfasilitasi 22 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya