Tony Blair Mau Bangun Pusat Riset dan Inovasi di IKN Nusantara

Kepala OIKN mengatakan pusat riset Tony Blair ini akan bermanfaat bagi perusahaan rintisan atau start up untuk berkembang.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Okt 2023, 17:41 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 17:41 WIB
IKN
Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Tony Blair Institute for Global Change telah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU untuk pengembangan pusat riset dan inovasi di IKN Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Tony Blair Institute for Global Change telah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU untuk pengembangan pusat riset dan inovasi di IKN Nusantara. Nantinya akan ada peluang kerja sama juga dengan lembaga riset dan inovasi dari berbagai negara.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan hal ini sejalan dengan tujuan dari IKN Nusantara. Disamping itu, ini akan membuka peluang bagi mitra-mitra yang sejalan.

"Pengembangan zona riset dan inovasi juga sejalan dengan tujuan Nusantara untuk menjadi laboratorium hidup, yang memberikan peluang unik bagi para mitra untuk menerapkan konsep dan pengetahuan baru mereka dalam menciptakan kota yang layak huni dan dicintai," ujarnya dalam momen penandatanganan MoU di Kantor Badan Otorita IKN, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

"Saya membayangkan kawasan ini sebagai rumah bagi inkubator inovasi Nusantara," sambung dia.

Bambang mengatakan pusat riset ini akan bermanfaat bagi perusahaan rintisan atau start up untuk berkembang. Lalu, diharapkan juga bisa memunculkan suatu ide bisnis baru dari lokasi ini.

Disamping itu, perusahaan rintisan itu juga disebut akan mendapat mentor yang tepat hingga membangun jaringan di pusat riset Nusantara.

"Saya juga percaya bahwa zona ini tidak hanya akan menghasilkan teknologi mutakhir, namun juga ramah lingkungan, yang akan membantu kita memanfaatkan sumber daya alam kita," ungkap dia.

"(Pemanfaatan) sumber daya secara lebih efisien, melestarikan keanekaragaman hayati, hidup selaras dengan alam dan budaya, serta berkontribusi terhadap tantangan perubahan iklim global," sambung Bambang Susantono.

 

 

Punya Museum Futuristik

IKN
Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Tony Blair Institute for Global Change telah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU untuk pengembangan pusat riset dan inovasi di IKN Nusantara.

Otorita Ibu Kota Nusantara (Otorita IKN) berencana membangun museum dengan teknologi futuristik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Saat ini, otorita IKN tengah melihat contoh-contoh museum di seluruh dunia termasuk France Museums.

Kami ingin mengetahui beberapa hal tentang pengembangan museum terkini. Sebagai contoh, ada museum untuk melihat sejarah, tapi sekarang banyak konsep-konsep museum yang lebih masa depan. Misalkan dengan penggunaan teknologi hologram," ujar Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dikutip dari Antara, Jumat (6/10/2023).

Bambang melanjutkan, Otorita IKN mengunjungi France Museums di Paris, Perancis antara lain untuk membahas terkait pembangunan museum di kawasan Ibu Kota Nusantara

"Selain membahas sekadar pembangunan sebuah museum, Otorita Ibu Kota Nusantara dengan pihak France Museums juga melakukan sharing knowledge terkait bagaimana membangun sebuah museum dengan teknologi yang futuristik," katanya.

Otorita IKN berdiskusi banyak hal terkait museum dengan Junia Jorgji selaku Direktur Proyek Khusus France Museums dan Herve Barbaret selaku Direktur Umum France Museums.

Di dalam diskusi ini dibahas bagaimana aspek keunikan di dalam pembangunan museum mampu menjadi kunci keberhasilan. Oleh karena itu, dibahas juga terkait bagaimana membangun sebuah museum di Kawasan Ibu Kota Nusantara dengan teknologi yang futuristik, namun juga juga dapat merepresentasikan karakter dari IKN.

 

 

Out of the box

Direktur Proyek Khusus France Museums Junia Jorgji mengatakan bahwa ini kesempatan yang baik untuk berpikir out of the box."Yang penting adalah, jangan mencontoh sesuatu yang sudah ada," kata Junia.

Selain itu, hal yang menjadi unsur penting di dalam museum adalah bagaimana menciptakan teknologi yang adaptif.

Direktur Umum France Museums Herve Barbaret mengatakan, teknologi tentunya sangat cepat berubah. Teknologi yang disiapkan saat museum dibangun bisa jadi sudah berubah trennya pada saat pembukaan. Hal ini dikuatirkan malah tidak sesuai dengan harapan pengunjung. Teknologi hanya sebagai alat.

Dengan melalui sesi diskusi antara Ibu Kota Nusantara dengan pihak France Museums, Indonesia dapat belajar dengan apa yang telah terjadi di beberapa museum di Perancis.

Di mana seiring berjalannya waktu pengunjung di beberapa museum di Perancis semakin berkurang. Hal ini dikarenakan kurang dimaksimalkannya dua hal penting yaitu keunikan dan teknologi yang adaptif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya