Top 3: Langkah Indonesia Jadi Negara Maju Dijegal IMF dan Sejumlah Negara

Berita mengenai langkah Indonesia jadi negara maju dijegal IMF dan sejumlah negara ini menjadi berita yang banyak dibaca. Berikut daftar berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Sabtu (21/10/2023).

oleh Septian Deny diperbarui 21 Okt 2023, 08:20 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2023, 08:20 WIB
Logo IMF
Berita mengenai langkah Indonesia jadi negara maju dijegal IMF dan sejumlah negara ini menjadi berita yang banyak dibaca. Berikut daftar berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Sabtu (21/10/2023). (Foto: aim.org)

Liputan6.com, Jakarta - Ternyata ada negara yang tidak suka jika Indonesia menjadi negara maju. aksi negara yang tidak ingin Indonesia menjadi negara maju tersebut sangat terlihat.

Ketidaksukaan ini tertuang dalam kebijakan pemerintah untuk melarang ekspor nikel mentah dan hasil alam lainnya guna mendorong hilirisasi.

Berita mengenai langkah Indonesia jadi negara maju dijegal IMF dan sejumlah negara ini menjadi berita yang banyak dibaca. Berikut daftar berita yang paling banyak dibaca di kanal Bisnis Liputan6.com, Sabtu (21/10/2023):

1. IMF dan Sejumlah Negara Jegal Langkah Indonesia Jadi Negara Maju

Indonesia terus berjuang untuk menjadi negara maju. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melaju kencang. Namun sayangnya, ada sejumlah negara lain yang tak ingin Indonesia menjadi negara maju. 

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan, aksi negara yang tidak ingin Indonesia menjadi negara maju tersebut sangat terlihat. Ketidaksukaan ini tertuang dalam kebijakan pemerintah untuk melarang ekspor nikel mentah dan hasil alam lainnya guna mendorong hilirisasi.

"Ada negara-negara yang tidak ingin Indonesia maju," kata Bahlil kepada awak media di Gedung Kementerian Investasi, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2023).

Baca artikel selengkapnya di sini

2. Menteri Bahlil Soal Konflik Rempang: Yang Diberitakan Terlalu Lebay

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, mengapresiasi dukungan dari Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia, dalam percepatan pengembangan Pulau Rempang.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, mengapresiasi dukungan dari Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia, dalam percepatan pengembangan Pulau Rempang.

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Bahlil menyebut, persoalan di Pulau Rempang hanya merupakan masalah misskomunikasi atau kesalahpahaman pesan yang telah diselesaikan pemerintah.

"Dan sekarang alhamdulillah Rempang sudah membaik, yang diberitakan itu tidak separah itu lah, yang diberitakan terlalu lebay," kata Bahlil kepada awak media di Gedung BKPM, Jakarta Pusat, Jumat (20/10).

Sebaliknya, lanjut Bahlil, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang secara terang-terangan memamerkan persoalan internal terkait kepentingan ekonomi. Khususnya mengenai investasi.

Baca artikel selengkapnya di sini

3. Musim Tanam Padi di Sejumlah Wilayah Indonesia Mundur Sebulan

Tanam Padi Musim Kemarau
Kondisi tanah yang pecah-pecah saat petani melakukan penanaman bibit padi pada area persawahan kering di Desa Muara Bakti, Kampung Muara Sepak, Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Kementerian Pertanian (Kementan) meminta para petani bersiap untuk menyambut musim tanam. Sebab, awal musim hujan diperkirakan terjadi November-Desember 2023.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan jadwal tanam di beberapa wilayah Indonesia bakal mengalami kemunduran 10 hingga 30 hari.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG bahwa dampak fenomena El Nino awal musim hujan 2023/2024 umumnya diperkirakan bakal terjadi pada bulan November hingga Desember 2023 mendatang.

Baca artikel selengkapnya di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya